KOMPAS.com- Perilaku dua orang remaja laki-laki tengah keramas sambil mengendarai sepeda motor di jalanan Pasuruan Kota, viral di media sosial pada Kamis (12/12/2019).
Mereka adalah S dan I, pelajar di sebuah SMA di Pasuruan, Jawa Timur.
Saat dikonfirmasi, Kasatlantas Polres Pasuruan Kota AKP Achmadi membenarkan peristiwa yang terekam dalam video viral itu.
Ia mengatakan, kedua remaja tersebut melakukannya karena iseng ingin viral.
Tak hanya di Pasuruan, di Mojokerto, Jawa Timur, dua orang perempyan juga melakukan hal yang hampir sama, yakni mandi di jalanan sambil mengendarai motor.
Kasatlantas Polres Mojokerto AKP Boby Zulfikar, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/12/2019), mengatakan, kedua wanita tersebut berinisial IC dan AA.
Baca juga: Viral Remaja Keramas Sambil Mengendarai Motor
Boby mengatakan, kedua wanita mandi di jalanan sambil mengendarai motor hanya karena ingin viral atau mencari sensasi.
Peristiwa seperti ini kerap kali terjadi. Aksi-aksi yang tak sepantasnya, dilakukan dengan alasan ingin viral.
Apa yang bisa direfleksikan dari fenomena seperti ini?
Menarik perhatian
Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menganggap perbuatan tersebut merupakan suatu perubahan sosial.
Ia mengatakan, perubahan sosial tersebut cukup penting untuk diperhatikan karena
pergeseran ruang privat dijadikan sensasi untuk bisa menarik perhatian di ruang publik.
"Jadi ini perbuatan yang seharusnya dilakukan di ruang privat, bergeser ke sensasi ruang publik agar bisa mendapatkan perhatian," ujar Drajat saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Drajat, keinginan mendapatkan perhatian kini mudah dilakukan mengingat pesatnya perkembangan media sosial.
Baca juga: Viral Scoopy Abu-abu Berjajar Rapi di Parkiran Ahmad Dahlan, Ini Faktanya...
Ketika ditarik ke konteks Indonesia, menurut dia, hal seperti ini tidak seharusnya terjadi.
"Tapi pola-pola seperti ini sepertinya menjadi tren, karena orang-orang ingin dikenal, orang-orang ingin viral dan sebagainya," ujar dia.
Dalam pandangan studi kritis, lanjut Drajat, fenomena seperti ini merupakan bagian dari transformasi perilaku yang terbuka di ruang publik.
Perilaku tersebut seharusnya dilakukan secara tertutup di kamar mandi, namun sekarang dilakukan dengan terbuka.
Ingat jejak digital
Drajat mengatakan, perbuatan tersebut akan berakibat fatal pada remaja-remaja karena rekam jejak di internet masih terdeteksi.
Selain berakibat pada remaja yang melakukan perbuatan tersebut, juga berakibat kepada masyarakat yang lain .
"Tapi yang jadi masalah adalah ketika ini dibagikan, nantinya akan sampai kepada masyarakat, khususnya anak-anak," jelasnya.
Nantinya, perilaku mandi di jalanan tersebut akan diartikan oleh anak-anak bahwa mereka merasa diizinkan melakukan hal-hal seperti itu.
Dalam hal ini, Drajat menyarankan kepada pihak kepolisian untuk bertindak mengatasi hal tersebut.
"Pertama, mereka kan tidak menggunakan helm, itu membahayakan keselamatan mereka, lalu yang kedua mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan moral, tangkap dia," kata Drajat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.