Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rencana Trump, Warga Gaza: Palestina Not For Sale!

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem
Warga Palestina berkumpul saat aksi protes memperingati 71 tahun Nakba, atau malapetaka, ketika ratusan ribu mereka dipaksa meninggalkan rumah di tengah perang yang mengelilingi kemerdekaan Israel pada 1948, dekat perbatasan Israel-Gaza, bagian timur Kota Gaza, Rabu (15/5/2019).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Warga Palestina di sejumlah daerah melakukan aksi penolakan atas pengumuman rencana damai yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Salah satu isi rencana damai tersebut adalah menjadikan Yerusalem sebagai Ibu kota Israel dan Yerusalem Timur untuk Ibu kota Palestina.

Tak lama setelah pengumuman Trump itu, masjid-masjid di Tepi Barat menyerukan panggilan untuk berdoa sebagai langkah penolakan atas kesepakatan tersebut.

Di Ramallah, banyak warga yang turun ke jalan untuk mengecam rencana itu, sementara ratusan lainnya terus berdemo di Gaza.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Palestina tidak dijual," teriak para demonstran dengan membakar foto-foto Trump, dilansir dari Aljazeera (29/1/2020).

Mereka menganggap, rencana tersebut mengabaikan hak-hak warga Palestina dan melanggar semua perjanjian internasional, terutama berkaitan dengan Yerussalem.

Baca juga: Trump Umumkan Rencana Perdamaian Palestina dan Israel, Apa Isinya?

Penolakan di Kota-kota Palestina

Di Kota Tulkarm, para demonstran menyerukan aksi mogok masal pada Rabu (29/1/2020) kemarin.

Sementara itu, para demonstran di Kota Haifa turun ke jalan dengan membawa spanduk sejumlah spanduk penolakan.

"Oke untuk persatuan negara, cukup untuk perjanjian Oslo dan konspirasi abad ini tak akan bisa melewati Haifa" tulis para demonstran.

Selain tiga kota itu, sejumlah aksi penolakan juga terjadi di beberapa kota lain seperti Kota Jenin, Nablus, al-Bireh, Qalqilyah, al-Eizariya dan Baethlehem.

Namun, aksi protes tersebut juga mendapat perlawanan dari pasukan pendudukan Israel yang menembakkan peluru karet dan gas air mata.

Organisasi Bulan Sabit Palestina mengatakan, sebanyak 22 demonstran mengalami luka-luka di al-Eizariya.

Baca juga: Donald Trump Terkena Impeachment, Apa Itu?

Penolakan di Sejumlah Negara Kawasan

Di Yordania, sejumlah partai dan kelompok masyarakat melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar Amerika di Amman untuk menolak langkah Trump.

Para pengunjuk rasa mengecam rencana itu dan menyebutnya sebagai bias Amerika atas pendudukan Israel.

Mereka juga menganggap rencana tersebut dapat merampas hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Di Turki, para demonstran memenuhi jalan dapan Kedutaan AS di Ankara dan Konsulat AS di Istanbul.

Mereka juga membawa spanduk yang bertuliskan "Yerussalem untuk umat Muslim" dan "Kami berdisi bersama Palestina".

Para pengunjuk rasa di depan Konsulat AS di Ankara juga menyampaikan pidato penolakannya.

"Rencana tersebut untuk memuluskan proyek Israel Raya di Timur Tengah yang telah dirancang satu abad silam," kata salah seorang pendemo.

Baca juga: Saat Pentagon Beda Pendapat dengan Trump...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi