Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Penangkapan Saddam Hussein oleh Pasukan AS

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Saddam Hussein pada 1991.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 16 tahun lalu, tepatnya 13 Desember 2003, mantan Presiden Irak Saddam Hussein ditangkap pasukan Amerika Serikat.

Selama 9 bulan, Saddam Hussein berada dalam persembunyiannya setelah dikudeta pada 20 Maret 2003 oleh AS yang melakukan invasi ke Irak.

Invasi tersebut didasari atas tudingan AS kepada pemerintahan Saddam yang dianggap menyimpan senjata kimia.

Meski demikian, tudingan itu tak pernah terbukti.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam jejak Saddam

Saddam, yang menjabat sebagai Presiden Irak selama lebih dari 20 tahun itu lahir dari keluarga miskin di Tirkit, 100 mil dari Baghdad, pada 1937.

Dikutip dari Britannica, setelah pindah ke Baghdad pada usia muda, Saddam bergabung dengan Partai Baath, partai yang membesarkan namanya pada tahun 1957.

Ia ikut serta dalam beberapa percobaan kudeta di Irak dan menempatkan keponakannya, Ahmed Hassan al-Bakr sebagai Presiden Irak pada 1968.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Terjang Flores, Lebih dari 1.300 Orang Meninggal

Presiden al-Bakr hanya dianggap sebagai boneka dari Saddam Hussein yang telah menduduki jabatan tertinggi di Partai Baath.

Sebelas tahun kemudian, Saddam mengambil alih kekuasaan setelah al-Bakr mengundurkan diri pada 1969.

Di bawah kepemimpinannya, Irak berubah menjadi negara yang disegani dan memiliki pasukan militer yang kuat.

Berbeda dengan sikap Mesir yang memilih jalan kompromi dengan Israel, Saddam secara tegas menentang pendudukan Israel.

Ia juga mengecam perjanjian Camp David yang dilakukan oleh Presiden Mesir, Anwar Sadad di tahun 1978.

Pada awal tahun 1980, Irak terlibat perang dengan Iran akibat konflik di perbatasan.

Perang Teluk I tersebut menjadi perang terlama di abad ke 20 dan memakan korban jutaan jiwa dari kedua belah pihak.

Dua tahun berselang, Irak kembali terlibat perang dengan Kuwait pada 1990.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Pembantaian 800 Penduduk di El Mozote

Invasi tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya akses laut yang dimiliki oleh Irak sehingga tidak bisa melakukan ekspor minyak secara optimal.

Padahal, Irak saat itu sangat bergantung pada ekspor minyak untuk memulihkan perekonomian negara yang tengah memburuk usai Perang Teluk I.

Irak berhasil dipukul mundur oleh pasukan koalisi Barat. Sepanjang tahun 1990-an, Irak mendapat sanksi berupa embargo ekonomi dari PBB.

Petaka menimpa Saddam kala pasukan Amerika Serika melakukan invasi ke Negeri Seribu Satu Malam itu pada 2003.

History menuliskan, selain menuduh Saddam menggunakan senjata kimia, AS juga menuduh Irak melakukan penjualan minyak secara ilegal.

Setelah lari dari kejaran AS, Saddam juga ditemukan oleh pasukan AS ketika sedang bersembunyi di sebuah lubang sedalam enam kaki di luar kora Tikrit.

Pemimpin besar Irak itu kemudian menjalani eksekusi hukuman gantung pada 30 Desember 2006.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya PT Pertamina

Hingga saat ini, Irak tak kunjung menemui kedamaian dan kemakmuran.

Amerika Serikat yang dianggap sebagai "juru selamat" setelah mengambil alih pemerintahan pasca-kudeta, tak mampu membawa Irak ke arah yang lebih baik.

Bahkan, Irak terjerumus dalam perang saudara berkepanjangan akibat politik sektarian antara Sunni dan Syiah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi