Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helmy Yahya dan Sejarah Panjang Pendirian TVRI...

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kompas
Gedung TVRI yang akan berfungsi sebagai pusat produksi
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kabar pemberhentian Helmy Yahya dari jabatannya sebagai Dirut TVRI beredar luas di masyarakat.

Hal itu mengemuka sejak munculnya surat Dewan Pengawas TVI No. 8/Dewas/TVRI/2020 ihwal pemberhentian Helmy.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Helmy dinyatakan tidak bisa mempertanggungjawabkan pembelian hak siar Liga Inggris yang memakan biaya besar.

Anggota Dewan Pengawas (Dewas) LPP TVRI Kabul Budiono membenarkan surat tersebut dari Dewas LPP TVRI.

Keputusan itu ditetapkan karena pembelaan diri Helmy melalui surat tanggal 17 Desember 2019 berdasarkan suara terbanyak tidak diterima Dewas LPP TVRI. Hal itu sebagaimana dikutip dari Kompas.id, Jumat (17/1/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilantik pada akhir 2017, Helmy bertekad untuk merebut kembali hati pemirsa.

Ia dilantik bersama beberapa direksi baru lainnya, yaitu Direktur Pengembangan Usaha Rini Padmirehatta, Direktur Program dan Berita Apni Jaya Putra, Direktur Keuangan Isnan Rahmanto, Direktur Umum Tumpak Pasaribu, serta Direktur Teknik Supriyono.

Harian Kompas, 19 Desember 2017, Helmy bersama dewan pengawas meluncurkan tagline "Kami Kembali".

Baca juga: Dinonaktifkan sebagai Dirut TVRI, Berikut Sepak Terjang Helmi Yahya

Lantas bagaimana sejarah TVRI sendiri?

TVRI bertugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.

Selain itu, juga bertugas melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah RI.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) pertama kali mengudara sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia pada 24 Agustus 1962.

Kala itu, TVRI menyiarkan langsung acara pembukaan Asian Games 1962 yang dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

TVRI menampilkan siaran langsung pembukaan Asian Games keempat pukul 15.17 WIB.

Baca juga: Siapa Masih Menonton Televisi? Angkat Tangan!

Pendirian TVRI

Di tahun 1961, ada rencana dari pemerintah untuk memasukkan media massa televisi, dalam penyelenggaraan Asian Games yang digelar tahun berikutnya.

Hingga akhirnya, terbitlah Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan Nomor 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).

SK diperkuat dengan arahan Soekarno, yang memerintahkan untuk segera mempersiapkan proyek televisi dengan membangun studio di Senayan.

Selain studio, dibangun dua pemancar 100 watt dan 10 kw dengan tower 80 meter, serta menyiapkan program pertelevisian.

Pada 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan, dengan meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta.

Siaran tersebut memakai pemancar cadangan dengan kekuatan 100 watt.

Baca juga: Netflix, Diburu Sri Mulyani, Dirangkul Nadiem Makarim

Program siaran

Saat perhelatan Asian Games 1962, TVRI menyiarkan beberapa cabang olahraga.

Acara olahraga empat tahunan ini, usai pada 4 September 1962, dan setelahnya belum siap dengan program siaran. Sehingga, TVRI kembali mengudara pada 5 September 1962.

Konten yang disiarkan merupakan film produksi PFN, yang hanya memunculkan suara penyiar tanpa gambar.

Siaran berdurasi 30 menit selama 5 kali seminggu, Senin hingga Jumat. Sementara, pada Sabtu dan Minggu, tidak ada siaran yang dilakukan.

TVRI mulai menyiarkan program rutin setiap hari dari studio pada 12 November 1962.

Kemudian, pada 14 November 1962, menyiarkan langsung piano tunggal Supardi.

Pada 1964, dirintislah pembangungan stasiun penyiaran daerah, dengan permulaan TVRI Stasiun Yogyakarta yang melakukan siaran percobaan.

Siaran TVRI Yogyakarta ini diarahkan relay dari Jakarta. Percobaan teknik selanjutnya adalah master control.

Pada percobaan awal gambar masih sering kabur dan suara tidak terang.

Selanjutnya, dibangun Stasiun TVRI Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan Balikpapan.

Baca juga: Selain SpongeBob, Ini 13 Program yang Disanksi KPI

Perusahaan pelat merah

Selama tahun pertama berdirinya TVRI, jumlah pesawat televisi di Indonesia baru bertambah 5.000 buah setahun.

Sementara, dalam 1970, pertambahan mencapai 35.000 buah, dan bertambah lagi 55.000 buah di tahun 1971.

Pada 1971, pesawat TV yang terdaftar di seluruh Indonesia berjumlah 190.000 buah.

TVRI menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan Direktorat Jenderal Radio, Televisi, dan Film pada 1974.

Kemudian, TVRI bertransformasi menjadi perusahaan jawatan di bawah Departemen Keuangan.

Selanjutnya, TVRI menjadi perusahaan pelat merah, PT TVRI (Persero) melalui PP Nomor 9 Tahun 2002.

Baca juga: Iklan Akan Muncul di WhatsApp, Bagaimana Cara Kerjanya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi