KOMPAS.com - Hong Kong dilanda kelangkaan masker dan produk-produk kesehatan lainnya dengan semakin banyaknya infeksi akibat virus corona di kota itu.
Pada Kamis (5/02/2020), ada 22 kasus di Hong Kong. Sedangkan korban virus corona yang meninggal ada 1 orang.
Dilansir SCMP (5/02/2020), ada banyak kendala dialami penduduk setempat saat mencari dan menggunakan masker.
Mulai dari tidak bisa mengantre, mahalnya harga masker, hingga membuat mereka menggunakan masker selama beberapa hari berturut-turut.
Baca juga: Viral Video Masker Bedah Direbus untuk Tangkal Penularan Virus Corona
Satu masker untuk 5 hari
Seorang ibu bernama Alice Chan mengatakan dia telah menggunakan masker satu-satunya di rumah selama 5 hari berturut-turut.
Dia menggantungnya di belakang pintu agar lembab dan menggunakan sisi lainnya setiap hari.
"Saya tahu ini bukan latihan yang baik tetapi saya tidak ingin menghabiskan terlalu banyak untuk yang mahal," katanya seperti dilansir dari SCMP.
Dia juga mengatakan meskipun diberi 5 masker baru dari gereja pada Rabu (5/02/2020), dia akan terus menggunakan kembali masker yang lama.
Hal itu demi menjaga persediaan.
Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona dengan Masker Bedah, Efektifkah?
Lelah mengantre dan harga mahal
Seorang pria berusia 79 tahun dengan penyakit jantung dan diabetes mengatakan dia merasa terlalu lelah untuk mengantre berjam-jam demi mendapatkan masker.
Selain itu, harga masker di Hong Kong mencapai 200 dolar Hong Kong atau setara Rp 351.280 untuk sekotak.
Dia tinggal bersama istrinya di sebuah apartemen di distrik Sham Shui Po.
Pria itu memiliki 4 masker tersisa dan tidak tahu cara untuk mendapatkan lebih banyak.
Dia dan istrinya berencana menggunakannya lagi untuk hari-hari berikutnya dan menghindari semua acara yang tidak perlu.
Biaya masker dan barang-barang kesehatan lainnya menurutnya juga melonjak tajam.
Beberapa apotek menaikkan harga hingga 3 kali lipat, karena khawatir masyarakat akan berebut untuk persediaan.
Baca juga: Viral Video Masker Bedah Direbus untuk Tangkal Penularan Virus Corona
Stok masker
Sementara itu, Serikat Pekerja Sosial Hong Kong membuat survei untuk mengetahui stok masker.
Hasilnya menunjukkan bahwa 68 persen dari 186 unit kesejahteraan sosial di 53 organisasi non-pemerintah stok maskernya hanya bertahan kurang dari sebulan.
Presiden serikat pekerja mengatakan mereka telah meminta kepada Departemen Kesejahteraan Sosial untuk memasok masker ke rumah-rumah.
Terutama rumah orang tua dan orang cacat. Namun sejauh ini tidak mendapat tanggapan.
Dia juga mendesak pemerintah menutup sementara layanan non darurat. Seperti rehabilitasi pengguna narkoba dan sesi konseling keluarga.
Hal itu untuk menghemat masker dan disalurkan kepada yang lebih bermasalah.
Baca juga: Virus Corona, Turis China dan Pariwisata Bali...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.