Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Pembangunan Pangkalan Militer di Natuna...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Prajurit TNI AL di atas KRI Tjiptadi-381 saat mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). Operasi tersebut digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut pemerintah akan membangun pangkalan militer, salah satunya di Natuna.

Rencana menambah pangkalan militer itu muncul setelah sejumlah kapal China diketahui memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Direktur Imparsial Al Araf menyebut aspek peningkatan pertahanan dengan membangun pangkalan sudah diawali Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada 2018.

Menurutnya, selain membangun pangkalan yang perlu dikuatkan adalah fungsi Badan Keamanan Laut (Bakamla). Indonesia, imbuhnya tidak memiliki coast guard yang jelas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bakamla awalnya dibangun untuk coast guard. Tetapi kapasitasnya sedang dalam proses itu," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (10/1/2020).

Namun pada titik lain, kata Al Araf, Bakamla harus tuntas dalam tugas dan fungsi dengan aktor lain di laut seperti dengan TNI AL, Polairud, Kementerian KKP dan beberapa stakeholder.

"Tergantung political pemerintah dan parlemen untuk memastikan wilayah itu. Tetapi jangan sampai ada tumpang tindih dengan TNI AL dan Polairud," jelasnya.

Baca juga: Menyelisik Klaim China atas Laut Natuna...

Kedaulatan teritorial

Sementara itu, pengamat Hubungan Luar Negeri UGM Dafri Agussalim mengatakan, melihat respons Indonesia dengan rencana membangun pangkalan sudah cukup stratregis.

Sebab membangun pangkalan wujud ketegasan untuk mempertahankan kedaulatan teritorial.

Dafri menjelaskan, jika kondisi pelanggaran Zona Ekonomi Ekslusif dibiarkan, akan berdampak pada isu teritorial lain di ZEE Indonesia.

"Perlu memberi isyarat ke China agar tindakan melanggar ZEE tidak dibiarkan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/1/2020).

Pendirian pangkalan militer, imbuhnya juga bisa memberikan peringatan kepada China, bahwa pelanggaran teritorial tidak hanya berdampak pada Indonesia namun juga negara lain di ASEAN.

Sebab menurut pria yang juga Direktur Pusat Studi ASEAN Universitas Gajah Mada (UGM) itu, Indonesia punya peran signifikan di ASEAN.

Baca juga: Jadi Tempat Favorit Kapal Asing Pencuri Ikan, Apa Saja Potensi Perairan Natuna?

Ancaman negara

Di sisi lain, hadirnya pangkalan militer di Natuna juga untuk mencegah agar yang disebut persepsi ancaman negara saja, Indonesia ada di wilayah Natuna.

"Sebagai simbol Indonesia siap merespon tindakan provoktif negara yang dianggap ancaman, baik China maupun negara lain," jelas dia.

Meksipun demikian, Dafri juga menyebut, di sisi lain adanya pangkalan militer Indonesia di Natuna juga bisa menimbulkan security dilema.

Yaitu kondisi aksi reaksi, bila satu negara membangun kekuatan militer seperti pangkalan militer.

Pembangunan basis militer bisa dianggap sebagai tantangan bagi negara lain. Negara tersebut juga akan melakukan hal yang sama seperti Indonesia.

"Kebetulan negara ASEAN berkonflik satu sama lain di Natuna. Indoensia dengan Malaysia misalnya. Sehingga perlu dikomunikasikan dengan negara ASEAN," pungkasnya.

Baca juga: Ratusan Nelayan Pantura Siap Geruduk Natuna, Ini Syarat yang Diminta

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi