Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teror" Hewan Sepanjang 2019: Tawon Ndas, Harimau, hingga Ular Kobra

Baca di App
Lihat Foto
Dok. BBKSDA Riau
Kemunculan harimau sumatera di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil, Riau, Kamis (23/5/2019).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Menjelang akhir 2019, teror ular kobra, baik anakan maupun induk, menimbulkan kekhawatiran di sejumlah daerah.

Tercatat, daerah yang banyak ditemukan kemunculan ular kobra di antaranya di Jakarta, Jember, dan Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sebelum teror ular kobra, hewan lain yang sempat mendapatkan perhatian karena meresahkan warga adalah Vespa Affinis alias tawon ndas.

Selengkapnya, berikut teror hewan sepanjang 2019 yang dirangkum dari berbagai pemberitaan Kompas.com:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Tawon ndas

Sepanjang 2019, terjadi sejumlah kejadian yang menghebohkan akibat serangan tawon ndas.

Serangan tawon dengan nama ilmiah Vespa Affinis ini menggegerkan masyarakat wilayah Jawa Tengah seperti Klaten, Kudus, Sukoharjo, Solo, Pemalang, Brebes dan Tegal.

Di Sukoharjo, sejak Januari hingga November 2019, 400 sarang tawon ndas bahkan telah dimusnahkan.

Tak hanya Jawa Tengah, kasus tawon ndas juga menghantui wilayah Jawa Timur, yakni di Kediri, dan Tuban.

Tawon ini juga muncul di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Selain di Pulau Jawa, tawon ndas juga muncul di Sinjai Borong, Sulawesi Selatan.

Keberadaan tawon ndas membuat resah karena dalam beberapa kasus menyebabkan korban meninggal dunia karena sengatannya.

Di wilayah Klaten, misalnya, sepanjang 2019 terdapat 13 kasus kejadian serangan tawon ndas, dengan korban 2 orang meninggal dunia.

Selain itu, korban umumnya juga memerlukan perawatan intensif seperti kejadian yang menimpa bocah di Kudus.

Lantaran serangan tawon ndas, seorang anak mengalami bengkak di kepala dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: 5 Fakta Tawon Ndas yang Harus Diketahui, dari Waktu Aktif sampai Feromon

2. Ular kobra

Selain teror tawon ndas, beberapa wilayah di Pulau Jawa juga diteror dengan kemunculan ular kobra di beberapa tempat.

Kemunculan ular kobra tersebut di antaranya di Ciracas, Jakarta Timur; Jember Jawa Timur; Sukoharjo, Jawa Tengah; serta Wonosari, Gunungkidul.

Dari catatan Kompas.com, ular-ular tersebut beberapa muncul dalam bentuk anakan.

Jumlahnya bahkan ada yang hingga lebih dari 20 ekor, seperti kemunculan ular kobra di Palur Sukoharjo.

Di Pasar Kemiri Muka, Depok, ular kobra juga dilaporkan muncul. Bahkan, ular tersebut mematuk salah seorang pedagang buah di sana.

Akibat kejadian tersebut, korban dilarikan ke rumah sakit.

Terkait kemunculan ular-ular kobra di berbagai wilayah, Peneliti Herpetologi Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Amir Hamidy mengatakan, kemunculan kobra adalah sesuatu yang wajar.

Pasalnya, awal musim penghujan ini adalah musim yang ideal bagi telur-telur kobra untuk menetas.

Baca juga: Teror Ular Kobra di Beberapa Daerah, Seberapa Bahaya Bisanya?

Selain itu, menurut Amir, Pulau Jawa memang lokasi habitat asli sebaran ular kobra sehingga wajar ketika kobra ditemukan di banyak lokasi di Pulau Jawa.

Sekali bertelur, kobra bisa menghasilkan telur hingga lebih dari 20 butir. Indukan kobra biasanya akan meninggalkan anaknya sebelum telurnya menetas.

Oleh karena itu, ketika menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana.

Baca juga: Anak Ular Kobra Gigit Pedagang di Pasar Kemiri Muka Depok

3. Harimau

Ketika Pulau Jawa ramai dengan teror tawon ndas dan ular kobra, wilayah Sumatera resah dengan teror harimau.

Salah satu wilayah yang dihantui dengan kemunculan harimau adalah Aceh.

Melansir pemberitaan Kompas.com, 7 Desember 2019, kemunculan harimau Sumatera di permukiman warga Aceh diduga dipicu kerusakan hutan yakni adanya alih fungsi lahan dan penebangan hutan.

Selain itu, binatang ini juga memilih memangsa ternak warga lantaran perburuan rusa marak terjadi.

Baca juga: Menyoal Fakta Serangan Harimau di Sumsel, Tiga Petani Tewas hingga Akibat Perburuan Liar

Tak hanya di Aceh, sepanjang November-Desember 2019, dalam satu bulan ada lima korban diterkam harimau di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Dari peristiwa itu, 3 warga yang merupakan petani meninggal dunia.

Selain di Aceh, munculnya harimau di area pemukiman di kawasan Pagaralam diperkirakan akibat habitatnya yang terganggu.

Perburuan rusa, babi, hutan, dan kambing terjadi marak di wilayah tersebut.

Selain itu, jalur harimau yakni Tugu Rimau kini dijadikan objek wisata untuk menjadi jalur pendakian Gunung Dempo.

Harimau memiliki wilayah teritorial sendiri dan ia tak akan keluar kecuali terancam.

"Semua kejadian yang menjadi korban harimau berada di dalam hutan lindung. Artinya jalur mereka ini mulai terhimpit dan susah mencari makan. Dalam satu hari, wilayah jelajah harimau bisa mencapai 20 kilometer, bahkan bisa lebih kalau ia kesulitan mencari makanan," jelas Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumatera Selatan Martialis Puspito dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (13/12/2019).

(Sumber: Kompas.com /Aji YK Putra, Nur Rohmi Aida, Anggita Nurlitasari  I Editor: Aprillia Ika, Resa Ayu Kartika, Rahmawati, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Tips Mencegah Ular Masuk Rumah
 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi