KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memublikasikan video proses terjadinya gerhana matahari cincin (GMC) pada Kamis (26/12/2019) kemarin.
Dalam video berdurasi satu menit tersebut, terlihat proses tertutupnya Matahari oleh Bulan secara detil.
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN Dr. E. Sungging, M.Si mengatakan, video tersebut merupakan pengamatan GMC di Singkawang, Kalimantan Barat.
"Video disunting supaya terlihat prosesnya," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/12/2019).
Menurut Sungging, proses pengamatan dilakukan melalui teropong yang diarahkan ke Matahari.
"Untuk merekam saat-saat terjadinya gerhana matahari cincin," ujar dia.
Ia menjelaskan, proses dilakukan menggunakan waktu Siak, Riau, dengan waktu pembulatan.
Baca juga: 12 Tahun Lagi, Gerhana Matahari Cincin Akan Lintasi 5 Wilayah Indonesia Ini
Kontak pertama atau proses awal gerhana dimulai pukul 10.22 WIB.
"Masuk fase cincin pukul 12.15 WIB. Annular utama pukul 12.17 WIB," kata Sungging.
Fase cincin berakhir dua menit kemudian, yaitu pukul 12.19 WIB, dan akhir fase gerhana pukul 14.14 WIB.
LAPAN melakukan pengamatan di beberapa titik, yaitu Siak, Singkawang, Bandung, Pasuruan, dan Garut.
Berikut video terjadinya GMC yang dibuat oleh LAPAN:
Mengenal GMC
GMC merupakan peristiwa kedudukan Matahari, , Bulan, dan Bumi tepat segaris. Pada saat itu, piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil dibandingkan piringan Matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yakni gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Ketika puncak gerhana, besaran piringan Matahari yang tertutup bergantung pada
magnitudo gerhana.
Baca juga: 20 April 2023, Gerhana Matahari Total Terjadi di Wilayah Timur Indonesia
GMC yang terjadi di tahun ini, tepatnya pada 26 Desember 2019 melewati 25 kota/kabupaten di 7 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, GMC terlihat sempurna di Singkawang, Kalimantan Barat.
Proses gerhana
Gerhana dimulai saat kontak pertama terjadip ketika piringan Bulan mulai menutupi piringan Matahari.
Piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.
Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut kontak kedua, dan akan berakhir saat seluruh piringan Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat kontak ketiga.
Waktu dari kontak kedua hingga kontak ketiga disebut sebagai durasi cincin atau fase cincin, di mana waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.
Meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak
berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.
Baca juga: [POPULER TREN] Gerhana Matahari Cincin 2019 | Klarifikasi Viral Polsuska Todongkan Pistol
Di Indonesia sendiri, pernah terjadi dua kali fenomena GMC yang dapat teramati.
Yaitu, GMC pada 22 Agustus 1998 dengan jalur cincin melewati Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian utara. Serta, GMC pada 26 Januari 2009 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.
Diprediksi, GMC akan kembali dapat teramati di Indonesia pada 2031 dan 2042.
GMC pada 21 Mei 2031 dengan jalur cincin melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Sementara itu, GMC pada 14 Oktober 2042, jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.