Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Century Egg, Olahan Telur Asin Hitam ala China

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Hidangan dari telur yang diawetkan selama ratusan tahun bernama Century Egg
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia mungkin sudah akrab dengan telur asin. Olahan tersebut dibuat dari telur bebek yang diawetkan dengan cara merendamnya ke adonan bubuk batu bata merah dan garam.

Telur ini kemudian memiliki warna oranye gelap atau cerah dan cita rasa asin yang berbeda jika dibandingkan dengan telur rebus pada umumnya.

Tidak hanya Indonesia yang memiliki proses pembuatan telur semacam ini, rupanya China juga menerapkan proses pengawetan telur yang serupa.

Namun, warna yang dihasilkan tidak lah secerah telur asin di Indonesia. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telur yang diawetkan di China memiliki warna akhir yang gelap, baik bagian putih maupun kuningnya, semua berwarna gelap.

Bahkan karena warna yang dihasilkan itu, telur ini mendapat julukan Century Egg, seolah-olah sebutir telur yang datang dari waktu yang begitu lama.

Tetapi, waktu perendaman ini tidak memakan waktu hingga satu abad seperti namanya.

Baca juga: Lebih Dahulu Telur atau Ayam?

Dikutip dari The Great Big Story, cara membuat telur unik ini cukup mudah.

Pertama-tama, telur harus direndam pada cairan abu-abu yang terbuat dari campuran teh, kapur mentah, garam, abu dari kayu yang dibakar, dan air.

Setelah semuanya tercampur, maka akan tercipta lumpur berwarna abu-abu yang teksturnya bisa mengeras secara perlahan.

Jika sudah, balut telur mentah menggunakan lumpur yang telah dibuat. Setelah itu, baluri telur yang sudah berlumur lumpur tadi dengan gabah atau kulit padi berwarna cokelat.

Terakhir, simpan telur-telur ini di dalam kantong plastik yang dimasukkan ke dalam sebuah tempat seperti gentong dan sebagainya.

Jangan lupa berikan tanda di setiap kemasan telur, untuk mengingat kapan telur-telur tersebut dibuat. Telur itu hanya perlu didiamkan sekitar 10 hingga 30 hari tergantung cuaca.  

Terakhir, bersihkan lapisan luar yang menyelimuti telur dan rebus telur itu di dalam air yang mendidih.

Telur ini dianggap sangat lezat bagi sebagian masyarakat Negeri Tirai Bambu. Rasanya gurih dan asin. 

Namun, tak banyak orang yang masih membuat penganan ini dengan cara tradisional. Kini, banyak yang beralih menggunakan metode yang lebih modern dalam membuat Century Egg.

Qianggeng Wu dan Aishu Sun, mereka adalah salah satu pasangan suami istri pembuat Century Egg secara tradisional yang masih tersisa.

Wu mengaku sudah melakoni profesi ini selama 40 tahun terakhir.

"Di cuaca dingin, hanya diperlukan waktu sekitar 10 hari, namun ketika cuaca begitu panas waktu yang diperlukan menjadi lebih panjang sekitar 30 hari," kata Wu.

"Ketika kulit telur dikupas, Anda akan menemui bagian dalam telur berwarna hitam. Sangat indah dipandang," lanjutnya.

Bagian putih telur berwarna kekuning-kuningan gelap, sementara bagian kuning berubah menjadi hitam keabuan.

Baca juga: Direbus atau Digoreng, Mana Cara Masak Telur yang Lebih Sehat?

Sun menceritakan, makanan ini banyak dihidangkan di acara pertunangan atau pernikahan yang ada di masyarakat sekitar daerahnya.

Century Egg memiliki bau yang kuat, rasanya sangat enak. Menurutnya, rasanya sangat luar biasa, namun belum tentu demikian jika yang mencoba adalah orang lain.

Telur ini bisa disajikan dalam beragam menu. Salah satunya menjadi teman makan nasi bubur yang gurih.

Wu mengaku akan terus membuat telur ini selama masih tinggal di sana dan masih bisa bekerja.

"Ini sangat enak, kami mempersilakan semua turis untuk mencicipi lebih banyak Century Egg,"

Century Egg bisa dibuat dari berbagai jenis telur, mulai dari telur ayam, bebek, hingga telur burung puyuh.

Melansir artikel BBC, ide pembuatan telur ini datang dari kawasan pedesaan di China. Diceritakan, seorang peternak yang membuat telur ini untuk pertama kalinya menggunakan telur bebek.

Dari kawasan itu, lama kelamaan cara mengolah telur ini tersebar hingga ke Hong Kong dan sebagian negara di Asia Tenggara.

Para ilmuwan memperkirakan waktu pembuatan pertama ini terjadi 500 tahun setelah masa pemerintahan Dinasti Ming.

Baca juga: 4 Cara Menentukan Telur Busuk atau Telur Segar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi