Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Kirim Bantuan, Bagaimana Kondisi Terkini Kebakaran Hutan di Australia?

Baca di App
Lihat Foto
WILLIAM WEST / AFP
Kebakaran hutan Australia diduga disebabkan oleh latihan artileri militer beberapa waktu lalu.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - TNI telah memberangkatkan Satuan Tugas (Satgas) Garuda RI untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Australia pada Sabtu (1/2/2020).

Satgas Garuda RI terdiri 44 orang.

Personel TNI sebanyak 41 orang terdiri dari tiga orang Tim LO berasal dari Angkatan Udara (AD) dan satu dari Angkatan Udara (AU).

Selain itu, ada Tim Zeni Konstruksi sebanyak 36 orang dengan rincian 26 orang TNI AD (menzikon), enam orang TNI AL (yonmar), dan empat orang TNI AU (disfaksonau).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain TNI, ada juga satu orang berasal dari Kementerian Luar Negeri dan dua orang dari BNPB. Sehingga total menjadi 44 orang.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, sudah seharusnya Indonesia memberikan bantuan kepada Australia

Baca juga: TNI Siap Tambah Personel untuk Pemadaman Kebakaran Hutan di Australia

Lantas bagaimana kondisi terkini kebakaran hutan di Australia?

Sejak September 2019 lalu, Australia masih berjuang memadamkan kebakaran hutan yang telah menewaskan 33 orang dan 1 miliar ekor hewan.

Kebakaran tersebut menjadi yang terburuk di Australia dalam dua dekade terakhir.

Saat ini, kebakaran hutan bahkan mulai mengancam Ibu kota Australia, Canbera dan daerah sekitarnya.

Dengan kondisi itu, pihak berwenang Ibu Kota Cambera telah menyatakan keadaan darurat, dikutip dari CNN (31/1/2020).

Menteri Utama Canberra Andrew Barr mengatakan, Canberra dalam kondisi siaga tinggi karena kebakaran hutan sudah melahap 8 persen dari total daratan di wilayahnya.

"Canberra sekarang menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahat terburuk sejak kebakaran hebat tahun 2003," kata Barr.

"Kombinasi panas eksteim, angin, dan landskap wilayah yang kering akan membuat pinggiran kota di selatan Canberra dalam bahaya beberapa hari mendatang," lanjut dia.

Baca juga: PDIP Dukung Langkah TNI Kirim Satgas Garuda ke Australia untuk Bantu Padamkan Karhutla

Keputusan yang menyatakan keadaan darurat didasarkan pada pemetaan prediktif dari kebakaran hutan dari 31 Januari hingga 2 Februari.

New South Wales juga telah mengumumkan keadaan darurat selama tujuh hari, terhitung sejak Jumat (30/1/2020).

Pemerintah juga bersiap untuk memulai evakuasi warga dari daerah terdampak.

Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan, kondisi darurat tersebut dikeluarkan karena kondisi cuaca diperkirakan akan memburuk secara signifikan pad Sabtu (1/2/2020).

"Kami ingin memastikan kami mengambil setiap tindakan pencegahan untuk bersiap menghadapi hari yang mengerikan pada hari Sabtu," katanya, dilansir dari CNN, Sabtu (1/2/2020).

Ini merupakan pengumuman kondisi darurat ketiga kalinya bagi New South Wales, setelah sebelumnya dikeluarkan pada November dan Desember.

Ribuan orang telah meninggal pesisir selatan negara itu pada Kamis (30/1/2020).

Baca juga: Ini Tugas Satgas Garuda di Lokasi Kebakaran Hutan Australia

Pihak berwenang juga mendesak warga untuk segera mengungsi sebelum Sabtu karena cuaca ekstrem di atas 40 derajat celcius.

Bandara Canberra juga sempat ditutup karena ancapan api di sekitarnya, seperti diberitakan BBC, Jumat (31/1/2020).

Pada hari yang sama, tiga petugas pemadam kebakaran Amerika Serikat tewas setelah pesawat mereka jatuh di zona kebakaran dekat kota.

Awal minggu ini, sejumlah foto langit merah akibat kebakaran hutan telah tersebar luas di media sosial.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi