Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompleksnya Gunung Taal di Filipina, Gunung Bayi yang Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/JON PATRICK LAURENCE
Pemandangan Gunung Berapi Taal yang meletus di Filipina, Minggu (12/1/2020). Setidaknya 10.000 orang dilaporkan mengungsi setelah Gunung Taal meletus dan pemerintah setempat mengumumkan menaikkan level peringatan ke tingkat tertinggi kedua, dengan letusan dahsyat bakal terjadi dalam hitungan jam hingga hari.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Gunung Taal yang meletus pada Senin (13/1/2020) masih menjadi perbincangan publik. Gunung tersebut merupakan salah satu gunung paling aktif di Filipina.

Dilansir dari BBC, selama beberapa hari terakhir, gunung ini telah memuntahkan lava, memicu gempa bumi, dan memancarkan gumpalan abu besar yang telah menyebar ke seluruh Pulau Luzon dan sekitarnya.

Para ilmuan khawatir akan ada letusan berbahaya yang lebih besar terjadi.

Meskipun masuk dalam kategori gunung berapi kecil, letusannya tidak bisa diremehkan.

"Sangat kecil tapi gunung berapi yang berbahaya," kata Kepala Institus Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Philvolcs), Renato Solidum.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung berapi kompleks

Gunung Taal merupakan gunung berapi kompleks. Gunung tersebut tidak hanya memiliki satu lubang angin atau kerucut, tapi beberapa titik erupsi yang sudah berubah seiring waktu.

"Gunung berapi Taal merupakan gunung berapi bayi yang berada di dalam gunung berapi kaldera yang jauh lebih besar," ujar Profesor vulkanologi fisik University of Canterbury, New Zealand, Ben Kennedy.

Di area Gunung Taal juga terdapat Danau Taal seluas 234 kilometer persegi, yang terbentuk di kaldera letusan masif sebelumnya.

Selain itu, juga terdapat Pulau Volcano dengan 47 kawah, serta 4 kawah vulkanik yang terbentuk saat magma panas bersentuhan dengan air tanah dangkal. 

Sentuhan magma panas dengan air tanah dangkal tersebut dapat menghasilkan ledakan uap yang hebat.

Seluruh Pulau Volcano telah ditandai sebagai zona bahaya permanen oleh Philvolcs.

Baca juga: Gunung Taal di Filipina Meletus, Turis: Pengalaman Sekali Seumur Hidup

Tak dapat diprediksi

Setidaknya dilaporkan, dalam beberapa ratus tahun terakhir, terdapat 35 letusan dan terbaru pada 1977.

Pada 1911, terdapat letusan sangat besar dari kawah utama yang membuat partikel-partikel baru dan percahan-pecahan meletus dari gunung berapi.

Kejadian tersebut menewaskan lebih dari 1.300 orang.

Vukanologis di AS, Jess Phoenix menuturkan, Taal mempunyai sejarah gaya erupsi berganda. Sehingga, menciptakan ancaman di darat dalam bentuk lava dan di udara melalui abu.

Ia menambahkan, ada pula risiko tsunami vulkanik yang dipicu oleh jatuhnya puing-puing setelah letusan menghasilkan gelombang di danau.

"Salah satu dari jenis ancaman ini akan menjadi bahaya besar bagi orang-orang terdekat," ujar Phoenix.

Danau ini juga mempunyai potensi berbahaya, karena air dapat berinteraksi dengan magma dan membuatnya lebih eksplosif.

"Jika air sampai ke permukaan lava yang meledak, air akan meletus menjadi uap dan dengan cepat memadatkan lava yang berinteraksi dengannya, menghasilkan abu yang sangat halus yang meledak lebih tinggi ke atmosfer dan dapat bergerak lebih jauh," tutur Kennedy.

Dekat dengan banyak orang

Salah satu yang perlu diwaspadai dari letusan Gunung Taal adalah letaknya yang berdekatan dengan jutaan orang.

"Metro Manila berjarak beberapa puluh kilometer jauhnya dengan populasi lebih dari 10 juta, dan ada beberapa kota dalam 30 km yang masing-masing memiliki lebih dari 100.000 orang. Tidak termasuk kota-kota kecil di antaranya," Kepala geologi di Universitas Otago, James White.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, lebih dari 450.000 orang diperkirakan tinggal di zona bahaya dengan radius 14 km.

Setelah letusan, sebanyak ribuan orang telah dievakuasi. Tetapi, masih banyak masyarakat yang memilih untuk tinggal di dekat Gunung Taal karena berbagai alasan.

Salah satunya adalah tanah vulkanik yang subur di wilayah sekitar Gunung Taal.

Baca juga: Video Pesawat Terdampak Abu Vulkanik Gunung Taal di Bandara Ninoy Aquino

Situasi sekarang

Pada Selasa (14/1/2020), Phivolcs mengatakan, Taal telah menghasilkan air mancur lava setinggi 500 meter, diatapi gumpalan abu-abu dengan uap kelabu gelap mencapai sekitar 2 km tingginya.

"Asap yang tingginya 2 km sebenarnya kecil. Air mancur lava setinggi 500 meter cukup besar. Tetapi mungkin tidak super kuat atau kuat," papar Phoenix.

James White menambahkan, bagaimanapun, letusan setinggi 500 meter sebagai semburan yang sangat kuat, dan akan ada banyak magma yang keluar.

Abu tebal juga terus turun di kota-kota terdekat, dan total 212 gempa vulkanik telah terjadi sejauh ini.

"Aktivitas seismik tampaknya menunjukkan bahwa ada lebih banyak magma di bawah gunung berapi dan letusan dapat berlanjut," kata Kennedy. Namun, gunung berapi dapat dengan mudah menjadi tenang dan kemudian lebih eksplosif.

Baca juga: Adakah Dampak Erupsi Gunung Taal di Filipina Bagi Indonesia ?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi