Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Pencak Silat

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Pencak silat
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Setelah menunggu selama dua tahun, pencak silat akhirnya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Penetapan tersebut dilakukan di Bogota, Kolombia, Kamis (12/12/2019) waktu setempat.

Bagaimana sejarah pencak silat?

Mengenai kelahiran pencak silat di Indonesia, tak ada yang tahu secara pasti kapan pertama kali muncul.

Minimnya dokumentasi sejarah membuat sejarah awal pencak silat di Indonesia sulit dideteksi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, banyak sejarawan meyakini bahwa pencak silat bermula dari pasukan tentara di setiap kerajaan yang mahir dalam bela diri.

Baca juga: UNESCO Tetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda

Berkembang di Jawa Barat

Harian Kompas, 8 Mei 2004, menuliskan, di Jawa Barat, pencak silat mulai berkembang sejak tahun 1780.

Adalah Sakir, seorang tokoh dari Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, yang mempunyai ilmu kebatinan tinggi.

Karena dikenal dengan 'luhung elmu' (berilmu tinggi), banyak orang yang belajar bela diri kepadanya.

Sakir pun menamakan bela diri itu dengan pencak silat.

Beberapa sumber menyebutkan, bela diri itu bernama penca di Jawa Barat.

Untuk menguji kesaktiannya, Sakir pernah melawan seorang China dari Makau di Alun-alun Cianjur dan memenangkan duel itu.

Kemasyhuran Sakir akhirnya terdengar sampai ke telinga Bupati Cianjur Raden Aria Wiratanudatar II.

Sakir kemudian diangkat menjadi guru pencak silat dan juru keamanan di kantor kabupaten.

Sepeninggal Bupati Cianjur, Sakir kemudian dibawa ke Bogor dan dijadikan pengawal Bupati Bogor, dan ia tinggal di Cimande.

Oleh karena itu, pencak silat yang disebarkan Sakir dinamakan aliran Cimande.

Pencak silat Cimande ini terus menyebar hingga ke Cianjur Selatan dan Garut Selatan, terutama di daerah-daerah perkebunan.

Penyebaran ini dilakukan oleh para murid Sakir hingga tahun 1930. Setelah periode itu, berkembanglah aliran lain, seperti pencak silat Cikalong.

Sejak zaman Majapahit

Catatan sejarah lain mengatakan, pencak silat di Jabar sebenarnya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Kidung Sunda Kuna Sundayana menyebutkan, Sri Baduka Maharaja dari Kerajaan Pajajaran memamerkan seni pencak silat ketika mengiringi putrinya, Dyah Pitaloka Citaresmi, untuk dipersunting Raja Majapahit Hayam Wuruk sekitar tahun 1357.

Meski jauh sebelum abad ke-20, perguruan pencak silat tertua di Jawa Barat sendiri baru berdiri pada tahun 1909 yang benama Perguruan Panglipur, seperti dikutip dari Harian Kompas, 27 Juli 2007.

Sementara itu, nama pencak silat di berbagai daerah di Indonesia memiliki keberagaman.

Di Jawa, Bali, dan Madura, pencak silat dikenal dengan nama pencak.

Sementara di Sumatera, terutama Sumatera Barat, menyebutnya silek atau silat.

Menjelang kemerdekaan, Pemerintah Kolonial Belanda melarang masyarakat melakukan bela diri pencak silat.

Para pesilat menyiasatinya dengan menjadikan pencak silat sebagai bentuk seni tari.

Pada tahun 1948 baru dibentuk IPSI. Sejak saat itu, nama pencak silat kembali populer di Indonesia.

Kata pencak silat kini digunakan secara internasional oleh hampir seluruh negara di berbagai benua.

Puluhan negara telah memiliki perkumpulan pencak silat dan bergabung dalam perkumpulan pencak silat dunia.

Kendati sudah dilombakan di Asian Games 2018, tapi cabang olahraga pencak silat belum dilombakan di gelaran olahraga terbesar dunia, yaitu Olimpiade.

(Sumber: Harian Kompas)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi