Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Menyebar, Menteri Kesehatan China Beri Peringatan

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang pria mengenakan masker saat mengendarai sepeda motor di jalanan kota Wuhan, China, yang sepi akibat wabah virus corona yang mematikan, Minggu (26/1/2020).
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com -  Virus corona telah menyebar ke sejumlah negara. Seperti Kanada, Nepal, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam maupun Thailand. 

Di Indonesia, sebelumnya ada beberapa orang diduga terjangkit virus corona, seperti tiga turis China dan Meksiko di Bali, satu warga Jambi, satu warga Jakarta, dan seorang turis China di Sorong.

Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, semuanya negatif mengidap virus corona Wuhan atau Novel coronavirul (2019-nCoV).

Melansir CNN (26/1/2020), Menteri Kesehatan China, Ma Xiaowei mengatakan, kemampuan virus ini untuk menjangkiti seseorang semakin kuat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejauh ini, diketahui jika seseorang telah terjangkit virus corona maka fisiknya menunjukkan sejumlah gejala, seperti demam, batuk, dan sulit bernafas.

Namun, menurutnya, virus jenis baru ini bisa jadi sudah tersebar di tubuh seseorang, bahkan sebelum orang tersebut menunjukkan gejala-gejala khusus.

Sementara, melansir Reuters (26/1/2020), Ma juga memperingatkan bahwa tampaknya virus corona semakin kuat menyebar ke dunia.

Dia mengatakan, virus tersebut mempunyai kekuatan yang menjadikannya semakin mewabah serta memperingatkan akan bahaya risiko virus tersebut.

Ma juga menyatakan bahwa pengetahuan pemerintah tentang virus baru tersebut masih terbatas sehingga masih belum ada kejelasan tentang mutasi dari virus tersebut.

Baca juga: Penumpang Batik Air Balikpapan-Jakarta Negatif Virus Corona

Tuai respon dan penyangkalan

Pernyataan itu pun mengundang banyak respon dan penyangkalan. Salah satunya dokter spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, Dr. William Schaffner.

Schaffner menyebut, akan lebih sulit untuk menangani persebaran virus ini apabila penderita tidak mengetahui jika dirinya sudah terjangkit sebelum muncul gejala.

"Ini berarti infeksinya lebih mudah menular daripada yang kami pikirkan. Ini lebih buruk dari yang kita antisipasi," kata Dr. Schaffner.

Schaffner mengatakan, jika pernyataan Ma diasumsikan sebagai sebuah kebenaran, maka para ahli harus mengubah strategi penanganan virus corona yang selama ini sudah mereka lakukan.

Jika benar apa yang dikatakan oleh Ma, maka 5 kasus virus corona yang sebelumnya terkonfirmasi di Amerika Serikat mungkin terjadi saat ada warga Wuhan yang bepergian ke Arizona, California, Illinois, dan Washington tanpa adanya gejala yang terdeteksi.

Direktur Pusat Pengendalian Penyakit dan Pusat Pencegahan Penyakit Imunisasi dan Pernafasan AS, Dr. Nancy Messonnier mengatakan, risiko penularan virus corona pada masyarakat Amerika Serikat terus menurun.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Pemkab Tanah Datar Sumbar Batalkan Kunjungan 150 Turis China

Pihaknya juga tidak memiliki cukup bukti yang dapat membenarkan pernyataan Menteri Kesehatan China soal penyebaran virus corona ini. Namun, Nancy mengatakan akan terus menyelidiki kemungkinan tersebut.

"Kita harus bersiap seolah-olah ini adalah pandemi, tapi saya terus berharap hal ini tidak benar," ujarnya, Senin (26/1/2020).

Hingga kini, mereka masih meyakini virus mematikan ini memiliki masa inkubasi selama 2 minggu. Sehingga mereka tidak begitu yakin dengan pernyataan yang dibuat oleh Ma.

Sejumlah ahli juga meragukan pernyataan Ma, karena tidak disertai bukti yang memadai. Salah satunya, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, Michael Osterholm.

"Saya meragukan pejabat China memiliki data yang mendukung pernyataannya. Saya 17 tahun bekerja dengan coronavirus yang lain seperti SARS dan MERS, tidak ada kasus penularan selama masa inkubasi (2 pekan)," kata Osterholm.

Sejauh ini, virus corona telah menewaskan 80 orang di China dan lebih dari 2.700 orang terinfeksi.

Virus ini juga terkonfirmasi tersebar di 13 negara mulai dari Asia, Eropa, Australia, hingga Amerika.

Baca juga: Terkait Virus Corona, Menhub: Presiden Minta Disiplin Lakukan Pemeriksaan WNA China

Sumber: CNN dan BBC

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi