Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 1 Januari 2007, AdamAir Jatuh di Selat Makassar

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sebuah kursi penumpang pesawat dan serpihan Boeing 737-400 AdamAir merupakan bukti temuan baru hasil penyisiran di pesisir pantai di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Jumat (12/1/2007).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 12 tahun lalu, tepatnya 1 Januari 2007, pesawat AdamAir dengan nomor penerbangan KI 574 Surabaya-Manado jatuh di Selat Makassar.

Sebanyak 96 penumpang dan kru pesawat menjadi korban dalam peristiwa kecelakaan ini.

Harian Kompas, 2 Januari 2007, memberitakan, pesawat dengan Captain Pilot Refri A Widodo dan Kopilot Yoga, berangkat dari Surabaya pukul 12.59.

Pesawat sedianya akan sampai di Manado pada pukul 16.14 WITA.

Akan tetapi, 1 jam 7 menit setelah terbang, pesawat putus kontak dengan radae Air Traffic Centre (ATC) Bandara Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pada saat putus kontak, posisi pesawat berada pada 85 mil laut (157,42 kilometer) sebelah barat laut Makassar dengan ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter)," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara saat itu, Mohammad Iksan Tatang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Akhir dari Pembajakan 8 Hari Pesawat Indiana Airlines

Kondisi pesawat

Direktur Keselamatan dan Keamanan Penerbangan AdamAir Captain Hartono menjelaskan, sebelum berangkat kondisi pesawat dalam keadaan baik dan tidak ada gangguan.

Pesawat Boeing 737-400 buatan tahun 1990 itu melakukan pemeriksaan C-Check terakhir pada Desember 2005.

Pesawat tersebut sudah terbang selama 45.371 jam dengan 26.725 kali pendaratan.

Sementara, sertifikat kelayakan pesawat tersebut akan habis pada 17 Januari 2007.

Pesawat tersebut mengangkut 96 penumpang yang terdiri dari 85 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan empat bayi, sedangkan kru pesawat berjumlah empat orang, yakni Felawati, Nining, Dina, dan Ratih.

Hartono menjelaskan, saat terbang, berat kargo yang diangkut pesawat tersebut seberat 55,5 ton dengan kapasitas bahan bakar cukup untuk penerbangan selama 4 jam 10 menit.

Upaya pencarian

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan instruksi untuk mengerahkan semua kemampuan pemerintah tanpa batasan waktu, demi menemukan pesawat AdamAir.

Diberitakan Harian Kompas, 12 Januari 2007, serpihan pesawat (potongan ekor) baru ditemukan setelah 11 hari pencarian.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Messina Tewaskan 100.000 Orang

Setelah temuan pertama itu, sejumlah serpihan lain mulai bermunculan.

"Saya lega serpihan sudah ditemukan. Saya berharap penumpangnya juga bisa segera ditemukan," ujar salah satu keluarga korban, Hendricus Handono Warih.

Tak kurang dari 20 lembaga atau kesatuan yang berbeda diturunkan untuk menyisir pantai dan perairan yang membentang dari Kabupaten Barru hingga Kota Parepare.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan pihak AdamAir, dari 40 barang yang ditemukan, hanya 27 items yang merupakan bagian pesawat AdamAir.

Kotak hitam juga berhasil ditemukan pada hari ke-25 pencarian.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 27 Januari 2007, setelah penemuan kotak hitam tersebut, proses pencarian pesawat AdamAir resmi dihentikan.

Ketua Tim Pencari Pesawat AdamAir Marsekal Pertama Eddy Suyanto mengatakan, evakuasi tidak akan dilakukan karena badan pesawat telah hancur berkeping-keping dengan ukuran paling besar hanya sekitar 2 meter dan lebar 1 meter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi