KOMPAS.com - Sebuah kasus hilangnya pelajar SMA di Bengkulu, Astrid Aprilia (15) sejak 2 bulan silam kini telah menemukan titik terang.
Dalam keterangan polisi, Astrid diketahui telah terbunuh dan jasadnya ditemukan tinggal tengkorak kepala dan tulang kaki di Jembatan Air Merah Desa Air Merah, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Selasa (21/1/2020).
Kapolres Rejang Lebong mengatakan pelaku diduga memiliki perilaku seks menyimpang.
Pasalnya pelaku kerap melakukan panggilan telepon melalui video call di aplikasi pesan WhatsApp dengan menampakkan alat kelaminnya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Reynhard Sinaga, Predator Seks Terbesar dalam Sejarah Inggris
Lantas mengapa sesorang bisa mempunyai penyimpangan seksual?
Kelainan seks
Dokter spesialis seksolog dan anti-aging, dr. Haekal Anshari M. Biomed (AAM) mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh YA termasuk bentuk dari kelainan atau penyimpangan seksual.
Ia menyebutkan bahwa penyimpangan seksual yang dialami YA disebut sebagai Parafilia Eksibisionisme.
"Penyimpangan seksual atau parafilia sendiri umumnya melibatkan suatu bentuk aktivitas, objek (baik orang atau benda) dan situasi yang pada kondisi normal tidak merangsang secara seksual," ujar Haekal saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/1/2020).
Menurutnya, parafilia lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Meski begitu, penyebab pasti dari kelainan seksual ini belum diketahui.
Haekal mengungkapkan, ada beberapa kondisi tertentu yang dapat memicu parafilia, seperti trauma di masa kecil yang pernah mengalami pelecehan seksual dari orang lain, kesulitan mengekspresikan perasaan atau sulit memulai hubungan dengan orang lain, atau berulang kali mendapatkan aktivitas seksual yang menyenangkan dengan kondisi atau objek tertentu sehingga membentuk parafilia.
Baca juga: Disebut Kasus Pemerkosaan Terbesar dalam Sejarah di Inggris, Ini Modus Reynhard Sinaga
Kepuasan seksual
Di sisi lain, terkait tindakan sering memamerkan kemaluannya kepada orang asing, khususnya lawan jenis, Haekal mengungkapkan bahwa si pelaku melakukannya karena mendapatkan kepuasan seksual.
"Pelaku parafilia eksibisionisme kerap memperlihatkan organ kelaminnya kepada orang lain karena pelaku mendapatkan kepuasan seksual dengan membuat orang lain terkejut, takut atau terkesan dengan perilakunya tersebut," ujar Haekal.
Bahkan ada parafilia eksibisionisme yang sampai melakukan masturbasi di tempat umum.
Menurut buku "The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders" jilid kelima, seseorang dikatakan sebagai eksibisionisme jika perilaku menyimpang ini terjadi berulang kali dan intens dalam kurun waktu 6 bulan.
Sementara, jika dilihat dari segi fisik, Haekal menambahkan, sulit untuk mencari gejala seseorang yang memiliki perilaku menyimpang ini.
Terlebih orang dengan parafilia tampak seperti orang biasa pada umumnya.
Namun, dari segi psikis, beberapa pelaku mungkin mengalami gangguan dalam berinteraksi sosial.
Baca juga: Mengenal dan Bahaya GHB, Obat yang Dipergunakan Reynhard Sinaga kepada Korbannya
Macam-macam penyimpangan seksual
Menilik perilaku YA yang tergolong parafilia eksibisionisme, ternyata penyimpangan seksual masih ada beberapa bentuk lainnya.
Penyimpangan itu antara lain, pedofilia, voyeurisme (mengintip), froteurisme (menggesek organ kelamin pada tubuh orang lain), fetisisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan menyentuh atau menggunakan benda-benda milik orang lain, misalnya celana dalam).
Kemudian, masokisme dan transvestitisme.
Haekal menjelaskan, parafilia memang merugikan dan menyebabkan trauma kepada para korbannya, sehingga perilaku ini dikategorikan sebagai kejahatan seksual dan memiliki konsekuensi pelanggaran hukum pidana.
Baca juga: [POPULER TREN] Pendaftaran LTMPT | Modus Reynhard Sinaga
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.