Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Orang-orang Indonesia yang Jadi 'Pemburu di Manchester Biru'

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Etihad Stadium markas tim Manchester City
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Film 'Pemburu di Manchester Biru' yang dibintangi Adipati Dolken resmi tayang Kamis (6/2/2020) kemarin.

Film arahan Rako Prijanto itu bercerita tentang warga Indonesia, Hanif Thamrin yang merantau hingga bekerja sebagai jurnalis di klub sepakbola Manchester City.

Cerita itu awalnya ditulis Hanif dengan judul yang sama sebelum diangkat ke layar lebar. 

Namun ternyata selain Hanif, ada juga orang-orang Indonesia yang pernah bekerja di klub milik Sheikh Mansour itu. Ini beberapa di antaranya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Arifin

Dimulai dari Yusuf Arifin. Orang Indonesia pertama yang bekerja di Manchester City.

Dalipin, sapaanya, salah satu yang meletakkan fondasi awal tim media internasional di Manchester City. Yaitu saat City mulai memiliki kesadaran membuka diri dengan fans di berbagai belahan dunia.

Alumnus Hubungan Internasional UGM itu memulainya di tahun 2013. Ketika itu, City ditukangi Manuel Pellegrini. 

"Pas Pellegrini masuk, aku pernah nulis soal pertama kali Pellegrini ini masuk kantor," katanya kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2020).

Sebelum di Manchester City, Dalipin pernah menjadi Freelance Editor di Jawa Pos, editor Detik Weekly, WWF, ABC TV, BBC dan kemudian Manchester City.

Total, ia 18 tahun di London, Inggris.

Di City, Dalipin bekerja selama 10 bulan dari Juni 2013 hingga Maret 2014. Ia bertugas sebagai media executive dengan jobdesk mengawasi pengoperasian situs web Manchester City Indonesia. 

Juga mempromosikan minat pengembangan pemasaran dan pendukung MCFC.

"Manchester City, waktu itu ingin membuat website internasional. Mereka nyari orang yang dapat merancang ide itu di dalamnya," kata Dalipin dikutip dari obrolan di podcast Late Night Talks (21/9/2019).

Kemudian orang Indonesia berikutnya yang melanjutkan Dalipin di Manchster City adalah Firzie Idris.

Baca juga: Film Pemburu di Manchester Biru, Perjuangan Adipati Dolken Jadi Jurnalis

Firzie Idris

Firzie mengatakan, pada 2014 awal dia dihubungi lewat Twitter oleh Dalipin. Mengabarkan tentang tawaran bekerja di City.

Firzie saat itu sedang melanjutkan pendidikan S2 di Newcastle. Ia ingat, dipanggil interview di Etihad, markas City pada Februari 2014.

"Lalu 9 bulan terakhir saya kerja di sana. Karena masih student, saya kerjanya bolak-balik dari Newcastle," katanya saat dihubungi Kompas.com.

Firzie mengatakan, posisi Dalipin di Manchester City sebagai Indonesia Media Executive. Memulai dari nol dengan membuat website.

Termasuk CMS dan meletakkan sistem kerja media internasional.

"Pada 2014 tim media masih kesulitan akses ke pemain. Pelatih Pellegrini sangat protektif terhadap pemainnya. Dalam perkembangannya mereka mengubah pemainya lebih aksesibel kepada media," tuturnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Munich 1958 yang Menewaskan 8 Pemain Manchester United

Amal Ganesha

Bersamaan dengan Firzie ada juga Amal Ganesha sebagai Media Executive di City. Jika Firzie hanya sampai Desember 2014, Amal hingga Januari 2015.

Sebagai bagian dari tim media internasional, jobdesk mereka menyampaikan konten dan mengembangkan strategi komunikasi kepada penggemar Indonesia.

Yaitu mengelola situs web klub dan media sosial, memproduksi konten untuk situs web setiap hari, menghadiri konferensi pers dan wawancara juga mengembangkan strategi media.

"Menciptakan konten juga menjaga hubungan dengan fans di indonesia," papar Firzie.

Bekerja di klub Manchester City menurut Firzie adalah pengalaman berharga. Bekerja di lingkungan multinasional di tim media dengan 13 orang mengisi 9 bahasa berbeda.

Mulai bahasa Perancis, Korea, China, Malaysia Spanyol, Portugis dan lainnya.

"Mengenal karakter dan bekerja dengan standar internasional. Juga etos kerja dan effectively di waktu yang ditentukan," tuturnya.

Baca juga: Liverpool Masih Penasaran dengan Rekor Milik Manchester City

Selama di City, ia juga melihat bagaimana klub mempunyai visi dan values yang jelas. Ada cara tertentu untuk mencapai tujuan tapi tidak sembarangan.

City menurutnya momosisikan diri sebagai perusahaan global tapi rasa lokal. Mengubah lahan kosong bekas pabrik yang banyak limbah di sisi timur Manchester dijadikan akademi.

Juga membuka lapangan pekerjaan bekerjasama dengan komunitas lokal dan CSR.

Hanif Thamrin

Baru kemudian pada sekitar Maret 2015, masuk orang Indonesia berikutnya di Manchester City yaitu Hanif Thamrin.

Pengalaman kerja Hanif di klub yang saat ini dilatih Pep Guardiola itu dituangkan dalam buku yang kemudian diangkat ke layar lebar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi