Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Kandungan Thimerosal dalam Vaksin Sebabkan Autisme

Baca di App
Lihat Foto
WhatsApp
Tangkapan layar pesan mengenai vaksin dapat sebabkan autis.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah pesan mengenai vaksin yang dapat menyebabkan autis beredar luas di masyarakat.

Diisukan, autis dapat terjadi karena kandungan Thimerosal (Etil Merkuri) pada vaksin.

Kemenkes menyatakan informasi ini tidak benas alias hoaks.

Narasi yang beredar

Pembuat narasi menyertakan informasi mengenai kondisi seorang anak yang didiagnosis mengidap Autisme Spectrum Disorder karena diberi vaksin yang mengandung Thimerosal.

Selain melalui aplikasi WhatsApp, informasi ini juga disebarkan beberapa akun di media sosial Facebook.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut salah satunya:

Ini bunyi pesannya:

Mohon disebarne untuk Amancu (anak, mantu dan cucu)

"Vaksin Penyebab AUTIS"

Buat para Pasangan MUDA. Oom dan Tante yg punya keponakan... atau bahkan calon ibu ... perlu nih dibaca ttg autisme.
Bisa share kpd yg masih punya anak kecil spy ber-hati2. Stlh kesibukan yg menyita waktu, baru skrg sy bisa dpt waktu luang membaca buku "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless, MD yg (terjemahannya) diterbitkan oleh Grasindo.
Ternyata buku yg sy beli di toko buku Gramedia seharga Rp 50.000,- itu benar2 membuka mata sy, dan sayang sekali baru terbit stlh anak sy Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder.

Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar2 membuat sy menangis.
Selama 6 bln pertama hidupnya (Aug 2001-Feb 2002), Joey memperoleh 3x suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3x suntikan vaksin HiB. Menurut buku tsb (hal 54-55) ternyata dua macam vaksin yg diterima anak sy dlm 6 bln pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimersoal, yg terdiri dr Etilmerkuri yg menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yg meledak sejak awal thn 1990 an. Vaksin yg mengandung Thimerosal itu sendiri sdh dilarang di Amerika sejak akhir thn 2001. Alangkah sedihnya sy, anak yg sy tunggu kehadirannya selama 6 thn, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yg bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dgn harapan memperolah treatment yg terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dgn selubung vaksinasi.

Beruntung sy msh bisa memberi ASI sampai skrg, sehingga Joey tdk menderita Autisme yg parah. Tetapi tetap saja, sampai skrg dia blm bicara, hrs diet pantang gluten dan casein, hrs terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya hrs dibarengi dgn diet supplemen yg keseluruhannya sangat besar biayanya.

Melalui e-mail ini sy hanya ingin mengimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Dp Kesehatan, tolonglah baca buku tsb dan tolong musnahkan semua vaksin yg msh mengandung Thimerosal. Jgn sampai (dan bukan tdk mungkin sdh terjadi) sisa stok yg tdk habis di Amerika Serikat tsb di ekspor dgn harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas2 spt contohnya vaksin yg mengandung Thimerosal tsb, cobalah bernegosiasi dgn dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yg tdk mengandung Thimerosal

Juga tolong e-mail ini diteruskan kpd mereka yg akan menjadi orang tua, agar tdk mengalami nasib yg sama spt sy.

Sekali lagi, jgn sampai kita kehilangan satu generasi anak2 penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dr keluarga yg berpenghasilan rendah yg utk makan saja sulit, apalagi utk membiayai biaya terapi supplemen, ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yg daftar tunggunya sampai ber-bulan2), yg besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya.

Terakhir, mohon doanya utk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman2 senasibnya di Indonesia yg skrg sdg berjuang membebaskan diri dr belenggu Autisme.

"Let's share with others... Show them that WE care!" Persiapan kita utk cucu ya....

 

Konfirmasi Kompas.com

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan, narasi yang ada dalam pesan itu tidak benar.

Pada tahun 2015, pesan ini juga pernah disebarkan ke masyarakat.

"Itu berita hoaks sejak tahun 2015 yang lalu," kata Anung saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/1/2020) siang.

Pada tahun 2015, Kemenkes pernah mengeluarkan klarifikasi tentang vaksin penyebab autisme ini.

Klarifikasi itu diberikan melalui sebuah surat resmi Kemenkes.

Kemenkes menyatakan, thimerosal telah digunakan secara luas dalam berbagai sediaan farmasi, seperti vaksin, antibodi buatan atau imonoglobulin, antiserum, dan obat tetes mata untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme terhadap vaksin.

"Juga berfungsi sebagai stabilisator dan meningkatkan imunogenitas (kemampuan imunitas) vaksin," demikian bunyi keterangan resmi Kemenkes.

Kemenkes menyebutkan, ada pembuktian ilmiah yang mendukung thimerosal tidak berhubungan dengan timbulnya autisme.

Hal ini telah dipublikasikan sejak tahun 2002.

"Belum ada bukti yang mendukung bahwa thimerosal pada vaksin berpengaruh terhadap perkembangan syaraf anak/terhadap gangguan sistem syaraf," demikian Kemenkes.

Manfaat vaksinasi lebih besar dibandingkan risiko adanya thimerosal di dalam vaksin.

Dalam surat resmi Kemenkes juga disebutkan, ITAGI besama Satgas Imunisasi IDAI telah melakukan kajian dan akan menginformasikan lebih luas hasil kajian tersebut.

Masyarakat diimbau tidak terpengaruh terhadap rumor ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi