Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran, Amerika Serikat, dan Potensi Perang Dunia Ketiga...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/SEPAH NEWS
Foto yang dirilis pada 10 Juli 2008 oleh situs berita Garda Revolusi Iran, Sepah News, memperlihatkan tiga rudal meluncur di udara dari lokasi yang dirahasiakan pada 9 Juli 2008.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Jenderal top Iran, Qasem Soleimani terbunuh pada Jumat (3/1/2020) lalu dalam sebuah serangan rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Hal itu menjadi pemicu Iran untuk melakukan aksi balas dendam.

Sebagai gantinya, Iran menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal" pada Selasa (7/1/2020) pukul 17.30 waktu AS.

Menanggapi hal itu, analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menganggap tindakan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani merupakan kesalahan fatal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasalnya, selain diketahui sebagai pemimpin pasukan elit dari Pasukan Penjaga Revolusi Quds, Soleimani bukan saja kunci tetapi juga inspirasi bagi negara-negara sekutu Iran di sejumlah wilayah.

Tidak hanya itu saja, pengaruh Soleimani dicetak pada berbagai milisi Syiah yang bertempur dengan pasukan AS.

"Kalau menurut saya Amerika melakukan kesalahan berat, yaitu terlalu cepat bertindak dengan menghajar simbol sangat karismatiknya Iran," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Dan seperti yang sudah diprediksi, Iran imbuhnya tidak mungkin menyerang Amerika secara langsung. Mereka akan mempertimbangkan kekuatan dirinya.

Hal-hal yang mungkin dilakukan Iran adalah menyerang basis-basis Amerika terdekat dengan Iran. Dan inilah yang sekarang terjadi.

Saat disinggung terkait penyerangan pangkalan minyak AS, menurutnya minim terjadi karena disebutnya sebagai upaya bunuh diri dan justru memicu resesi dunia.

Baca juga: Melihat Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Amerika

Menahan diri

Karenanya, Connie menjelaskan seharusnya Trump bisa menahan diri untuk tidak meluluhlantahkkan Iran.

Banyak hal bisa terjadi. Salah satunya hal itu bisa memicu Korea Utara bangkit.

"Apa yang terjadi pada Iran ini bisa memicu juga persiapan dari Korea Utara, karena pasti Korea Utara akan bersiap-siap untuk tidak berada dalam posisi yang sama dengan Iran," kata dia.

Selain itu, jangan remehkan Iran, karena di belakangnya kemungkinan terdapat China dan Rusia. Mereka atas nama "perdagangan" bisa saja mensupport persenjataan Iran.

"Kekuatan persenjataan dan sistem senjata China dan Rusia kan lumayan untuk memperkuat Iran," tuturnya.

Meski rudal Iran sudah cukup bagus, perlu diingat senjata mereka tidak hanya itu.

Jika semua itu terjadi maka hal yang dikhawatirkan dunia akan terjadi, yaitu perang dunia ketiga.

Menurut Connie juga, begitu Iran luluh lantak, maka harga minyak akan meroket.

"Amerika dalam hal ini Trump harus sangat hati-hati karena Iran tidak sekecil Irak. Wilayahnya saja 5 kali ukuran Irak, dan masyarakatnya sudah sangat militan karena embargo dan beragam pengucilan yang dialaminya," imbuh dia.

Baca juga: Mengenal Beberapa Pangkalan Tentara Amerika Serikat yang Dirudal Iran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi