Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara-negara Mengevakuasi Warganya dari Wuhan karena Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Sejumlah petugas karantina kesehatan memeriksa penumpang di kedatangan terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/1/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas 1 Surabaya wilayah kerja bandara Juanda meningkatkan kewaspadaan dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) dan menyiapkan Kapsul evakuasi atau isolation chamber untuk mengantisipasi masuknya virus corona baru yang berasal dari China ke wilayah Indonesia. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di China belum menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Hingga Jumat (31/1/2020), jumlah korban meninggal dunia akibat virus ini telah mencapai 213 orang.

Sementara, total kasus positif terjangkit virus corona meningkat menjadi 9.816 kasus. 

Pusat Kota Wuhan, yang disebut sebagai asal virus tersebut, dan Provinsi Hubei masih diisolasi. 

Baca juga: [REAL TIME - LIVE] - Pantau Sebaran Virus Corona di Sini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Al Jazeera, beberapa negara pun telah melakukan evakuasi warga negaranya yang berada di wilayah tersebut.

Perancis, Jepang, AS

Negara-negara seperti Perancis, Jepang, dan Amerika Serikat telah melakukan evakuasi warganya. Negara-negara lain pun mulai mengikuti langkah tersebut.

Namun, pertanyaan lain pun kembali muncul. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan pada hari Kamis (30/1/2020), tiga warga negara Jepang terdeteksi positif virus corona beberapa jam setelah mereka dipulangkan dari Wuhan bersama 203 orang lainnya.

Ada beberapa spekulasi yang menyatakan kemungkinan penumpang ini telah menularkan virus tersebut kepada penumpang lain di pesawat menuju Tokyo.

Amerika Serikat juga telah memulangkan 201 warga negaranya dari kota Wuhan, China. Para penumpang tersebut sampai di California Selatan pada Rabu (29/1/2020) menggunakan pesawat Boeing 747-400 Kalitta Air.

Seluruh penumpang pesawat pun melalui dua pemeriksaan, sebelum meninggalkan Wuhan dan selama pemberhentian pengisian bahan bakar di Alaska.

Sampel dari pemeriksaan yang dilakukan dikirim ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, untuk mengetahui apakah mereka bebas dari virus atau tidak.

Sejauh ini, tidak ada penumpang yang menunjukkan gejala infeksi.

Baca juga: 187 Orang Telah Sembuh, Bagaimana Cara Pasien Virus Corona Dirawat ?

Turki, Azerbaijan, Korsel, New Zealand 

Turki juga telah mengirimkan sebuah pesawat kargo militer untuk membawa pulang 35 warga Turki dan 10 warga Azerbaijan beserta keluarganya pada Kamis (30/1/2020). Seluruh warga tersebut juga akan dikarantina selama 14 hari, termasuk kru pesawat.

Sementara, Korea Selatan juga menyewa penerbangan yang membawa 367 warga negaranya dari Wuhan dan mendarat di bandara internasional Gimpo pada Jumat (31/1/2020).

Pada Kamis (30/1/2020), pemerintah New Zealand juga mengumumkan bahwa negaranya akan menyewa pesawat terbang untuk mengevakuasi warga negaranya dari Wuhan.

Berdasarkan laporan, setidaknya 53 orang berkebangsaan New Zealand berada di Wuhan. Namun demikian, jumlah sesungguhnya mungkin lebih tinggi, bergantung pada pergerakan orang-orang sejak waktu karantina pertama kali disampaikan. 

Rencana evakuasi pemerintah RI

Upaya yang sama juga dilakukan Indonesia, yang mengumumkan tengah mempersiapkan untuk memulangkan para WNI dari kota yang diisolasi tersebut.

Pada Kamis (30/1/2020), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan akan mengevakuasi WNI di Wuhan. Setelahnya, mereka akan mengarantina para WNI tersebut setelah kedatangan untuk menghindari penularan.

Retno mengatakan bahwa pemerintah Indonesia bekerja sama dengan otoritas Beijing dalam evakuasi ini. 

Ia menyebutkan setidaknya ada 243 WNI di wilayah yang diisolasi, dimana mayoritas berada di Wuhan. 

Baca juga: 4 Negara Ini Siapkan Karantina bagi Warganya yang Dievakuasi dari Wuhan

Risiko Evakuasi

Risiko dari evakuasi yang masih akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan juga memunculkan pertanyaan, apakah ada risiko infeksi di dalam pesawat, apabila penumpang telah membawa virus.

Mengutip Al Jazeera, editor Asian Aviation di Singapura, Matthew Driskill, mengatakan bahwa sistem penyaringan udara pesawat tidak mungkin mencegah penyebaran virus.

"Sistem filtrasi dari maskapai terbaru memang jauh lebih baik. Akan tetapi, anda masih akan melakukan resirkulasi banyak udara dan seberapa bagus sistem filtrasinya, tidak akan mampu menyaring keluar sesuatu yang sekecil virus," kata Driskill sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Sementara, Profesor Kesehatan Publik dari Universitas Hong Kong dan konsultan WHO, Dr Benyamin Cowling, mengatakan bahwa keputusan sejumlah negara untuk melakukan evakuasi warga negaranya adalah berdasarkan perhatiannya untuk kebaikan mereka.

Cowling juga mengungkapkan bahwa evakuasi akan disertai dengan pengawasan ketat untuk segala jenis tanda infeksi atau karantina menggunakan fasilitas khusus. 

"Saya tidak berpikir bahwa akan ada banyak bahaya dengan membawa mereka kembali ke negara asalnya. Kita juga tahu bahwa sudah ada infeksi yang dibawa ke negara-negara tersebut sebelumnya dengan kedatangan para wisatawan," jelasnya. 

Baca juga: WNI di Hubei Masih Tersebar Disebut Jadi Kendala Proses Evakuasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi