Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ratusan Pasien Virus Corona di Sejumlah Negara Telah Sembuh...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/DASPRIANI Y. ZAMZAMI
Seorang petugas di RSU Zainal Abidin Banda Aceh mengambil sampel darah untuk diperiksa dari seorang mahasiswa asal Aceh yang belajar di China dan baru tiba di Banda Aceh, Rabu (29/1/2020). Pemeriksaan tersebut dilakukan kaitannya dengan penyebaran virus corona di China.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan status darurat internasional atas kasus virus corona yang terus menyebar ke luar China.

India dan Filipina menjadi dua negara terakhir yang mengonfirmasi adanya virus corona di negara tersebut.

Sejauh ini, virus yang terdeteksi pertama kali pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China, itu telah menginfeksi 9.816 orang.

Meski telah merenggut 213 nyawa, terdapat 187 pasien lainnya yang berhasil sembuh. Hal itu berdasarkan data yang dirilis oleh gisanddata.maps.arcgis.com.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gisanddata merupakan portal penyebaran virus Corona yang dikembangkan oleh Departemen Teknik Sipil Universitas John Hopkins, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.

Baca juga: Kasus Virus Corona di China Lampaui Wabah SARS 2002-2003 Silam

Berikut rincian jumlah pasien yang telah sembuh:

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada obat untuk virus corona.

Dugaannya, pasien-pasien tersebut sembuh karena self limiting disease atau sembuh dengan sendirinya.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak terkait soal bagaimana ratusan pasien tersebut dapat sembuh dari virus corona. 

Baca juga: Resmi Darurat Internasional, Virus Corona Sebabkan Kematian 213 Orang, Hubei Jadi Lokasi Terbanyak

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa pengumuman status darurat internasional bukan berarti suara untuk tidak memercayai China terkait kemampuannya mengendalikan wabah.

“Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah dan yang tidak siap untuk menghadapinya,” kata Tedros, sebagaimana dikutip SCMP.

Adapun temuan kasus mencapai 98 kasus merupakan kasus di luar China. Sebagian besar kasus di luar China, imbuhnya, memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan.

“Kami tidak tahu kerusakan apa yang bisa dilakukan virus ini jika menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah,” katanya lagi.

Baca juga: Saat Bill Gates hingga Huawei Ramai-ramai Sumbangan untuk Penanggulangan Virus Corona...

Selain itu, Tedros juga menyampaikan beberapa rekomendasi kepada negara-negara untuk menanggapi penyebaran virus.

Di antaranya adalah mempercepat pengembangan vaksin, meninjau rencana kesiapsiagaan memerangi informasi salah, serta berbagi data dengan PBB.

Kebijakan China

Pemerintah China juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk guna mempersempit penyebaran virus corona.

Selain menutup Pasar Seafood Huanan di Wuhan yang diyakini menjadi sumber pertama virus, Pemerintah China juga telah menutup Kota Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei.

Baca juga: [REAL TIME - LIVE] - Pantau Sebaran Virus Corona di Sini

Pengisolasian itu menyebabkan 9 juta orang terisolasi di Kota Wuhan, termasuk di dalamnya warga asing.

Sejumlah negara pun telah mengevakuasi warganya dari Wuhan, seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Beberapa negara lainnya juga telah merencanakan untuk mengikuti langkah AS dan Jepang dalam minggu ini.

Presiden Joko Widodo sendiri telah menginstruksikan jajarannya untuk segera mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan.

Keputusan tersebut diambil setelah bertemu dengan sejumlah menterinya pada Kamis (30/1/2020) kemarin.

Baca juga: Hoaks, Foto Diduga Mayat Korban Virus Corona Bergelimpangan di China

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi