KOMPAS.com - Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Ibu Kota DKI Jakarta dan beberapa wilayah di sekitarnya pada hari pertama tahun 2020, Rabu (1/1/2020).
Banjir ini dipicu hujan lebat yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019) malam.
Perbincangan mengenai banjir seketika tak hanya terjadi di dunia nyata, media sosial pun diramaikan dengan perbincangan dan perkembangan soal kondisi banjir di beberapa wilayah.
Hal itu dibuktikan dengan kata-kata kunci terkait banjir, populer di media sosial Twitter hingga saat ini.
Sejak Rabu hingga Kamis (2/1/2019), trending Twitter Indonesia diwarnai dengan tagar #banjirJakarta dan #banjir2020.
Bagaimana melihat fenomena media sosial di tengah bencana banjir yang tengah terjadi?
Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, memang terjadi pertukaran informasi yang masif di media sosial terkait banjir.
"Karena terjadi di Jakarta dan sekitarnya, media sosial juga penggunanya paling ramai juga di Jakarta. Jadi pertukaran informasi begitu masif," kata Enda kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
Baca juga: Kisah Penyelamatan Anjing yang Terikat di Pagar Saat Banjir...
Ia mengapresiasi mereka yang memanfaatkan media sosial saat banjir karena sangat informatif.
Di antaranya, membantu orang untuk lebih berhati-hati dan menghindari lokasi-lokasi yang terendam banjir.
Di sisi lain, banyak juga permintaan pertolongan atau bantuan dari warganet, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga dan kerabatnya.
"Seperti warga yang terperangkap dan informasi kontak-kontak yang bisa dihubungi, relawan menawarkan rumahnya untuk dijadikan posko, dan sebagainya," papar Enda.
"Jadi memang dengan adanya media sosial salah satu fungsinya ya bertukar informasi dan memberikan informasi tentang apa yang perlu dibantu dan yang bisa dibantu," lanjut dia.
Biasanya, momen-momen seperti ini sering dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk mengunggah video-video lama dan memberikan narasi yang menyesatkan.
Baca juga: Cerita Anggota TNI Evakuasi Bayi Baru Lahir di Tengah Kepungan Banjir...
"Sekarang kayanya sudah lebih sadar tentang informasi, jadi beberapa video sudah mengatakan lokasi dan waktunya," kata Enda.
Menurut dia, pada banjir kali ini, banyak hal positif yang ditemukan di media sosial.
"Bisa dibilang, ini fungsi positif (media sosial) yang harusnya memang dibuat seperti ini," ujar Enda.
Secara psikologis, Enda tak memungkiri adanya ungkapan kekecewaan warganet terhadap pemerintah karena tak bisa mengatasi banjir ini.
Namun, tak sedikit pula yang memanfaatkan media sosial untuk mencari dukungan moral selama banjir.
"Jadi memang fungsi-fungsi itu mungkin tidak bisa dilakukan jika tidak ada media sosial," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.