Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Pantai Carita Anyer Aman Dikunjungi Wisatawan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/BISNIS INDONESIA/NURUL HIDAYAT
Foto udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Gunung Api Krakatau kembali erupsi pada Selasa (31/12/2019) pagi.

Gunung api strato tipe A ini mengeluarkan kolom abu dengan ketinggian kurang lebih 1.000 meter dari atas puncak.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menjelaskan, tidak diperbolehkan adanya aktivitas di wilayah sejauh 2 kilometer dari kawah.

Meski demikian, sejumlah kawasan wisata di wilayah Provinsi Banten dinyatakan aman untuk dikunjungi wisatawan. 

“Area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilayah Lampung Selatan masih aman dari ancaman bahaya aktivitas Gunung Anak Krakatau,” kata Kasbani kepada Kompas.com, Selasa (31/12/2019) sore.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasbani menuturkan, berdasarkan data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas gunung saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava, dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif.

“Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin,” ujar dia.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi Tinggi Kolom 1.000 Meter, Tak Ganggu Penerbangan

Gempa-gempa letusan dan gempa vulkanik selama tiga bulan terakhir, lanjut Kasbani, menunjukkan masih adanya suplai fluida dari kedalaman.

Jenis fluida diduga didominasi oleh gas atau uap air, namun belum signifikan.

Gunung Anak Krakatau muncul dalam kaldera, pasca-erupsi paroksimal tahun 1883 dari kompleks vulkanik Krakatau.

Aktivitas erupsi pasca-pembentukan dimulai sejak tahun 1927, pada saat tubuh gunung api masih di bawah permukaan laut.

Selanjutnya, tubuh Gunung Anak Krakatau muncul ke permukaan laut sejak tahun 1929.

Sejak saat itu, hingga kini Gunung Anak Krakatau berada dalam fasa konstruksi atau membangun tubuhnya hingga besar.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Turis Dialihkan ke Pulau Sebesi atau Pahawang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi