Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Skinny Fat, Tubuh Kurus dengan Tingkat Lemak Tinggi yang Berpotensi Serangan Jantung

Baca di App
Lihat Foto
UberImages
Ilustrasi olahraga lari
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Suami penyanyi Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair, meninggal dunia di RS MMC Kuningan, Jakarta pada Selasa (18/2/2020).

Diketahui, penyebab meninggalnya pria berusia 40 tahun itu dikarenakan serangan jantung.

Dalam kesempatan wawancara, Ashraf mengaku gemar berolahraga di pusat kebugaran dengan melakukan gym.

Baca juga: Mengenang Ashraf Sinclair, Suami BCL yang Aktif di Dunia Perfilman dan Startup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski gemar berolahraga dan tergolong usia muda, mengapa seseorang bisa mengalami serangan jantung?

Skinny Fat

Dokter Ahli Gizi, DR. dr. Tan Shot Yen mengungkapkan, hal itu bisa jadi dikarenakan gejala Skinny Fat.

Skinny fat merupakan suatu kondisi di mana tubuh memiliki berat badan normal, tanpa adanya usaha keras seperti berolahraga, tetapi saat diperiksa memiliki tingkat lemak dan peradangan tubuh yang tinggi.

Tan menjelaskan, ada keterkaitan antara fenomena Skinny Fat dengan serangan jantung.

"Orang dengan Skinny Fat memiliki lemak yang ada pada pembuluh darah, jadi mereka yang menjalani diet-diet keto, jika dicek kadar kolesterolnya, kekentalan darahnya, risiko penyakit jantung dan stroke-nya sudah babak belur," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

Ia mengaku, hal tersebut dapat diperparah jika saat pemeriksaan menunjukkan adanya angka tinggi pada tensi dan gula darah pasien.

Dilansir dari Health.com, Direktur Laboratorium untuk Penelitian Aterosklerosis dan Metabolik dari Sistem Kesehatan UC Davis, Ishwarlal Jialal, MD, mengatakan, orang dengan fenomena Skinny Fat tidak tampak dari penampilan fisik mereka.

Salah satu cara untuk mengetahui dengan pasti seberapa sehat metabolisme Anda, yakni dengan memeriksa tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah.

Selain itu, ada beberapa tanda peringatan yang dapat membantu Anda menentukan apakah Anda berisiko mengalami obesitas dengan berat badan normal atau tidak.

Hal yang dapat membantu Anda untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru bisa dengan berolahraga jalan cepat, bersepeda, atau berlari.

Namun, dengan menambahkan latihan kekuatan secara teratur juga akan membantu Anda membangun otot, yang akan meningkatkan metabolisme dan membakar lemak beracun.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Apa yang salah dengan olahraga?

Sementara itu, Tan mengimbau kepada masyarakat agar menghindari olahraga dengan mengambil porsi yang berat.

"Prinsipnya, kardio 30 menit tiap hari, buat yang tidak terbiasa, mulai dilakukan bertahap. Asal optimal, bukan hitungan kuantitas (berapa banyak kalori terbakar), namun kualitas berapa denyut nadi yang dihasilkan," ujar Tan.

Ia mengungkapkan, untuk pemula umumnya memiliki denyut nadi rata-rata di atas angka 100/menit.

Selain itu, olahraga yang diperlukan guna mencegah terjadinya penumpukan lemak di dalam pembuluh darah, yakni penguatan otot.

"Penguatan otot berlaku untuk otot perut, lengan, dan paha," ujar Tan.

Menurutnya, mengusir lemak tidak semudah yang dibayangkan.

Padahal masyarakat harus fokus pada lemak yang ada di dalam organ tubuh dan lemak darah, tidak hanya lemak di bawah kulit saja.

Di sisi lain, olahraga akan sia-sia atau tidak menyelesaikan masalah jika masyarakat melakukan olahraga dalam porsi berat sekaligus, namun diselingi dengan makan makanan lebih banyak dari biasanya.

Baca juga: Kenali 10 Mitos soal Penyakit Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi