Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Cabai Kurangi Risiko Kematian akibat Serangan Jantung dan Stroke

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi cabai
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Banyak orang menggemari makanan yang mengandung cabai.  

Baru-baru ini, peneliti telah menemukan bahwa makan cabai secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

Dikutip dari CNN, riset tersebut dilakukan dengan membandingkan risiko kematian orang.  Beberapa di antaranya makan cabai dan beberapa lainnya tidak.

Status kesehatan dan kebiasaan makan peserta dipantau selama delapan tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa mereka yang makan cabai setidaknya empat kali per minggu memiliki risiko kematian 40 persen lebih rendah.

"Fakta yang menarik adalah penurunan risiko kematian tidak tergantung pada jenis diet yang diikuti banyak orang," kata Ketua Tim Peneliti Marialaura Bonaccio, seorang ahli epidemiologi di Mediterranean Neurological Institute (Neuromad).

Baca juga: Daftar Harga Pangan yang Naik Jelang Tahun Baru 2020, Cabai Semakin Mahal

"Dengan kata lain, seseorang dapat mengikuti diet Mediterania atau makanan apa pun. Yang jelas, semua cabai memiliki efek sebagai protektor," sambungnya.

Riset ini menggunakan data dari studi Moli-Sani yang melibatkan sekitar 25 ribu peserta di wilayah Molise, Italia bagian selatan.

Direktur Departemen Epidemiologi dan Pencegahan di Neuromed Licia lacoviello dan seorang profesor di Universitas Insubria, Varese, Italia menjelaskan, khasiat cabai telah diketahui secara turun-temurun di Italia.

"Sekarang, seperti yang telah diamati di China dan Amerika Serikat, kita tahu bahwa berbagai tanaman dari spesies capsicum dapat bermanfaat bagi kesehatan kita, meski dikonsumsi dengan cara berbeda," kata Iacovello.

Saat ini, tim peneliti berencana untuk menyelidiki mekanisme biokimia yang membuat cabai baik untuk kesehatan.

Baca juga: Sensasi Segar dan Pedas, Mocktail Pakai Cabai?

Peneliti di beberapa negara pun memuji riset tersebut sambil melontarkan beberapa catatan.

"Menarik, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsumsi cabai dan manfaat kesehatan," kata ahli diet dan pengajar senior di Aston Medical School, Inggris, Duane Mellor.

Menurut Mellor, efek positif dari konsumsi cabai yang diamati dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan bagaimana paprika digunakan dalam diet keseluruhan.

Ian Johnson, seorang peneliti nutrisi di Quadram Institute Bioscience di Norwich, Inggris memuji penelitian tersebut sebagai penelitian observasional berkualitas tinggi berdasarkan metode yang digunakan.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa riset itu tidak menemukan bahwa makan lebih banyak cabai memberikan manfaat kesehatan tambahan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Biji Jambu dan Biji Cabai Bikin Usus Buntu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi