Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret al-Hol, Kamp Pengungsian ISIS di Suriah

Baca di App
Lihat Foto
YOUTUBE/Washington Post
Kamp pengungsian al-Hol, Suriah Timur
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejak kekalahannya di Suriah pada Maret 2019 lalu, puluhan ribu kombatan ISIS menyerahkan diri kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Dengan kekalahan ini, ISIS tak lagi memiliki wilayah kekuasaan, baik di Suriah maupuan di Irak yang lebih dulu berhasil mengalahkannya pada 2017 silam.

Para kombatan itu kemudian ditempatkan di kamp al-Hol yang terletak di Suriah Timur dan di bawah kekuasaan Kurdi.

Sejauh ini, belum ada negara yang memutuskan untuk memulangkan warganya yang telah bergabung dengan ISIS, tak terkecuali Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Middle East Eye (16/01/2020), al-Hol merupakan rumah bagi sekitar 68.000 eks ISIS dengan jumlah mayoritas adalah anak-anak dan wanita.

Banyak dari mereka adalah warga asing, termasuk Indonesia.

Mereka hanya menunggu bantuan dari internasional untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah seorang pejabat di kamp itu, Jaber Mustafa menyebut bantuan yang diberikan tak cukup untuk menutupi kebutuhan mereka.

Hampir satu tahun, mereka menetap di pengungsian itu dan menunggu kejelasan nasib mereka.

Baca juga: Pro Kontra dan Dampak di Balik Rencana Pemulangan Ratusan WNI Eks ISIS...

Pengakuan Para Penghuni Kamp

Dalam sebuah video reportasi yang diunggah oleh New York Times (24/10/2019) menunjukkan kondisi kamp pengungsian yang kumuh.

Deretan wanita terlihat berbaris dalam antrian untuk mendapat giliran mengambil makanan.

Saat ditanya kemungkinan untuk melarikan diri, para wanita itu menyebut dengan tegas mereka akan mengambil kesempatan itu.

"Ya (kabur), 100 persen. Anak-anak kami berada di jalur Tuhan dan kekhalifahan ISIS tak akan berakhir. Kami ingin memberitahu seluruh dunia bahwa ISIS akan kembali," kata salah seorang wanita itu.

Pada Oktober lalu, pasukan Turki melakukan operasi militer di Suriah dengan tujuan mencegah terbentuknya koridor teror di seantero perbatasan selatan Turki.

Turki menganggap Kurdi Suriah memilki kaitan dengan organisasi Partai Rakyat Kurdistan (YKK) yang dituding sebagai kelompok teroris oleh Turki.

Saat ditanya mengenai kabar operasi militer Turki tersebut, para wanita pun mengaku menyambut gembira atas serangan itu.

"Ya, kami mendengar kabar itu dan kami menunggunya. Itu baik untuk kami, karena kita akan mendirikan kembali kekhalifahan baru seperti sebelumnya, mungkin lebih baik. Kita akan menguasai banyak daerah," kata mereka.

Baca juga: Pelaku Penusuk Wiranto Terpapar ISIS, BNPT: Mereka Masih Eksis

Kesalahan hidup

Berbeda halnya dengan pendapat dua wanita ISIS berkebangsaan Belgia yang juga ikut diwawancarai.

Mereka mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan menganggap ISIS telah merusak hidup mereka.

"Saya pikir, saya telah melakukan sebuah kesalahan. Saya pun harus membayar kesalahan itu hari ini, saya bisa menerimanya. Kamu harus realistis. Mereka (ISIS) telah merusak hidup kami," salah seorang wanita Belgia itu.

"Kami tidak radikal. Kami juga berusaha memberikan pendidikan ke anak-anak kami layaknya semua orang. Anak-anak tak tahu dunia luar, seperti televisi dan barang-barang elektronik," sambungya.

Sementara itu, video hasil reportase Sky News (10/10/2019) juga menunjukkan potret kondisi serupa.

Bahkan, salah seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun meminta para wartawan untuk bertaubat dan dengan tenang mengatakan akan membunuh mereka.

"Kami akan membunuhmu dengan membantaimu. Kami akan membunuhmu," teriak bocah itu.

Baca juga: Soal Penusukan Wiranto, Ini Rentetan Jejak ISIS di Indonesia

Penjagaan mulai melemah

Melansir dari Independent (9/12/2020), kemampuan otorias kamp yang menampung puluhan ribu kombatan ISIS itu semakin berkurang.

Para penjaga mengaku telah menggagalkan ratusan upaya pelarian dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka juga mendapati terowongan dalam salah satu tenda yang membentang ke arah pagar pembatas.

Meski ratusan kali penjaga menangkap para tahanan, tapi tak sedikit juga tahanan yang berhasil melarikan diri.

Salah seorang tahanan yang berasal dari Sudan, Umm Abdullah (37) bahkan menyebut sudah menjadi rahasia umum di antara para penghuni kamp bahwa ada jalan keluar dari al-Hol.

"Kita bisa melihatnya terjadi setiap saat. Semua orang tahu," kata Umm Abdullah.

Baca juga: Pemulangan WNI Eks ISIS, Pertaruhan Indonesia di Mata Internasional?

Ratusan tahanan meninggal

Juru bicara Kurdish Red Crescent Dalal Ismail mengatakan, sepanjang 2019, sebanyak 517 orang meninggal dalam kamp pengungsian itu, 371 di antaranya anak-anak.

Malnutrisi, perawatan kesehatan yang buruk untuk bayi yang baru lahir dan hipotermia merupakan penyebab utama dari kematian anak-anak.

"Situasinya tragis dan bebannya sangat besar," kata Ismail.

Selain kondisi kamp yang memprihatinkan, perseteruan antar sesama tahanan juga kerap terjadi di kamp pengungsian tersebut.

Hal itu seperti yang terjadi pada bulan Juli 2019 lalu, ketika salah seorang WNI ditemukan meninggal di sebuah tenda, seperti dikutip dari Antara (31/7/2019).

Setelah diperiksa, tim forensik melaporkan bahwa terdapat memar dalam tubuh WNI yang bernama Sudarmini itu.

Mereka juga menyebutkan bahwa Sudarmini meninggal dalam kondisi sedang hamil enam bulan.

Meski pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dinyatakan tewas pada 27 Oktober 2019 silam, tetapi sel-sel ISIS tampaknya jauh dari kata hilang.

Bahkan akhir 2019 lalu, pejabat anti-terorisme Kurdi di Irak mengatakan ISIS telah membuntuk organisasinya kembali di Irak.

Baca juga: Soal Penusukan Wiranto, Ini Rentetan Jejak ISIS di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi