Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Foto Diduga Monster Purba Sepanjang 8.000 Km Tinggal di Samudra Atlantik

Baca di App
Lihat Foto
Instagram: @search.inf
Tangkapan layar foto diduga hewan purba raksasa sebesar 8.000 km di Samudra Atlantik pada 9 Desember 2019.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menyebutkan adanya hewan raksasa purba sepanjang 8.000 km yang tinggal di Samudra Atlantik beredar di Instagram pada Senin (9/12/2019).

Meski sudah hampir sebulan disebarkan, informasi ini kembali ramai pada awal tahun 2020.

Hewan raksasa purba ini disebut SCP 169. Namun, informasi ini dipastikan tidak benar. Ini konfirmasinya.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan tersebut awalnya diunggah oleh akun Instagram bernama Search For Information, @search.inf, pada Senin, 9 Desember 2019.

Unggahan yang disukai sebanyak lebih dari 50.100 kali ini menampilkan adanya siluet atau bayangan gelap yang dilihat dari luar bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siluet itu berada di tengah-tengah Samudra Atlantika.

Tidak hanya foto, unggahan tersebut menjadi ramai dibicarakan lantaran panjang hewan yang disebut SCP 169 ini memiliki panjang 8.000 km.

Dengan ukuran yang besar itu, muncul sebuah narasi yang menyebut makhluk ini setara besarnya dengan 10 kali luas Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Konfirmasi Kompas.com

Benarkah informasi itu?

Akademisi Bidang Ilmu Biologi dan Bioteknologi Kelautan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta mengungkapkan, informasi tersebut tidak benar.

Ia menegaskan, tidak pernah ada hewan raksasa seperti digambarkan dalam unggahan tersebut.

"Tidak pernah ada hewan raksasa seperti yang digambarkan di unggahan Instagram tersebut," ujar Boy kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Boy mengatakan, ia sudah melakukan pengecekan ke berbagai sumber, termasuk YouTube, situs internet, khususnya SCP Foundation dan berbagai literatur lainnya, tidak menemukan penjelasan terkait SCP 169.

"Dari situs resmi SCP Foundation sendiri muncul kata kunci. Mereka adalah kumpulan orang paranormal, jadi bukan berdasar temuan ilmiah atau dengan dasar ilmu biologi," ujar Boy yang juga menjabat Kepala Laboratorium Teknobio-Industri, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Dari penelusuran yang dilakukannya, situs-situs lain juga menyebut bahwa SCP Foundation merupakan komunitas yang fokus pada tema cerita fantastis, bukan ilmiah.

Ia mengungkapkan, unggahan yang ditulis dalam SCP Foundation sudah banyak pengakuan yang diperoleh dari berbagai lembaga termasuk media elektronik di beberapa negara, karena gaya penulisan mereka terbilang "unik".

"Saat mendengarkan Youtube-nya, saya sempat terkesima, kok kata-katanya sangat ilmiah dan meyakinkan (padahal konten tidak berlandaskan sumber ilmiah terpercaya)," ujar Boy.

Dengan demikian, Boy mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya informasi yang belum jelas kebenarannya.

Ia meminta agar masyarakat banyak mengakses informasi dari sumber yang dapat dipercaya.

Hal tersebut agar masyarakat terhindar dan tidak terpancing dengan isu hoaks.

Menurut Boy, isu terkait monster laut banyak menarik perhatian pembaca karena banyak manusia yang belum tahu isi laut secara mendalam.

"Masih banyak yang belum tahu isi laut seperti apa dan apa saja. Jadi, belajarlah tentang laut, banyak membaca, khususnya biologi kelautan," kata Boy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi