Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut 2020, Bagaimana Perencanaan Keuangan yang Baik?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi uang
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Tahun baru 2020 akan segera datang. Tidak ada salahnya membuat daftar keinginan yang akan dicapai di tahun mendatang.

Perencanaan yang matang akan membuat tujuan hidup lebih terarah.

Selain itu, seseorang juga akan lebih mudah menentukan prioritasnya dalam mengatur keuangannya.

Financial Planner Eko Endarto menjelaskan, setidaknya terdapat empat hal yang harus diperhatikan saat seseorang merencanakan keuangan.

Pertama adalah pengeluaran untuk cicilan hutang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Eko, dalam merencanakan keuangan, porsi cicilan hutang maksimal sebesar 30 persen dari penghasilan.

"Di luar daripada itu, berbahaya akan menganggu pengeluaran-pengeluaran lainnya," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/12/2019).

Namun, lanjut Eko, seseorang yang tengah mencicil rumah, dapat melonggarkan anggaran ini hingga 40 persen dari penghasilan.

"Kalau cicil rumah kan aset yang digunakan adalah hutang, tapi itu aset produktif karena harganya naik," tuturnya.

Kedua yaitu menyiapkan anggaran untuk investasi. Eko menjelaskan, nilai investasi ini dianggarkan sebesar 10 persen dari penghasilan.

Ketiga untuk proteksi lebih kurang 10 persen juga.

Keempat, atau sisa penghasilan bisa digunakan untuk konsumsi. 

Baca juga: Ini Pentingnya Bikin Perencanaan Keuangan Sejak Muda...

Dana darurat

Eko mengatakan, setiap orang yang mempunyai pekerjaan memerlukan dana darurat.

Dana darurat ini dapat digunakan ketika seseorang membutuhkan pengeluaran mendadak atau tidak bisa diantisipasi.

"Kalau pengeluaran diantisipasi itu dilakukan dalam anggaran bulanannya," ucapnya.

Besaran dana darurat ini, setidaknya tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan, bergantung posisi orang masing-masing.

"Kalau anak-anak milenial saya rasa 3 kali cukup lah ya. Karena masih muda dan gampang cari kerja lagi," kata Eko.

"Kalau sudah berkeluarga, umur makin tinggi, maka cadangannya juga harus besar," lanjutnya.

Dana darurat ini dimasukkan ke dalam aset atau produk yang dapat diambil sewaktu-waktu saat dibutuhkan.

Baca juga: Baru Menikah dan Ingin Punya Bayi, Simak Tips Keuangan Ini

Tentukan prioritas

Beberapa waktu lalu, pembahasan mengenai membeli kendaraan atau hunian terlebih dahulu sempat ramai dibahas di media sosial.

Eko menjelaskan, dalam hal ini, seseorang harus memperhatikan prioritas atau tingkat kepentingan masing-masing individu.

"Tergantung kebutuhan, urgensinya seperti apa. Mobil dulu nggak masalah, tapi saran saya sih kalau bisa rumah dulu," ujarnya.

Sebab, harga rumah selalu naik. Berbeda dengan harga mobil yang cenderung mengalami penurunan setiap tahun. 

Terlebih, saat ini pilihan transportasi begitu beragam, dan seseorang dapat memaksimalkannya dengan baik.

"Jaman sekarang transportasi tidak harus memiliki. Tapi bisa share. Ada transportasi online," tuturnya.

"Kalau boleh dibuat prioritas, rumah dulu kemudian mobil," ujar Eko.

 Baca juga: Untuk Masa Depan Cerah, 5 Tips Keuangan Ini Bisa Diterapkan Millenial

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi