Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lyme Disease, Perkembangannya di AS, dan Pengaruh Iklim

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kutu
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Lyme disease. Penyakit ini menjadi perhatian publik setelah Justin Bieber mengumumkan bahwa dirinya didiagnosis lyme disease.

Bieber mengumumkan perihal lyme disease yang dideritanya melalui akun Instagram-nya, Rabu (8/1/2020).

Tak hanya Justin Bieber, beberapa artis di AS pernah mengalami lyme disease. Ternyata, penyakit ini sering menyerang di negara tersebut.

Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit lyme adalah penyakit yang ditularkan melalui vector paling umum di Amerika Serikat.

Penyakit lyme disebabkan bakteri borrelia burgdorferi dan jarang disebabkan borrelia mayonii.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit tersebut ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi black legged.

Gejala khas dari penyakit ini adalah demam, sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit yang khas (erythema migrans).

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke persendian, jantung, dan sistem saraf.

Sekitar 30.000 kasus penyakit lyme dilaporkan setiap tahun.

Baca juga: Lyme Disease, Penyakit yang Disebabkan Kutu, Kenali Gejala dan Penyebabnya

CDC menunjukkan, jumlah sebenarnya dari kasus yang didiagnosis bisa mencapai 10 kali lipat, yaitu sekitar 300.000 kasus.

CDC memberikan perhatian terhadap penyakit ini karena penyakit menular yang paling sering dilaporkan di Amerika Serikat.

Bahkan, dalam 25 tahun terakhir, data CDC menunjukkan terjadi peningkatan yang stabil untuk penderita penyakit ini.

Mengapa lyme disease berkembang di Amerika Serikat?

Dilansir dari laman Guardian, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa lyme disease berkembang di Amerika Serikat.

Ada yang menganggap penyebaran penyakit ini karena teori konspirasi, di mana senjata biologis digunakan sebagai senjata mematikan.

Namun, anggapan ini dipatahkan Direktur Eksekutif American Lyme Disease Foundation, Phil Baker.

Phil Baker menjelaskan, ada bukti di AS bahwa penyakit lyme ada di Amerika Serikat sebelum Colombus muncul.

Anggapan bahwa lyme disease adalah senjata biologis juga dinilai tak relevan karena penyakit ini tidak mengancam jiwa. Dengan demikian, dianggap bukan alat yang efektif untuk senjata biologis.

Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, penyakit lyme menyebar dari kawasan hutan di Asia barat laut, Eropa tengah dan timur, serta Amerika Serikat.

Jika penyakit lyme menyebar, hampir pasti tidak ada hubungannya dengan program bio weapons.

Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit AS menyebutkan, penyebaran lyme disease diyakini sejak tahun 1930-an.

Penyebarannya diyakini karena meningkatnya populasi rusa sebagai salah satu inang utama penyakit ini.

Krisis iklim

Seperti ditulis di laman Guardian, Katharine Walter dari Universitas Yale, mengungkapkan, lyme disease mungkin diperparah oleh krisis iklim.

Penelitian genomnya menunjukkan bahwa penyakit lyme telah ada di AS selama lebih dari 60.000 tahun.

Menurut dia, musim dingin yang lebih hangat dan musim panas yang lebih lama membuat lebih banyak kutu bertahan hidup dan berkembang setiap tahunnya.

Dia juga mengungkapkan, telur kutu menetas lebih cepat dan kutu menghabiskan lebih banyak waktu mencari darah.

Kutu cenderung menularkan patogen penyakit.

Situasi ini membuat lebih banyak kutu yang bertahan hidup dan lebih cepat matang sehingga penyakit menular lebih cepat.

Sementara itu, testimoni seorang jurnalis Guardian, Peter Beaumont, menceritakan pengalamannya saat sedang berada di Boundary Waters, Minnesota.

Beaumont menuliskan, dia sedang menuju ke hutan dan danau, kemudian menemukan kutu rusa yang terinfeksi lyme adalah hal yang biasa. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CDC, The Guardian
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi