Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Marie Fredriksson, Vokalis Roxette Sekaligus Survivor Kanker Otak

Baca di App
Lihat Foto
AFP/PATRIK STOLLARZ
Vokalis Roxette, Marie Fredriksson saat tampil di Cologne, Jerman, pada 19 Maret 20111. Marie Fredriksson meninggal dunia pada usia 61 tahun, Senin (9/12/2019).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dunia musik pop berduka atas kepergian vokalis Roxette, Marie Fredriksson pada Senin (9/12/2019) waktu setempat.

Perempuan kelahiran Swedia, 30 Mei 1958 ini memiliki karier yang sukses di negara asalnya sebelum membentuk Roxette.

Sejak remaja, Marie telah memiliki ketertarikan pada musik, apalagi setelah ia mengetahui musik seperti The Beatles, Joni Mitchell, Jimi Hendrix, dan Deep Purple.

Saat berusia 17 tahun, ia mendaftar di sekolah musik di Svalov Municipality di Swedia Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 1979, Marie merupakan salah satu anggota grup punk Strul, sebuah band yang menyelenggarakan festival musik mereka sendiri di era itu.

Tak lama, Strul bubar dan Marie mulai merilis karya solo, album pertamanya, Het Vind dikeluarkan pada 1984.

Dua tahun kemudian, dia membentuk Roxette bersama Per Gessle.

Mereka akhirnya berkolaborasi menyanyikan dan membuat lagu-lagu dan memperoleh keberhasilan moderat di Swedia.

Baca juga: Diperingati Tiap 10 Desember, Ini Sejarah Hari HAM Internasional

Bintang Internasional

Dengan karier duo ini, Marie dan Gessle memutuskan bahwa dengan bersama-sama, mereka dapat berjuang untuk menjadi bintang internasional.

Dilansir dari The Guardian, Marie mengaku pernah mendapatkan komentar dari kritikus Swedia yang menyebutkan Roxette tidak akan berhasil.

Menurutnya, para kritikus Amerika seringkali tidak bersahabat.

Namun, Roxette tetap bermusik dengan tampilan segar, Marie dan Gessle tampil dengan potongan rambut runcing.

Roxette mendapatkan ketenaran pada 1980-1990an di mana Marie dikenal karena memiliki suara yang kuat dan performanya yang dinamis ketika di atas panggung.

Ketika merilis album dan single, penjualan menjadi laris manis dan sering ludes terjual dari 50.000 sampai 200.000 kopi.

Baca juga: Mengapa Orang Tua Tidak Menyukai Musik Modern?

Tur Pertama

Pada 1987, mereka memulai tur pertama mereka, "Rock Around the Kingdom", sebuah tur bersama Eva Dahlgren dan Ratata.

Selain itu, lagu-lagu Roxette pun sempat masuk dalam tangga lagu Amerika.

Judul lagu "Just for a Day" masuk dalam sepuluh hits teratas di Svensktoppen atau tangga lagu mingguan di Sveriges Radio.

Selanjutnya, mereka merilis album studio kedua, "Look Sharp!" pada 21 Oktober 1988 dan memperoleh kesuksesan komersial langsung di Swedia.

Terbukti, album itu terjual lebih dari 140.000 kopi dalam sepuluh hari rilis.

Duo ini, bagaimanapun, menerobos Amerika Serikat pada tahun 1989 dengan single "The Look" yang menjadi hits lokal sebelum akhirnya mencapai urutan No.1 di chart Hot 100 Billboard.

Tiga single Roxette yang menduduki puncak tangga lagu dalam dua tahun, yakni "Listen to Your Heart", "Joyride", dan "It Must Have Been Love".

Untuk lagu "It Must Have Been Love" digunakan mengisi soundtrack dari film populer Pretty Woman yang dibintangi oleh Julia Roberts dan Richard Gere.

Baca juga: Mengapa Banjir di Venesia Menjadi Perhatian Dunia?

Konser di Indonesia

Tidak hanya moncer di luar negeri, penikmat musik Roxette juga banyak dari kalangan dalam negeri.

Dilansir dari Harian Kompas, 6 Februari 1995, Roxette manggung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 6 Februari 1995 malam.

Saat itu, Marie mengungkapkan konsernya di Jakarta merupakan bagian dari tur konser dunia "Roxette Crash! Boom! Bang! World Tour 1994/1995".

Mereka membawakan lagu-lagu yang berasal dari album "Crash! Boom! Bang!" dan lagu lainnya yang sempat mendunia.

"Bagi kami yang penting sekarang dan masa datang adalah Roxette. Kami tidak memikirkan untuk bersolo karier," ujar Marie ketika diwawancara Kompas.

Roxette, seperti band ABBA dan Ace of Base, meraih kesuksesan besar sebagai band asal Swedia yang bernyanyi dalam Bahasa Inggris, membuat musik pop menjadi sangat apik.

Meskipun popularitas Roxette di AS memuncak antara 1989 dan 1991, kariernya bertahan lama.

Hingga 2016 sudah 10 album dirilis, tujuh di antaranya platinum bersertifikat di berbagai negara.

Baca juga: Cerita di Balik Viralnya Ajakan Rektor UNY Tonton Konser Sheila On 7 dengan IP

Mulai sakit

Karier Marie tergelincir pada 2002, ketika ia mengalami kejang di kamar mandi.

Pengujian dan pemeriksaan media mengungkapkan bahwa penyebabnya adalah tumor otak ganas.

Pemulihan dan kemunduran terjadi, namun dia terus membuat musik (Marie membuat tiga album solo setelah didiagnosis) dan pada 2012, Marie memulai tur reuni dengan Gessle.

Setelah melalui pengobatan intensif, dia dinyatakan sembuh.

Namun penyakit tersebut membuatnya sulit untuk belajar lirik baru, tetapi dia masih ingat semua hit Roxette.

"Touring membuatnya merasa luar biasa," ujar Gessle kepada The Guardian.

Selamat Jalan Marie...

Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi