Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

187 Orang Telah Sembuh, Bagaimana Cara Pasien Virus Corona Dirawat ?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi penanganan virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus baru jenis Novel Corona atau 2019-nCoV merebak pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, China, sejak awal tahun ini.

Hampir 3 minggu kasus infeksi merebak, hingga saat ini sudah lebih dari 200 orang dinyatakan meninggal akibat virus yang menyebabkan masalah pernafasan, batuk, dan demam ini.

Ribuan orang yang telah terinfeksi, baik di China maupun di 20 negara lainnya yang telah terkonfirmasi, menjalani perawatan khusus di rumah sakit di bawah pengawasan ketat.

Dikutip dari gisanddata, sebanyak 187 pasien dikabarkan telah sembuh dari virus dan kembali sehat seperti sedia kala.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun sebagian besar lainnya masih mendapatkan penanganan intensif di bawah dokter dan ahli medis.

Penderita virus ini bisa jadi hanya mengalami gejala ringan dan diharapkan dapat beristirahat dengan cukup.

Sebagaimana SARS dan influenza, virus corona memiliki risiko tertentu bagi mereka yang masih berusia lanjut dan memiliki sakit bawaan sebelumnya.

Namun, hingga saat ini belum ditemukan obat yang pasti untuk menyembuhkan virus corona ini.

Baca juga: Saat Ratusan Pasien Virus Corona di Sejumlah Negara Telah Sembuh...

Perawatan pasien virus corona

Sebenarnya penanganan seperti apa yang pasien-pasien infeksi virus corona dapatkan selama dirawat di rumah sakit?

Lalu apakah penanganan tersebut memang benar efektif untuk menyembuhkannya?

Dilansir dari BBC, penanganan medis di rumah sakit sesungguhnya fokus menyembuhkan gejala-gejala yang timbul di saat sistem imun mereka tengah menghadapi virus yang menyerang.

Ahli Virologi dari University of Nottingham, Prof. Jonathan Ball mengatakan, di rumah sakit, pasien juga diisolasi sehingga virus tidak tersebar lebih luas.

Prof Ball menyebut bantuan untuk memulihkan sistem pernafasan juga dibutuhkan, seperti diberi bantuan oksigen atau dipasang alat ventilator, meskipun kemungkinannnya kecil, sekitar 1:4 kasus.

Ini karena sebagian orang yang terinfeksi virus corona mengalami sejenis pneumonia atau radang pada paru-paru yang menyebabkan sulit bernafas.

Jadi penangan medis bagi pasien virus corona disesuaikan dengan gejala yang timbul atau gangguan kesehatan yang ada.

Di beberapa kasus lainnya, pasien yang mengalami tekanan darah tidak normal atau diare akan diinfus, sementara ibuprofen biasa diberikan untuk mengurangi rasa sakit.

Baca juga: Rumah Sakit di Beijing Gunakan Obat Anti-HIV untuk Pasien Virus Corona

Obat HIV, bisakah digunakan?

Meski belum ditemukan vaksin yang tepat untuk mengatasi virus corona jenis baru ini, China tengah menguji dua obat antivirus yang biasa digunakan untuk menangani HIV, yakni lopinavir dan ritonavir.

Pada tahun 2003, obat-obatan ini terbukti bisa digunakan untuk serangan virus SARS. Hal ini terbukti dari pasien HIV yang juga terserang SARS berangsur-angsur menunjukkan peningkatan kondisi.

Hingga saat ini belum diketahui apakah dua jenis obat itu bisa digunakan atau tidak untuk menangani virus corona.

Proff. Ball berharap obat-obatan tersebut akan berdampak sama pada kasus pasien infeksi virus corona.

Vaksin yang tepat masih terus dicari

Banyak ahli dari berbagai negara tengah berlomba menemukan vaksi yang tepat untuk menangani virus corona baru yang tengah menjadi perhatian dunia ini.

Akan tetapi, Prof. Ball menyebut proses itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak mungkin dalam waktu dekat.

Apalagi, vaksin sebelum digunakan pada manusia harus diujicobakan pada hewan terlebih dahulu hingga terbukti aman dan mendapat persetujuan dari Organisasi Keseharan Dunia atau WHO.

Baca juga: Melihat Proses Pembangunan Rumah Sakit Pasien Virus Corona di China

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi