Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Brexit, Keluarnya Inggris dari Uni Eropa...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS
Suporter Brexit mengibarkan bendera Union Jack di Parliamentary Square, London, pada 31 Januari 2020. Brexit akan mempunyai dampak besar ke Inggris Raya tak terkecuali ke Premier League dan Liga Inggris.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Jalan panjang Inggris untuk keluar dari Uni Eropa akhirnya terwujud.

Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa atau yang sering disebut Brexit, pada Jumat (31/1/2020) pukul 23.00 waktu setempat.

Dengan keputusan ini, Inggris menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa.

Lantas, bagaimana awal mula Brexit hingga Inggris secara resmi keluar?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Referendum

Pada Juni 2016, warga Inggris telah menentukan suara mereka untuk memutuskan keluar atau tetap dalam keanggotaan Uni Eropa.

Mereka yang berhak memilih adalah warga Inggris, Irlandia, dan warga negara persemakmuran yang sudah berusia lebih dari 18 tahun dan tinggal di Britania Raya.

Hasilnya, sebanyak 17.4 juta suara atau 51,9 persen responden memilih keluar dari Uni Eropa dan 16,1 juta suara atau 48,1 persen memilih tetap di Eropa, seperti dikutip dari BBC.

Hasil tersebut juga membuat Perdana Menteri David Cameron dan Kanselir George Osborn mundur.

Baca juga: Brexit, Inggris Keluar dari Uni Eropa, Resmi Terjadi

Diketahui, dua petinggi Inggris itu selalu mengampanyekan agar tetap bertahan di Uni Eropa.

Theresa May kemudian terpilih untuk menggantikan posisi David Cameron sebagai Perdana Menteri Inggris.

Proses resmi

Awal Februari 2017, Parlemen Inggris melalui pemungutan suara memutuskan untuk memulai proses resmi keluar dari Uni Eropa.

Sebanyak 498 suara memberi persetujuan kepada Perdana Menteri Theresa May untuk memulai perundingan, sementara 144 suara lainnya menentang.

Diberitakan Kompas.com, 2 Februari 2017, debat di parlemen dan perhitungan suara ini menyusul keputusan Mahkamah Agung bahwa parlemen harus memberikan suara dalam proses Brexit.

May juga memutuskan batas waktu hingga 31 Maret 2017 untuk memicu Pasal Traktat Lisbon sebagai langkah awal dari proses perundingan dengan Uni Eropa untuk memisahkan diri.

Baca juga: Akhirnya, Parlemen Inggris Loloskan Kesepakatan Brexit

Penentuan tanggal Brexit

Setelah mengumumkan proses resmi Brexit, Pemerintah Inggris juga menyampaikan tanggal resmi kapan Brexit akan terjadi.

Menteri Urusan Brexit, David Davis mengatakan, dia sudah mendengarkan semua opini baik dari Majelis Rendah (House of Commons) maupun publik Inggris.

"Kami memutuskan bahwa Inggris akan resmi keluar dari UE pada 29 Maret 2019 pukul 23.00," kata Davis dilansir dari Kompas.com (11/10/2017).

Pengumuman dari kementerian urusan Brexit memperkuat pernyataan Perdana Menteri Theresa May.

May menyatakan, keputusan untuk menempatkan tanggal keluarnya Inggris dari UE menjadi penegasan Downing Street bahwa mereka tidak pernah bimbang.

Negosiasi fase pertama

Pada Desember 2017, Inggris dan Uni Eropa menyepakati regulasi terkait perceraian Inggris dengan Uni Eropa atau yang dikenal dengan fase pertama.

Fase pertama meliputi isu mengenai perbatasan dengan Irlandia Utara, biaya perceraian, dan hak-hak warga anggota UE.

Dalam poin kesepakatan itu, pemerintah setuju membayar biaya perceraian antara 45-55 miliar euro atau sekitar 717-876 triliun.

Kompas.com, 8 Desember 2017, memberitakan, May juga bersedia menjamin hak-hak sekitar tiga juta warga Eropa yang berdiam di Inggris.

Terkait dengan masalah perbatasan Irlandia dan Inggris, Pemerintah Irlandia Utara menginginkan agar Inggris meniadakan pos pemeriksaan perbatasan.

Adapun pos tersebut terletak di Lenamore Road, County Londonderry, Irlandia Utara.

Baca juga: Ada Ketidakpastian Brexit, Ekonomi Inggris Tumbuh Melambat

Negosiasi perdagangan

Kesepakatan itu membawa Brexit masuk ke tahap kedua, yaitu tahap perundingan sistem perdagangan yang akan dipakai Inggris dan UE.

Hingga saat ini, negosiasi tahap kedua ini masih terus berlangsung antara Inggris dan Uni Eropa.

Bahkan, pada Mei 2019, Perdana Menteri Theresa May telah mengatakan bahwa kesepakatan tahap kedua ini mungkin bisa berlangsung pada 31 Desember 2020, seperti dikutip dari Reuters (1/5/2019).

Parlemen menolak kesepakatan Brexit

Pemberitaan Kompas.com, 13 Maret 2019, Anggota Parlemen Inggris dengan tegas menolak kesepakatan Brexit yang diajukan oleh PM May.

Penolakan itu mengakibatkan molornya Brexit.

Inggris yang semula dijadwalkan akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019 terpaksa menundanya hingga 31 Oktober 2019.

Baca juga: Brexit Bisa Buat Lionel Messi Kesulitan Masuk ke Inggris

Pembekuan parlemen

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membuat pengumuman mengejutkan untuk membekukan parlemen demi Brexit.

Keputusan itu telah direstui oleh Ratu Elizabeth II selaku Kepala Negara Inggris raya.

Dengan persetujuan itu, Parlemen Inggris akan berhenti beroperasi selama lima pekan terhitung mulai 9 September hingga 14 Oktober di mana semua sesi akan dihentikan.

Meski mendapat perlawanan dari oposisi, pembekuan parlemen pun akhirnya terjadi.

Pemilu Inggris

Untuk memuluskan Brexit, PM Johnson mengadakan pemilu dini pada 12 Desember 2019.

Hasilnya, Perdana Menteri berusia 55 tahun itu memperoleh kursi mayoritas.

Dengan kekuasaan mayoritas yang dipegangnya, Boris Johnson bisa mendorong Inggris untuk bercerai dari Uni Eropa (dikenal juga sebagai Brexit) Januari mendatang. 

Parlemen Inggris akhirnya meloloskan Rancangan Undang-undang Kesepakatan Brexit pada Jumat (20/12/2019).

RUU ini didukung oleh seluruh anggota partai Konservatif yang berkuasa, ditambah dengan enam anggota partai oposisi Buruh yang membelot.

Dengan tercapainya kesepakatan Brexit ini, maka bisa dipastikan Inggris bakal bercerai dari Uni Eropa pada 31 Januari 2020 mendatang.

Uni Eropa sudah dua kali memperpanjang deadline perceraian dari 29 Maret 2019 menjadi 31 Oktober 2019, sebelum akhirnya sampai di angka 31 Januari 2020.

Baca juga: Pengaruh Brexit Terhadap Harga Properti

Resmi keluar

Jumat, 31 Desember 2020 menjadi hari bersejarah bagi warga Inggris. Pada hari itu mereka secara resmi bercerai dengan Uni Eropa.

Keputusan ini pun disambut sukacita oleh warga Inggris di seluruh negeri.

Ribuan orang pun melambai-lambaikan bendera Union Jack sejak Brexit resmi diberlakukan pukul 23.00, dalam perayaan yang digelar di Brussels, Belgia.

Kendati demikian, PM Johnson menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan awal dari jalan terjal yang harus mereka lalui.

"Hal penting yang perlu disampaikan malam ini (Jumat, 31 Januari 2020) adalah ini bukanlah akhir. Melainkan sebuah awal," tegasnya.

(Sumber: Kompas.com (Ardi Priyatno Utowo/Veronika Yasinta/Ericssen | Editor: Glori K. Wadrianto/Ardi Priyatno Utomo/Veronika Yasinta)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi