Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Kembali Pecahkan Rekor Suhu Terpanasnya, Rata-rata 41,9 Derajat Celcius

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kondisi darurat telah diumumkan di New South Wales, Australia, karena suhu terpanas yang terjadi di wilayah itu.

Negara ini mengalami hari terpanasnya pada Selasa (17/12/2019) dan memecahkan rekor suhu terpanasnya kembali pada Rabu (18/12/2019).

Rata-rata suhu maksimum yang tercatat adalah 41,9 derajat celcius.

Sebelumnya, catatan suhu pada hari Selasa telah mencapai 40,9 derajat celsius. Catatan ini juga telah memecahkan rekor sebelumnya pada tahun 2013, yaitu 40,3 derajat celcius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir BBC, pihak yang berwenang di New South Wales tengah berjuang dengan 100 peristiwa kebakaran yang terjadi.

Kondisi ini menjadi krisis yang memakan waktu berbulan-bulan untuk diatasi.

Kondisi darurat

Menteri Utama New South Wales Gladys Berejiklian mengumumkan tujuh hari kondisi darurat dengan adanya ramalan bahwa kondisi akan semakin memburuk.

"Kekhawatiran terbesar selama beberapa hari ke depan adalah ketidakpastian, dengan angin dan suhu yang sangat panas," kata Gladys kepada wartawan pada Kamis (19/12/2019), sebagaimana dikutip BBC.

Pengumuman akan kondisi darurat ini memberikan kekuatan tambahan kepada pihak-pihak yang berwenang atas pengelolaan kebakaran untuk mengatasi krisis.

Pengumuman ini merupakan yang kedua di New South Wales sejak bulan lalu.

Badan Meteorologi setempat mengatakan, pada Desember 2019, rekor suhu terpanas juga telah terpecahkan di beberapa tempat, dengan suhu di selatan kota Adelaide yang mencapai 45,3 derajat celsius.

Nullarbor, yang juga berada di selatan Australia, mencapai suhu 49,9 derajat celsius.

Kebakaran hutan yang terjadi di Australia selama beberapa bulan, telah membunuh 6 orang dan menghancurkan ratusan rumah serta membakar jutaan hektar lahan.

Krisis ini diperparah dengan kekeringan yang terjadi dan telah memicu munculknya kritik terhadap kebijakan iklim negara.

Banyak kemarahan yang muncul di media sosial ditujukan kepada Menteri Scott Morison karena justru pergi berlibur saat kondisi darurat terjadi.

Menurut media lokal, ia berlibur ke Hawai bersama keluarganya.

Masyarakat pun melakukan protes di luar kediamannya di Sidney untuk menuntut aksi cepat atas perubahan iklim yang terjadi.

Penyebab

Kondisi darurat yang terjadi di New South Wales tidak terlepas dari kenaikan suhu yang terjadi secara umum di Australia. 

Australia memanas di minggu ini sebagai akibat dari massa udara panas yang bergerak ke timur dan melintasi benua.

Penggerak iklim terbesar dari panas ini adalah Indian Ocean Dipole (IOD) positif, yaitu ketika suhu permukaan laut lebih hangat di separuh bagian barat dari samudera dan lebih dingin di bagian timur.

Perbedaan antara dua temperatur ini adalah yang terkuat dalam 60 tahun terakhir.

Perairan yang lebih hangat menyebabkan curah hujan rata-rata lebih tinggi di wilayah Samudera Hindia bagian barat.

Kondisi ini memicu terjadinya banjir dan kondisi yang lebih kering di Asia Tenggara dan Australia.

Menurut Badan Meteorologi setempat, Australia telah mulai menghangat secara keseluruhan sekitar 1 derajat celsius sejak tahun 1910, dengan pemanasan terbesar yang terjadi sejak 1950.

Pemerintah memprediksi, pada 2019, berdasarkan suhu yang telah tercatat sejauh ini, akan menjadi 4 tahun terhangat yang pernah ada dalam catatan.

Imbauan Badan Meteorologi

Badan Meteorologi setempat telah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, meminum banyak air, dan mengikuti saran dari layanan darurat di tengah gelombang panas yang terjadi.

Suhu diperkirakan akan melebihi 45 derajat celsius di New South Wales, Victoria, dan Australia Selatan.

Gelombang panas adalah bencana alam paling mematikan di Australia, yang telah membunuh ribuan orang, dibandingkan kebakaran hutan ataupun banjir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi