Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terulang, Dokter Senior di Wuhan, Liu Zhiming Meninggal Dunia akibat Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
wikimediacommons
Ilustrasi dokter
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Salah satu dokter senior sekaligus Direktur Rumah Sakit Wuhan, Liu Zhiming, dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (18/2/2020) pukul 10.30 waktu setempat.

Adapun kebenaran kabar meninggalnya Liu ini dibenarkan oleh Mikrobiologi China Central Television.

Dilansir dari The Guardian, Liu meninggal dikarenakan virus corona yang menginfeksi tubuhnya.

Pejabat tinggi lain yang meninggal akibat virus corona, yakni mantan direktur rumah sakit pengobatan China Kota Ezhou di Provinsi Hubei, Xu Depu pada Kamis (13/2/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Xu terjadi ketika media pemerintah melaporkan pemeriksaan dari rumah ke rumah baru di Wuhan dengan tujuan mencari dan mengumpulkan semua pasien yang terinfeksi virus corona.

Baca juga: Update Terbaru Virus Corona: 1.873 Meninggal, 73.429 Orang Terinfeksi

Media pemerintah mengungkapkan, siapapun yang dicurigai terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini akan menghadapi tes wajib.

Selain itu, siapapun yang memiliki hubungan dekat dengan pasien nantinya akan dikarantina.

Berdasarkan surat kabar Wuhan, Chutian Daily, dikabarkan terdapat 10 lokasi pusat karantina yang mirip dengan rumah sakit darurat Fangcang akan didirikan di delapan distrik di kota tersebut.

Adapun fasilitas yang bakal disediakan yakni lebih dari 11.400 tempat tidur tambahan untuk orang-orang yang menunjukkan gejala ringan tertular virus corona.

Karena penyebaran virus corona dari hari ke hari makin bertambah, pemerintah China melakukan sejumlah langkah guna menampung pasien perumahan.

Tak hanya itu, sejumlah bangunan, kawasan industri dan pusat-pusat transportasi diubah menjadi pusat-pusat perpindahan pasien perumahan.

Baca juga: Otoritas Kesehatan China Sebut Virus Corona Bisa Menular Melalui Sentuhan

Kekacauan di Wuhan

Dalam laporan yang diterima mengungkapkan, semua masyarakat dan desa akan ditempatkan di bawah manajemen tertutup di mana pada dasarnya menempatkan para warga di bawah pengkarantinaan.

Meski begitu, siapapun yang membeli obat batuk atau obat pereda panas di apotek atau online harus menggunakan kartu ID mereka.

Selain itu, kampanye inspeksi seluruh kota menunjukkan adanya peningkatan situasi di Wuhan di mana mantan pejabat dipersalahkan karena menutup-nutupi situasi dan menyebabkan penyebaran virus dengan cepat.

Tindakan kejam tersebut, terjadi setelah dua pemimpin kota itu dipecat pekan lalu.

Pejabat Kesehatan hingga kini melaporkan hampir 50.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Provinsi Hubei, China.

Baca juga: Mewabah di Puluhan Negara, Ini Mitos dan Fakta soal Virus Corona

Masifnya penyebaran virus corona di Wuhan membuat warga Wuhan merasa terkekang karena proses karantina yang masih berlaku.

"Kami tidak dizinkan keluar sama sekali, kami telah kehilangan hak asasi manusia kami yang paling besar. Para penjaga seperti penjaga penjara, menyalahgunakan sedikit kekuatan yang mereka miliki. Kami dijamin kebebasan pribadi di bawah konstitusi," ujar salah satu warga di situs microblogging Weibo.

Pengguna media sosial lain juga sepakat dengan kondisi yang mengekang tersebut.

"Rasanya seperti berada di penjara," ujar warga lainnya.

Para warga yang dikarantina dilarang keluar, bahkan berjalan-jalan di lingkungan tersebut.

Meski jumlah orang yang tertular virus corona di luar Provinsi Hubei telah turun, namun situasi di dalam Hubei terus menjadi serius.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Menangani Penyebaran Virus Corona...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi