Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riau, Terkepung Asap Saat Kemarau, Terendam Banjir Saat Musim Hujan

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, terpantau dari udara oleh Tim Satgas Karhutla Riau, Jumat (23/8/2019).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Provinsi Riau kini kembali menjadi perhatian. Tak lama setelah asap hilang, kini warganya berhadapan dengan kepungan banjir.

Pada September 2019, Riau terkepung asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kebakaran (KLHK), kebakaran hutan di Riau pada 2019 ini mencapai 76.267 hektar.

Angka tersebut dua kali lebih besar jika dibandingkan luas kebakaran hutan pada 2018 yang mencapai 37.236 hektar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat terjadi kebakaran hutan, Riau telah menetapkan status siaga darurat kebakaran sejak 19 Februari 2019 hingga 31 Oktober 2019.

Artinya, kebakaran hutan di Riau sudah dimulai tak lama setelah musim hujan berlalu.

Kualitas udara yang tidak sehat mengakibatkan banyak warga Riau terserang penyakit pernapasan.

Pada September lalu, BNPB mencatat ada 275.793 orang menderita penyakit ISPA.

Baca juga: BNPB Jadikan Kabupaten Ogan Ilir Pilot Project Wilayah Pemulihan Pasca-Karhutla

Gubernur Riau Syamsuar, yang baru dilantik pada Februari 2019, juga tak luput dari sorotan publik.

Kala itu, ia justru bertolak ke Thailand di tengah kebakaran hutan yang melanda wilayahnya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo turut berkomentar. Ia mengatakan, aalih-alih meninggalkan Riau, seharusnya Syamsuar berempati atas penderitaan rakyatnya.

"Harusnya dia punya empati, sensitivitaslah. Masyarakat lagi menderita, ya ditunda kalau hanya sedekar lihat pameran," ujar Tjahjo, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (16/12/2019).

Banjir rendam 5 kabupaten

Kini, derita warga pun masih berlanjut. Tercatat ada lima kabupaten di Riau yang terendam banjir.

Kelima kabupaten itu adalah Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, dan Pelalawan.

Akibatnya, ribuan rumah warga, sekolah, rumah ibadah, kantor pemerintahan, hingga perkebunan terendam terendam banjir.

Seorang bocah berusia enam tahun dilaporkan meninggal dunia karena tenggelam di Dusun Pelanduk, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu.

Baca juga: Cerita Korban Banjir Kampar, Panik Saat Tengah Malam hingga Menahan Lapar

Korban tenggelam akibat terpeleset ketika bermain air banjir luapan sungai dan terbawa arus.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edward Sanger mengatakan, banjir tersebut karena luapan beberapa aliran sungai.

"Salah satunya di Kabupaten Kampar, yakni aliran Sungai Kampar meluap setelah dibukanya lima pintu waduk PLTA Koto Panjang," kata Edward, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (13/12/2019).

Potensi banjir masih akan terus mengancam wilayah itu, mengingat luapan air Sungai Kampar Kanan masih bertambah tinggi.

(Sumber: Kompas.com/Idon Tanjung/Rakhmat Nur Hakim/Fitria Chusna Farisa | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief/Abba Gabrillin/Bayu Galih/Icha Rastika).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi