Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Merebak, Permintaan Masker Meningkat Membuat Harga Melonjak

Baca di App
Lihat Foto
DAVID CHANG
epa08171857 A face mask prodction line operates at the Motex Healthcare Corp in Changhua, western Taiwan, 28 January 2020. Taiwan face mask factories keep production lines operating during the Lunar New Year holidays to meet rising demand caused by coronavirus. The epidemic, first discoveredd in Wuhan, China, in December 2019, has spread fo all Chinese provinces except Tibet, with cases being reported in 13 foreign countries. Confirmed cases in Taiwan has risen to seven with about 100 suspected cases awaiting test result. EPA-EFE/DAVID CHANG
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Seiring merebaknya virus corona atau 2019-nCoV permintaan masker bedah mengalami peningkatan.

Diberitakan businessinsider, setidaknya tiga perusahaan farmasi mengalami peningkatan keuntungan karena wabah virus corona Wuhan.

Pada Senin (27/1/2020), saham Inovio Pharmaceuticals, Moderna Inc., dan Novavax Inc. melonjak karena virus corona yang telah menyebar hingga ke beberapa negara.

Perusahaan farmasi Inovio membukukan keuntungan sebanyak 40 persen pada Senin (27/1/2020). Sementara, keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 55 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedangkan, perusahaan farmasi Novavax Inc. mencatatkan keuntungan sebanyak 19 persen pada Senin (27/1/2020), dan sejak 23 Januari 2020 keuntungan sahamnya sebanyak 22 persen.

Perusahaan farmasi Moderna Inc. mendapatkan keuntungan sebanyak 9 persen pada Senin (27/1/2020), dan keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 8 persen.

Selain tiga perusahaan farmasi tersebut, University of Queensland di Australia juga mengerjakan vaksin untuk virus corona dan menerima dana dari The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). 

CEPI adalah lembaga swasta yang meneliti dan mengembangkan vaksin di Norwegia

Seperti diketahui, hingga saat ini belum ada vaksin atau perawatan khusus untuk virus 2019-nCoV, yang mirip dengan virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau SARS.

Baca juga: Amankah Beli Produk China di Online Shop saat Merebaknya Virus Corona?

Apakah masker efektif?

Seorang Profesor Ilmu Pengendalian Infeksi Universitas Juntendo, Tokyo, Satoshi Hori mengatakan, masker tidak mempunyai efek pencegahan seperti yang mungkin diharapkan masyarakat.

"Memakai masker berfungsi untuk membantu mencegah pasien dengan penyebaran virus, karena menghalangi penyebaran tetesan yang mengandung virus," kata Satoshi.

Menurut dia, mengenakan sarung tangan pun juga tidak banyak membantu.

Lantaran, orang yang memakai sarung tangan dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus seperti ganggang pintu, masih dapat menyebarkan virus, jika menyentuh mata atau mulut dengan tangan yang masih mengenakan sarung tangan.

"Mencuci tangan dengan sabun, atau menggunakan alkohol, lebih penting dan didukung oleh bukti ilmiah," ujar Satoshi.

Meskipun telah ada bukti ilmiah ini, namun kepanikan konsumen menjadi pendorong permintaan masker tetap meningkat.

Baca juga: Merebaknya Virus Corona, Seberapa Aman untuk Bepergian ke China?

Kebanjiran pesanan

Perusahaan masker Jepang Unicharm mengungkapkan, selain memproduksi lebih banyak masker di pabrik-pabrik dalam negeri, perusahaan itu juga telah meminta pemasoknya di China untuk meningkatkan produksi.

Sejak kasus pertama virus corona di Jepang terkonfimasi, Unicharm telah dibanjiri pesanan masker dari toko obat dan pengecer lainnya.

Dikabarkan, pesanan perusahaan sementara naik 10 kali lipat dari tingkat normal dan tetap 3 kali lebih tinggi dari biasanya sepanjang minggu lalu.

Berbagai masker wajah ditawarkan oleh Unicharm, termasuk masker super nyaman dan masker tiga dimensi, yang menampilkan super 3D fit. 

Perusahaan ini berencana terus meningkatkan tingkat produksi hingga akhir Januari.

Pabrik masker lain, Kowa, yang berbasis di Nagoya juga menyampaikan telah meningkatkan produksi di pabriknya.

Pesanan masker juga melonjak di situs e-commerce juga melejit.

Tercatat, sejak awal Januari, Hong Kong menyumbang sekitar 90 persen dari pesanan masker melalui situs ekspor SD.

Jumlah permintaan naik 50 persen pada Januari tahun lalu dan sekitar 20 persen pada Desember.

Baca juga: Virus Corona, Pemerintah RI Resmi Keluarkan Travel Warning ke Provinsi Hubei China

Hakugen Earth, produsen insektisida, pembasmi serangga, dan deodoran juga mengalami peningkatan penjualan masker ke konsumen di China melalui situs e-commerce.

Penjualan yang biasanya berjumlah puluhan ribu, naik menjadi jutaan.

Harga melonjak

Turis China yang berpergian ke Jepang untuk liburan Tahun Baru Imlek, juga telah membanjiri apotek dan toko serba ada di Jepang untuk mencari masker bedah berkualitas tinggi.

Hal ini mendorong adanya kenaikan harga.

Basis data penjualan Nikkei menghitung angka penjualan di lebih dari 1.500 gerai ritel di seluruh Jepang, harga rata-rata lima merek masker terkemuka telah naik 2,43 persen dibandingkan tahun lalu.

Harga masker rata-rata naik 1.98 persen, menjadi 417,1 yen atau sekitar Rp 52.000 pada 13 Januari 2020 dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Banyak konsumen China membeli masker yang diyakini lebih efektif dalam melindungi terhadap virus, terutama yang mematuhi standar N95, filter respirator partikel yang ditetapkan oleh Institut Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja AS.

Sementara di Wuhan, China, harga masker mencapai 100 yuan atau sekitar Rp 190.000.

Seperti diungkapkan salah satu anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Wuhan ranting Jingzhou, Xiangyang Muhammad Arief dikutip dari Kompas.com (28/1/2020).

Baca juga: 80 Korban Meninggal Virus Corona, Kenali Gejala, Pencegahan dan Perawatannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi