Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Anjing dan Kucing di Indonesia Disorot di Eropa

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/M ZAENUDDIN
Anjing-anjing terdampak banjir yang melanda Jabodetabek ditampung di House of Blessing Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2020). Sebanyak 160 anjing yang berhasil dievakusi dari bencana banjir diberikan perawatan khusus oleh kelompok Animal Lover Bersatu.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Isu terkait perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia mendapat sorotan.

Sorotan itu muncul dalam sebuah diskusi intergroup untuk kesejahteraan dan konservasi hewan di Perlemen Eropa yang digelar di Perancis, Kamis (16/01/2020).

Dalam diskusi tersebut, Pendiri dan Direktur Forderverein Animal Hope and Wellness e.V Germany, Sebastian Margenfeld, menyampaikan mengenai kesejahteraan hewan di Indonesia.

Ia menyoroti tentang aksi pencurian hewan peliharaan, hewan yang dikurung, hewan yang harus ikut dalam perjalanan panjang, dan proses pembantaian yang kejam yang membuat daging hewan menjadi tak higienis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebastian menyampaikan besarnya risiko rabies yang muncul yang bisa menyebabkan kematian pada manusia terkait hal tersebut.

Ia juga menyampaikan soal pencurian hewan peliharaan serta transportasi ilegal antarprovinsi, kota dan pulau.

"Saya juga menunjukkan dokumentasi satu menit tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia dan semua politisi sangat terkejut. Beberapa dari mereka meneteskan air mata," ujar Sebastian dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (23/01/2020).

Baca juga: Saran Komunitas Pecinta Hewan soal Penanganan Hewan Liar di DKI

Lihat langsung

Para politisi Intergroup mempertanyakan bagaimana bisa suatu negara dan pemerintah membiarkan perdagangan yang begitu berbahaya dan kejam.

"Saya mengatakan kepada mereka bahwa itulah yang perlu kita tanyakan kepada duta besar dan Presiden Indonesia," ujar Sebastian.

Dalam diskusi tersebut diikuti politisi yang memiliki peran dalam sektor seperti pariwisata, perdagangan dan keamanan pangan.

Mereka mengharapkan masalah tersebut akan terus disorot oleh Parlemen Indonesia dan Eropa tiap ada kerja sama.

Nantinya, Parlemen Eropa akan membuat konferensi lebih besar pada Maret 2020 untuk membahas perdagangan daging anjing dan kucing Indonesia yang berbahaya dan kejam.

"Kami akan mengundang Duta Besar Indonesia," ujarnya.

Anggota Parlemen Eropa pada Desember 2019 sempat melihat langsung perdagangan anjing dan kucing di Indonesia.

Baca juga: Tempat Ini Beri Peluang Pecinta Binatang Adopsi Kucing Gratis

Mereka di antaranya Sandra Gabrielle yang merupakan representasi dari Anggota Parlemen Eropa (Member of European Parliament/MEP), Prof. Dr. Klaus Buchner (MEP), Tilly Metz (MEP) dan Stefan Bernhard Eck (MEP).

Sandra juga ditemani oleh Sebastian Margenfeld (Förderverein Animal Hope & Wellness e.V.), Davide Acito (Action Project Animal), Anne Parengkuan Supit (Animal Friend Manado Indonesia) berkunjung ke Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

Dalam kunjungan tersebut mereka melakukan investigasi lapangan serta bertemu dengan pemerintah daerah, dan berdiskusi mengenai solusi permasalahan ini.

Perdagangan dalam jumlah besar

Perdagangan daging anjing di Jawa Tengah dilaporkan terjadi dalam skala yang cukup besar. Berbanding lurus dengan jumlah anjing yang diperdagangkan, berkisar antara 13.000-14.200 ekor per bulan tergantung pasokan.

Sedangkan DIY jumlah anjing yang diperdagangkan mencapai 900-1.400 ekor per bulan.

Adapun kegiatan perdagangan terbesar terjadi di Surakarta dan sekitarnya (Solo Raya) yang mencapai 75 persen.

Sementara itu, pasokan anjing sebagian besar didatangkan dari Jawa Barat (70 persen), Jawa Timur dan Bali (20 persen) serta pasokan lokal Jawa Tengah (10 persen).

Anjing-anjing tersebut berasal dari berbagai asal muasal, pencurian pasar gelap di Jawa Barat serta sebagian berasal dari pembiak anjing ras yang menjual anjing cacat.

Untuk Sulawesi Utara, perdagangan daging anjing dan kucing terjadi dalam jumlah besar mencapai 8.700 ekor per minggu untuk anjing dan kucing lebih banyak lagi.

Baca juga: Animal Anology, Inovasi Pintar Mahasiswa UGM untuk Hewan Peliharaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi