Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Sunda Empire hingga King of The King, Roy Suryo: Cuma Wayang

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
Foto para petinggi King of The King
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah "kerajaan" baru kembali muncul dan menghebohkan masyarakat luas.

Setelah ramai soal Kerajaan Agung Sejagad (KAS) dan Sunda Empire, publik kini dihebohkan dengan hadirnya King of The King di Kota Tangerang.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (27/01/2020), King of The King merupakan Raja Diraja dari semua raja yang ada di dunia.

Selain itu, mereka juga mengklaim bahwa King of The King menduduki dua lembaga keuangan tertinggi di dunia yakni Union Bank Switzerland (UBS) dan Indonesia Mercusuar Dunia (IMD).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja dari King of The King yakni Mister Dony Pedro disebut memiliki kekayaan sebesar Rp 60 ribu triliun yang disimpan di rekening bank Swiss.

Baca juga: Ramai Kerajaan Fiktif, Mengapa Masyarakat Mudah Percaya dan Tergoda Jadi Anggotanya?

Uang tersebut diklaim berasal dari aset yang ditinggalkan Soekarno.

Lantas, lagi-lagi, kenapa fenomena ini kembali muncul ?

Anggota Forum Silaturahmi Keraton Nusantara sekaligus pemerhati multimedia Roy Suryo menilai keberadaan kerajaan abal-abal yang baru-baru ini muncul hanyalah sekedar ‘wayang’.

“Kondisi ini terjadi sekedar wayang-wayang saja orang-orang itu,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com Selasa (28/10/2020).

Ia mengkhawatirkan adanya ‘dalang’ di balik munculnya fenomena ini yang memiliki tujuan untuk sesuatu hal yang besar.

Menurutnya, isu semacam ini sudah pernah muncul sejak zaman dahulu.

“Kalau dulu sekitar harta karun, dana revolusi, selalu muncul tiap tahun. Itu isu yang selalu menarik untuk diembuskan. Kalau dulu pernah ada juga menteri yang sampai ingin menggali harta karun,” kata dia.

Baca juga: Viral Rumah Roy Suryo Dipenuhi Parabola, Ini Penjelasannya

Pengalihan isu

Lebih lanjut ia mengingatkan agar keberadaan kerajaan-kerajaan abal-abal ini tidak sampai mengaburkan konsentrasi publik terkait adanya beberapa kasus seperti ancaman virus corona, kasus besar suap KPU, kasus jiwasraya serta kasus asabri.

“Makanya saya melaporkan ke polda metro supaya lekas tertangani. Kalau ditangani kan masyarakat segera tahu ini sekedar 'wayang-wayang' tapi nggak lucu,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Roy Suryo sempat melaporkan petinggi Sunda Empire ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita bohong dan pencemaran nama baik.

Pemberitaan Kompas.com pada (28/01/2020) sendiri menyebutkan polisi telah menetapkan tiga petinggi Sunda Empire sebagai tersangka lantaran dinilai secara sengaja telah menerbitkan keonaran dan menyebarkan berita bohong.

Belajar dari Kasus munculnya kerajaan-kerajaan baru maupun klaim-klaim tentang dana Swiss Roy Suryo mengingatkan, hal ini bisa menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat.

“Masyarakat perlu ditingkatkan literasinya soal dana bank Swiss kemudian rekening jelasnya secara apa? Kok sampai mudahnya orang mengatakan bank di Swiss,” kata dia.

Namun di sisi lain, Roy mengingatkan bisa jadi klaim semacam dana di Bank Swiss tersebut adalah sebuah sindiran.

“Ini kan jadi sarkatis orang bisa mencairkan uang sampai ribuan triliun untuk membayar kita,” tuturnya.

Menurut Roy, sudah seharusnya masyarakat membantu aparat maupun pemerintah untuk mengusut hal-hal semacam ini.

Pihaknya  mengapresiasi langkah-langkah kepolisian yang sudah menangani pada kasus Sunda Empire maupun KAS.

“Orang-orang begini harus ditersangkakan karena ujung-ujungnya bisa mengarah ke penipuan,” imbuh dia.

Baca juga: Ketika Pangeran Harry dan Meghan Markle Memutuskan Mundur dari Kerajaan...

Dongeng lama

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kemunculan kerajaan baru maupun berbagai dongeng seputar bank Swiss bukanlah hal yang baru.

Sebelum heboh KAS, Sunda Empire hingga King of The King pernah muncul pula beberapa kerajaan lain di antaranya adalah Kerajaan Ubur-Ubur tahun 2018.

Di tahun itu, pernah terdapat pula UN Swissindo yang mana pemimpinnya akhirnya ditangkap.

UN Swissindo, bukanlah kerajaan, akan tetapi kelompok dengan pola mirip. Memiliki pemimpin dan pengikut.

Mirip dengan King of The King, UN Swissindo ketika itu mengklaim mampu menghapus utang lantaran mengklaim memiliki harta di Bank Swiss.

Harian Kompas pada (26/08/2002) mengatakan klaim seputar harta di Bank Swiss maupun bank dunia lain sudah ada sejak 1980.

Saat itu, dana revolusi senilai 450 juta dollar AS disebut tersimpan di bank terkemuka di Swiss.

Simpanan tersebut berupa emas lantakan yang konon disimpan atas nama Presiden Soekarno sehingga hanya orang kepercayaan Soekarno yang bisa mencairkan.

Isu soal simpanan hingga senilai Rp 3,9 triliun itu akhirnya hilang sendiri.

Tahun 2002 juga sempat heboh kasus Ny Lilik Sudarti yang mengaku sebagai Ketua Pelaksana Program Pencairan dana nusantara.

Ia sempat menyebut bangsa Indonesia memiliki simpanan di 21 bank terkemuka di dunia sebesar 250 miliar dollar AS yang ia sebut sebagai sumbangan 127 kerajaan senusantara.

Baca juga: Ramai soal Keraton Agung Sejagat, Mengapa Deklarasi Kerajaan Itu Muncul?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi