Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kisah Peretasan Akun Berantai, Bagaimana Modusnya?

Baca di App
Lihat Foto
Screenshot Twitter
Tangkapan layar curhatan Ilham
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Sebuah unggahan yang membagikan cerita mengenai kasus peretasan akun secara berantai viral di media sosial Twitter.

Utas cerita itu pertama kali diunggah oleh akun @ilhamdzikrulloh.

Melalui unggahannya, Ilham membagikan pengalamannya saat akunnya diretas.

Modusnya, dengan meminta bantuan memberikan kode verifikasi. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Kamis (9/1/2020), unggahan Ilham telah dibagikan ulang lebih dari 27.000 kali dan disukai oleh lebih dari 22.000 akun.

Saat dihubungi Kompas.com, Kamis siang, Ilham menceritakan kejadian yang dialaminya.

Pesan dari akun teman

Ilham mengatakan, peretasan berantai itu berawal ketika ia tiba-tiba mendapatkan pesan melalui Instagram dari akun temannya.

Seseorang -yang ternyata meretas akun teman Ilham- meminta bantuan untuk memverifikasi e-mail.

Si peretas yang disangka Ilham adalah temannya, meminta Ilham mengetikkan angka verifikasi yang muncul.

“Awalnya enggak saya iyakan. Akhirnya ya sudahlah sudah kenal,” kata dia.

Setelah memberikan kode verifikasi itu, tiba-tiba akun Instagram Ilham ter-log out sendiri dan akun e-mailnya sudah tidak bisa diakses.

Baca juga: Viral Kades Diamankan Polisi karena Geber Motor Saat Pelantikan, Ini Kisahnya

Ilham mencoba menghubungi temannya yang mengirim pesan lewat Instagram tersebut.

“Saya panik. Saya cari kontaknya dia. Saya kontak ternyata Instagram dia ke-hack duluan,” kisah Ilham.

Setelah mengetahui bahwa ia telah menjadi korban peretasan juga, Ilham langsung mengirim pesan ke teman-temannya memberitahukan bahwa akunnya diretas.

“Awalnya saya pikir kalau di-hack paling hilang aja. Tapi teman dari Jakarta kemudian tanya kenapa kok saya minta duit?” ujar dia.

Mengetahui ada permintaan uang kepada teman-temannya, Ilham semakin panik.

Menurut dia, dua orang temannya bahkan sudah ada yang mentransfer sejumlah uang kepada orang yang mencatut nama dan akunnya.

Akun teman Ilham ikut diretas

Belum selesai sampai di situ. Ilham kembali dikejutkan ketika seorang teman meneleponnya dan meminta pertanggungjawabannya.

Ilham dituduh telah mengganti password Instagram milik temannya itu.

“Nelepon marah-marah kok IG-nya gue ganti password-nya. Langsung saya jelasin. Modusnya sama,” kata Ilham.

Ilham mengatakan, ketika dia membagikan pengalamannya di Twitter, ternyata ada yang pernah mengalami hal yang sama.

Bahkan, dengan nomor rekening dan nama pemilik rekening yang sama dengan penipu yang meminta uang kepada teman Ilham.

Baca juga: Viral, Fenomena Awan Tsunami di Kepulauan Selayar, Ini Penjelasannya

Setelah diselidiki, diketahui pula si peretas pernah menggunakan modus yang hampir sama untuk mengambil alih nomor Whatsapp dengan menggunakan foto orang lain.

Saat ia mengunggah foto tersebut di Twitter, Ilham dihubungi oleh orang yang fotonya digunakan tersebut.

“Si mbaknya mengontak di Twitter kalau IG-nya sudah enggak bisa dipakai lagi karena di-hack,” kata dia.

Setelah peristiwa peretasan ini, akses Gmail dan Facebook Ilham kini tak bisa diakses.

Sementara, akun Instagram-nya sudah bisa diambil alih kembali dengan cara mengajukan banding ke pihak Instagram. 

Jangan sekali-kali memberikan kode verifikasi

Belajar dari kasus Ilham, pegiat bidang privat dan sekuriti digital Yerry Niko Borang, mengingatkan agar jangan pernah memberikan kode konfirmasi atau verifikasi apa pun kepada seseorang.

“Ini yang diserang e-mail-nya. Sebetulnya e-mail itu banteng terakhir. Paling penting, jangan sampai jebol,” kata Yerry, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Ia mengatakan, saat ini modus kejahatan di dunia maya semakin beragam.

Baca juga: Viral Struk Pengisian BBM Tidak Sesuai dengan Jumlah Aslinya

Oleh karena itu, mereka yang memiliki itikad jahat bisa berlaku meniru gaya bicara orang yang akunnya diretas.

“Mereka pintar meniru karena dia melakukan pengamatan mengecek catatan-catatan dan bisa meniru temannya," ujar Yerry. 

Pihak kepolisian, menurut dia, seharusnya juga proaktif merespons modus penipuan seperti ini meski yang melaporkan belum mengalami kerugian materil.

“Karena kejadian seperti ini sudah banyak dan meresahkan. Mereka harus mempermudah kalau ada laporan-laporan seperti ini,” kata dia. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi