Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

724 Kasus Kematian akibat Virus Corona, Akankah Lebih Besar dari Wabah SARS?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Korban jiwa dikarenakan virus corona Wuhan kemungkinan besar akan melampaui wabah SARS.

Di daratan China, jumlah korban meninggal dunia hingga Sabtu (8/2/2020) siang sebanyak 722 orang, dengan total kasus kematian 724 orang secara global.

Melansir SCMP, angka tersebut hanya selisih 89 kasus kematian akibat SARS. 

Selama wabah SARS pada November 2002-Juli 2003 lalu, tercatat 774 kematian secara global, dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 8.098 orang terinfeksi. 

Ini menunjukkan tingkat penularan SARS jauh lebih rendah dibandingkan virus corona baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejauh ini, hanya dua kasus kematian yang dilaporkan terjadi di luar China, yaitu Hong Kong dan Filipina, dari lebih kurang 332 kasus di 27 negara dan wilayah.

Sementara itu, jumlah infeksi baru di Provinsi Hubei, China, tempat wabah pertama kali ditemukan, terus meningkat.

Setelah China mencatat adanya penurunan jumlah infeksi baru pada Kamis (6/2/2020), WHO menuturkan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah wabah tersebut telah melewati masa puncaknya.

Kasus pertama virus corona ditemukan pada Desember 2019 di pasar makanan laut di Wuhan. Pasar tersebut merupakan tempat satwa liar juga diperdagangkan secara ilegal.

Baca juga: Virus Corona: 724 Orang Meninggal, 1 Kasus Kematian Warga Asing Pertama di Wuhan

"Sulit untuk mengatakan seberapa mematikan infeksi virus corona baru ini, yaitu berapa proporsi orang yang terinfeksi pada akhirnya akan meninggal," kata Ahli Penyakit Menular di Monash University, Melbourne, Profesor Allen Cheng.

Menurut dia, angka kematian kasar tampaknya sekitar 2 persen. Namun, terdapat kemungkinan orang yang telah terinfeksi tetapi belum diuji dan dinyatakan positif sehingga tidak akan tahu kasus kematian sebenarnya untuk beberapa waktu.

Pada Sabtu (8/2/2020), Pemerintah Provinsi Hubei melaporkan 81 kematian baru, sebanyak 67 di antaranya di Wuhan.

Di seluruh daratan China, jumlah kasus yang terpapar virus corona mencapai 31.774, tidak termasuk 2.050 orang yang pulih dan jumlah kasus meninggal.

Untuk menekan penularan kasus, kota-kota telah ditutup, penerbangan dibatalkan, hingga menutup pabrik, dan berdampak terhadap pasar dan bisnis global yang bergantung pada ekonomi terbesar kedua di dunia yakni China.

Para ahli WHO juga mengatakan belum melihat peningkatan kasus yang sama secara cepat di provinsi-provinsi di luar Hubei atau di wilayah Hong Kong dan Makau yang sangat terpukul oleh wabah SARS.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa jumlah kasus kemungkinan dapat naik lagi.

Baca juga: WN Kanada di Malaysia Diduga Terinfeksi Virus Corona dari Indonesia, Kemenkes: Negatif

Negatif

Meski demikian, tidak semua orang yang diduga terinfeksi dinyatakan positif terkena virus corona.

"Untuk pasien yang benar-benar terinfeksi virus corona jenis baru, tingkat positif untuk tes adalah 30 persen hingga 50 persen," kata Kepala Akademi Ilmu Kedokteran China, Wang Wang.

Lebih lanjut, Wang menjelaskan bahwa masih ada banyak kasus negatif palsu dengan mengumpulkan dugaan kasus sakit tenggorokan.

Dengan kata lain, separuh orang yang benar-benar terinfeksi virus corona mungkin negatif.

Hubei sendiri telah menggunakan pemindaian tomografi terkomputerisasi untuk hasil tes yang lebih cepat dan akurat.

Baca juga: Li Wenliang, Yingjie, dan Wudong, Tiga Dokter yang Meninggal dalam Upaya Menangani Corona...

Li Wenliang meninggal

Kenangan tentang bagaimana lambatnya China memberi tahu dunia tentang wabah SARS dihidupkan kembali ketika seorang dokter, Li Wenliang (34) yang telah mencoba meningkatkan alarm tentang virus corona baru tersebut meninggal. 

Li Wenliang meninggal karena virus corona di rumah sakit Wuhan.

Li Wenliang merupakan salah satu dari delapan orang yang ditegur kepolisian Wuhan karena dianggap menyebarkan informasi ilegal dan salah, setelah ia berbagi rincian virus dengan koleganya.

Para pengguna media sosial memanggilnya pahlawan. Mereka juga membagikan foto selfie Li Wenliang yang terbaring di ranjang rumah sakit mengenakan respirator oksigen dan memegang kartu identitas China miliknya.

Baca juga: 64 Kasus Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess, 78 WNI Dikarantina

Kasus virus corona di kapal pesiar

Selain itu, tiga orang yang berada di kapal pesiar Diamond Princess terkonfirmasi positif mengidap virus corona. Jumlah tersebut membuat total kasus positif terjangkit virus ini dari kapal menjadi 64.

Lantaran hal tersebut, Royal Caribbean Cruises Ltd pun melarang tamu berpaspor China, Hong Kong, atau Makau naik ke kapal perusahaan.

Pakar darurat WHO Mike Ryan menyampaikan, laporan orang-orang dijauhi di negara barat sehubungan dengan anggapan koneksi ke virus corona merupakan hal yang tidak dapat diterima dan perlu dihentikan.

Pemerintah Taiwan menuturkan, mulai Senin (10/2/2020), akan menangguhkan semua pengiriman penumpang dan barang secara langsung antara pulau dan China.

Selain itu, sebagian besar penerbangan dari Taiwan ke China juga ditangguhkan.

Ratusan orang asing telah dievakuasi keluar dari Wuhan selama dua minggu terakhir.

Baca juga: Jackie Chan Janjikan Rp 1,9 Miliar Buat Penemu Obat Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Reuters
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi