Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deposit Botol, Cara Norwegia Atasi Sampah Plastik...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi sampah plastik di laut
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Salah satu persoalan serius terkait isu lingkungan adalah sampah plastik. 

Tahun lalu, pada paus dan lumba-lumba mati ditemukan isi perut yang dipenuhi sampah plastik. Atau, kura-kura yang hidungnya tersumbat sedotan. Kasus-kasus temuan ini menjadi perhatian publik.

Penggunaan yang tidak terkontrol serta ketidakmampuan dalam mengelola plastik merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan ekstrem.

Tak hanya merusak ekosistem, sampah plastik yang juga bisa mengancam 'kesehatan' bumi.

Di saat banyak negara yang menyalahkan plastik atas permasalahan saat ini, Norwegia menyoroti perilaku manusia dalam menggunakan plastik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan pola pikir demikian, negara dengan Ibu Kota Oslo itu menganggap plastik sebagai barang yang berharga.

Dikutip dari AFP, Kamis (13/2/2020), Norwegia telah menerapkan sistem deposit untuk mendaur ulang hampir semua botol plastiknya.

Baca juga: Kirim 150 Kontainer Sampah Plastik, Malaysia Tegaskan Tak Bakal Jadi Tempat Pembuangan

Dengan mengandalkan mesin yang ditempatkan di sebagian besar supermarket, pengunjung yang memasukkan botol ke dalam mesin itu akan mendapat tiket yang bernilai 3,25 euro.

"Anda harus menyingkirkan botol-botol itu. Jadi sebaiknya Anda melakukannya dengan cerdas," kata seorang wanita berusia sekitar 70 tahun.

Pelanggan hanya akan membayar beberapa sen tambahan ketika mereka membeli minuman botol dan uang itu akan dikembalikan ketika mereka memasukkan botol kosong ke dalam mesin deposit.

"Ketika Anda memiliki deposit dalam botol kosong, Anda telah memberitahu konsumen bahwa mereka membeli sebuah produk, tapi mereka hanya meminjam kemasannya," kata Kjell Olav Maldum, kepala perusahaan pengelola skema deposit.

Konsep pengembalian botol plastik kosong ini telah diterapkan secara luas.

Bahkan, mereka telah memiliki kosa kata baru dalam bahasa Norwegia untuk menyebut aktivitas itu, yaitu a pante.

Baca juga: Wali Kota Salatiga Susun Aturan untuk Kurangi Sampah Plastik

Saat ini, Norwegia menjadi negara dengan tingkat daur ulang sebesar 97 persen atau 10 tahun lebih cepat dari target Uni Eropa pada 2029.

Jumlah itu sebanding dengan 60 persen angka daur ulang di Perancis dan Inggris.

Lebih dari 1,1 miliar botol plastik dan kaleng minuman alumunium dikembalikan pada 2018 dari supermarket, pom bensin, dan toko-toko kecil.

Kota Fetsund, sekitar 30 kilometer dari Oslo, menjadi tempat pemrosesan utama daur ulang botol-botol plastik tersebut.

Di itu, botol-botol plastik disortir, dipadatkan dan ditempatkan pada pelat yang menyerupai kubus untuk didaur ulang.

Setiap botol plastik baru, mengandung sekitar 10 persen bahan daur ulang. Pemerintah juga menerapkan pajak tinggi agar produsen plastik yang tak menggunakan plastik daur ulang.

Organisasi lingkungan Zero Waste Europe menyebutkan, sistem deposit tersebut sebagai satu-satunya cara untuk memenuhi target Uni Eropa.

Sementara itu, sekitar 15 ton plastik dibuang ke lautan setiap menitnya.

"Apakah masalah ada pada plastik itu sendiri atau cara kita menggunakannya? Plastik saat ini masih yang terbaik, tapi jauhkan dari alam," tutup Maldum.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 4 Cara Kelola Sampah Plastik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: AFP
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi