Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pentagon Beda Pendapat dengan Trump...

Baca di App
Lihat Foto
Wikipedia
Donald Trump
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pentagon kembali berbeda pendapat dengan Presiden Donald Trump. Kali ini mereka membantah pernyataan Trump yang menyebut bahwa AS akan mengirim pasukan ke Timur Tengah dengan imbalan 1 miliar dollar AS.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump sebelumnya telah mengklaim bahwa ia mendapatkan dana sebesar 1 miliar dollar AS atau Rp 13,6 triliun dari Arab Saudi karena peningkatan jumlah pasukan AS di Timur Tengah.

Ia pun kembali menceritakan percakapannya dengan Saudi.

"Saya berkata, dengarkan, Anda adalah negara yang sangat kaya. Anda ingin lebih banyak pasukan? Saya akan mengirimkannya kepada Anda, tetapi Anda harus membayar kami. Mereka membayar kita dan sudah menyetor 1 miliar dollar AS di bank," kata Trump dilansir dari Middle East Monitor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, Pentagon menolak klaim yang mengatakan bahwa pembayaran telah dilakukan. Mereka menegaskan bahwa diskusi tersebut saat ini masih berlangsung.

"Pemerintah Arab Saudi telah setuju untuk berkontribusi pada biayan kegiatan ini. Diskusi sedang berlangsung untuk meresmikan kontribusi ini," kata juru bicara Pentagon, Rebecca Rebarich.

Menurut Pentagon, kontribusi tersebut tidak mengarah pada penyebaran pasukan AS tambahan.

Arab Saudi juga tidak mendorong AS untuk mengambil misi atau tanggung jawab baru.

Baca juga: Donald Trump Terkena Impeachment, Apa Itu?

Perjanjian bilateral

Salah seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menolak untuk mengomentari perjanjian bilateral tersebut dan lebih mendorong pembagian beban antar sesama mitra.

"Meski kami tidak akan mengomentari perjanjian pertahanan bilateral spesifik, lebih luas AS mendorong pembagian beban di antara mitra dalam mendukung kepentingan keamanan bersama, termasuk pertahanan Teluk Arab," kata pejabat tersebut.

Dengan tidak menyebutkan dugaan dana masuk sebesar 1 miliar dollar, pernyataan tersebut jelas bertentangan dengan Trump.

Pendapat yang kontradiktif ini terjadi kedua kalinya dalam kurun waktu satu minggu.

Pada hari Senin (13/1/2020) lalu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper semakin meragukan alasan Trump memerintahkan pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

Ia tak menemukan bukti bahwa pembunuhan itu didasari atas adanya ancaman yang akan segera terjadi di empat kedutaan besar.

Kontradiksi pentagon dengan Trump tampaknya telah menjadi semacam pola.

Hal itu terjadi setelah ancaman presiden untuk merusak 52 warisan budaya Iran jika Teheran membalas.

Esper terpaksa memadamkan kemarahan global terhadap niat Trump tersebut yang dianggap sebagai kejahatan perang.

Baca juga: Greta Thunberg, Remaja yang Dikritik Trump, Masuk Daftar Perempuan Berpengaruh di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi