Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan, Begini Sebaiknya Cara Membuang Masker

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MARIDAV
Ilustrasi penggunaan masker
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penggunaan masker di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, meningkat seiring merebaknya wabah virus corona.

Beberapa waktu belakangan ini, bahkan masker langka di pasaran. Jika stok ada, harganya dijual dengan sangat tinggi.

Penggunaan masker memang disarankan sebagai salah satu langkah mencegah penularan virus corona.

Sejak Jumat (21/2/2020) pagi, beredar video viral pengemasan masker yang diduga masker bekas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet pun meresponsnya secara beragam. Ada yang mengatakan menjadi was-was saat membeli masker, ada pula yang memberikan saran bagaimana sebaiknya memperlakukan masker setelah pemakaian.

Beberapa waktu lalu, Kompas.com menghubungi Dokter Yusuf Nugraha, pemilik dari Klinik Harapan Sehat di Cianjur, yang juga fokus pada pengolahan sampah.

Bagaimana sebaiknya cara yang tepat membuang masker?

Pembuangan masker

Pembuangan masker mungkin hal yang selama ini tak terlalu diperhatikan.

Padahal, menurut dr Yusuf, cara membuang masker merupakan hal penting.

Mengenai cara pembuangan masker, berikut beberapa catatan dari dr Yusuf:

Masker bekas pakai sebaiknya dibuang secara terpisah ke dalam tempat sampah khusus barang beracun dan berbahaya (B3).

Mengapa? karena hal itu menentukan bagaimana selanjutnya sampah-sampah itu akan diolah.

"Kita harus pisahkan ke tempat sampahnya. Di tempat sampah terpisah. Nah sebetulnya (masker bekas) masuk ke B3, ke warna merah, disimpan di situ. Nanti biasanya dibuang, dibuang juga bukan sembarangan, ada yang membawanya nanti," kata dr. Yusuf saat dihubungi awal pekan lalu.

Baca juga: Viral Video Packing Masker Diinjak-Injak dan Tak Steril, Ini Bantahan Solida

Cara ini diterapkan di kliniknya.

Ia mengatakan, ada yang membuang masker dengan dibungkus plastik terlebih dahulu, ada yang dilipat sehingga bagian dalam masker tertutup.

Tak ada yang salah dengan cara ini, tetapi Yusuf menekankan, yang terpenting adalah pemisahan sampahnya.

"Ya itu bagus, lebih baik, dia (kuman di masker) kan tertutup. Tapi dia (masker) pembuangan akhirnya ke mana? Sah-sah saja, tapi kan kalau pembuangannya enggak terpisah, sama saja," kata Yusuf.

Yang terpenting, kata Yusuf, limbah masker jangan dibakar.

"Jangan dibakar sendiri, dibakar sih enggak boleh. Kalau dibakar sendiri, pembakaran akan menyebabkan pencemaran," lanjut dia.

"Jadi seharusnya yang betul ada yang membawa, ada perusahaan yang khusus membawa limbah medis. Cuma kan di masyarakat saya juga masih bingung, cuma sedikit (limbah masker), siapa yang mau bawa limbahnya dia," ujar Yusuf.

Baca juga: Kisah Yusuf Nugraha, Dokter dengan Tarif 10 Botol Plastik Bekas  

Jenis dan fungsi masker

Dokter Yusuf juga menjelaskan terdapat dua jenis masker, yakni masker bedah dan masker respirator (N95).

Masker bedah adalah masker yang sering digunakan oleh masyarakat dengan bagian luar berwarna hijau, maupun warna lainnya.

Masker jenis ini berfungsi untuk menyaring tetesan cairan yang berasal dari bersin atau batuk seseorang yang mungkin saja mengandung virus.

"Kalau masker N95 itu memang proteksinya lebih baik dari masker bedah, masker ini menghalangi lebih dari 95 persen partikel, jadi lebih efektif untuk menghalau partikel-partikel yang mungkin di dalamnya ada virus," kata dr. Yusuf.

Masker jenis inilah yang beberapa waktu lalu dikirimkan oleh Pemerintah Indonesia ke Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di China.

Bagaimana cara penggunaan masker yang benar?

"Bagian berwarna hijau itu di luar, yang putih untuk di dalam," ujar dia.

Selain itu, bagian masker yang terdapat bagian keras, sejenis kawat yang bisa dibengkokkan, ada di sisi atas.

"Kemudian di masker bedah ada galurnya (lipatannya). Jadi kenapa kerasnya harus di atas, itu karena galurnya ketika batuk, droplets-nya ketahan di situ. Jadi lipatan itu fungsinya menahan partikel-partikel itu," kata dr. Yusuf.

Sementara, jika penggunaannya terbalik, maka bakteri yang tersaring dan seharusnya tertahan di bagian lipatan justru akan jatuh ke bawah. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi