Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Rugi, Berikut Catatan Kinerja Keuangan Garuda Indonesia 2014-2019

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Humas Kementerian Pariwisata
Pesawat Garuda Indonesia
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara menyusul ditemukannya motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik maskapai tersebut.

Penemuan barang mewah oleh petugas Bea dan Cukai di lambung pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA9721 bertipe Airbus A330-900 Neo terjadi pada Minggu (17/11/2019) lalu.

Di tengah ramai pemberitaan soal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, kinerja maskapai Garuda tidaklah secemerlang nama besarnya. 

Bahkan salah satu perusahaan pelat merah tersebut pernah mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun pada periode sembilan bulan pertama 2019, Garuda berhasil meraup untung.

Berikut catatan kinerja keuangan Garuda Indonesia: 

1. Triwulan ketiga 2019, untung Rp 1,7 Triliun

Garuda Indonesia berhasil mencatatkan laba bersih senilai USD 122,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun.

Dikutip dari Kompas.com, 1 November 2019, jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sekitar 127,97 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.

Melonjaknya laba bersih sejalan dengan kenaikan pendapatan Garuda pada kuartal III 2019 senilai 3,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 49 triliun.

Baca juga: Sandiaga Miris Petinggi Garuda Indonesia Salah Gunakan Kekuasaan

2. 2018, rugi Rp 2,45 Triliun

Maskapai pelat merah ini pada 2018 mencatatkan rugi bersih sebesar 175,02 juta dollar AS atau setara Rp 2,45 triliun.

Dikutip dari Kompas.com, 26 Juli 2019, Garuda Indonesia harus mempublikasikan ulang (restatement) laporan keuangan tahun 2018.

Hal tersebut merespons hasil keputusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sebelumnya, Garuda Indonesia memoles laporan keuangan pada 2018 dengan mencetak laba bersih 5 juta dollar AS meningkat tajam dari 2017 yang rugi 216,58 juta dollar AS.

Baca juga: Profil 5 Direksi Garuda Indonesia yang Dipecat Erick Thohir

3. 2017, rugi Rp 2,98 Triliun

Maskapai Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan kerugian bersih (net loss) sebesar 213,4 juta dollar AS sepanjang 2017 atau sekitar Rp 2,98 triliun (kurs Rp 14.000)

Dikutip dari Kompas.com, 26 Februari 2018, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, kerugian perseroan sebagian besar disebabkan peningkatan biaya bahan bakar avtur, yakni sebesar 16,5 persen secara tahunan.

Sepanjang 2017, biaya bahan bakar yang dikeluarkan Garuda mencapai 1,155 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 924,7 juta dollar AS.

Adapun pendapatan operasi Garuda tercatat sebesar 4,2 miliar dollar AS pada 2017. Angka tersebut meningkat sebesar 8,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,9 miliar dollar AS.

Baca juga: Sejarah Panjang Garuda Indonesia yang Pernah Rajai Langit Asia

4. 2016, untung Rp 124,5 Miliar

Pada 2016, Garuda Indonesia mampu mencatatkan laba bersih senilai 9,36 juta dollar AS atau Rp 124,5 miliar.

Dikutip dari Kompas.com, 22 Maret 2017, Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, penurunan laba bersih disebabkan persaingan bisnis aviasi yang ketat pada 2016.

Salah satunya, persaingan harga tiket antar maskapai.

Tetapi, pada sembilan pertama 2016, Garuda Indonesia masih membukukan kerugian sebesar 43,6 juta dollar AS.

Baca juga: Ramai Penyelundupan Harley, Berikut 3 Dirut Garuda Indonesia yang Pernah Terjerat Kasus

5. 2015, untung Rp 1,075 Triliun

Dikutip dari Kompas.com, 16 Februari 2016, Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar 77,97 juta dollar AS sepanjang 2015 atau sekitar Rp 1,075 triliun (kurs Rp 13.788). 

Laba yang dicacatkan perusahaan pelat merah ini lebih disebabkan oleh penyusutan beban usaha. Pasalnya, pendapatan Garuda Indonesia masih menurun.

Pada 2014, pendapatan Garuda Indonesia mencapai 3,93 miliar dollar AS. Sementara pada 2015, pendapatannya turun menjadi 3,81 miliar dolar AS.

Baca juga: PKS: Erick Thohir Punya Banyak PR, Selain Kasus Dirut Garuda Indonesia

6. 2014, rugi Rp 4,87 Triliun

Garuda Indonesia mencatatkan kerugian sebesar 371,9 juta dollar AS selama tahun buku 2014 atau sekitar Rp 4,87 triliun (kurs Rp 13.100)

Capaian tersebut merosot jika dibandingkan capaian keuangan Garuda Indonesia pada 2013 yang meraup laba sebesar 13,583 juta dollar AS.

Dikutip Kompas.com, 20 Maret 2015, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Arof Wibowo mengatakan, kerugian tersebut diakibatkan adanya tekanan dari faktor eksternal dan internal yang membuat kinerja melemah.

(Sumber:Kompas.com/Mutia Fauzia, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Achmad Fauzi, Estu Suryowati, Yoga Sukmana, Akhdi Martin Pratama | Editor:Sakina Rakhma Diah Setiawan, Bambang Priyo Jatmiko, M Fajar Marta, Erlangga Djumena)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi