Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Video Viral Perempuan Ambil Bunga di Tol dan Kesadaran Menjaga Fasilitas Umum...

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar video Twitter
Seorang perempuan mencabut bunga di tol Singosari Malang
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang perempuan yang terekam mencabut tanaman yang berada di pembatas jalan tol.

Video ini mendapatkan respons dari warganet sehingga menyebar dan mengundah beragam komentar.

Sebagian besar menyayangkan tindakan perempuan tersebut karena dianggap mengambil yang bukan haknya dan merusak fasilitas publik.

Namun, kejadian seperti ini, merusak fasilitas publik, bukan hanya kali ini terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindakan lainnya pernah terjadi, seperti mencuri lampu jembatan, pencurian bantalan rel kereta api, atau salah satu taman di Surabaya yang rusak akibat diinjak-injak masyarakat peserta sebuah acara.

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menilai, fenomena seperti ini menunjukkan ada persoalan serius karena tidak adanya kepedulian masyarakat untuk menjaga fasilitas publik.

Baca juga: Viral Video Perempuan Cabut Bunga di Tol Singosari-Malang, Ini Tanggapan Jasa Marga

Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Ruang publik tidak bermakna

Pertama, menurut Drajat, adanya keterasingan ruang publik di tengah masyarakat. Ruang publik dinilai tidak memiliki makna tertentu bagi mereka.

Hal ini membuat masyarakat tidak memiliki kepedulian untuk turut menjaganya.

Sebaliknya, mereka merasa bisa mengambil, merusak, atau melakukan apa pun terhadap apa yang ada di ruang publik.

Drajat menyebutkan, hal ini dilatarbelakangi oleh kontrol negara atau pemerintah yang terlalu kuat terhadap ruang publik.

"Memang selama ini negara yang mengambil alih, dikelola oleh negara, dimiliki oleh negara, maka ruang-ruang publik itu tidak dirasakan milik rakyat," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/12/2019) malam.

"Karena tidak dirasakan milik mereka sendiri, maka mereka ada yang memetik, mengambil gitu. Jadi ada kayak semacam ketidakbermaknaan terhadap ruang publik itu," lanjut dia.

Drajat menilai, hal ini membuat masyarakat merasa, apa pun yang terjadi pada fasilitas publik, ada negara atau pemerintah yang akan memperbaikinya. 

 

Kesenjangan

Faktor kedua yang dinilai Drajat menjadi penyebab fenomena ini adalah kesenjangan antara masyarakat dengan fasilitas publik itu sendiri.

Seharusnya, ruang publik menjadi area interaksi partisipasi masyarakat. Semakin banyak kegiatan atau interaksi yang dilakukan di ruang publik, maka rasa memiliki masyarakat terhadap ruang publik itu akan semakin tinggi.

"Jalan raya misalnya, kita mengenal ada Car Free Day. Itu adalah ruang partisipasi rakyat di jalan itu. Kalau itu minim, maka rakyat merasa tidak memiliki, maka kemudian dia merusak ruang-ruang publik itu," kata Drajat.

Untuk menghentikan hal ini, lanjut dia, setidaknya ada beberapa hal yang pekerjaan rumah bersama.

Menurut Drajat, pertama, negara seharusnya tidak terlalu banyak mengontrol ruang publik.

Baca juga: Viral Video Perempuan Ambil Tanaman di Tol, Mengapa Perilaku seperti Ini Kerap Terjadi?

Ia menekankan pentingnya pelibatan masyarakat untuk turut menjaga dan merawat ruang publik yang merupakan milik bersama.

"Negara yang sudah terlalu kuat, negara yang mengurusi semuanya, maka akibatnya hak publik rakyat ini kayak dirampas, diambil alih sendiri oleh negara. Mestinya yang seperti ini ada upaya-upaya sejak dini melibatkan masyarakat untuk ikut merasakan ruang publik milik mereka," kata Drajat.

Kedua, edukasi atau sosialisasi yang seharusnya diberikan kepada masyarakat tentang arti ruang publik.

Sosialisasi itu bisa menambah pengetahuan masyarakat tentang apa itu ruang publik dan bagaimana seharusnya mereka bersikap.

"Ruang publik itu tidak bisa tiba-tiba menjadi ruang publik, ruang publik itu ada proses penyadaran dan internalisasi ruang publik. Jadi ruang publik ini harus diajarkan, harus ditularkan, nah itu nanti caranya macam-macam," kata Drajat.

Terakhir, kesadaran dari masyarakat untuk menjaga ruang publik dan fasilitas umum yang ada di sekitarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi