Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perawat di China Terkait Virus Corona: Digunduli hingga Bekerja Saat Hamil Tua

Baca di App
Lihat Foto
AFP/STR/CHINA OUT
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas medis saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Virus corona jenis baru yang kini bernama Covid-19 masih menjadi momok global.

Angka kematian akibat virus yang pertama kali diketahui di Wuhan, China tersebut sudah mencapai 2.244 per Jumat (21/2/2020).

Banyak kisah heroik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan ketika bekerja melayani pasien virus corona di China. 

Beberapa di antaranya disebut kurang manusiawi dan justru memancing kemarahan netizen. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Zhang Ru, Dokter di China yang Tertidur Bersandar Dinding akibat Kelelahan Tangani Virus Corona

Dirangkum dari SCMP (21/2/2020), berikut perjuangan tenaga kesehatan, terutama perawat selama menangani virus corona di China:

1. Bekerja saat hamil besar 

Seorang perawat di Rumah Sakit Umum Central China War Zone dikabarkan situs web CCTV tetap bekerja meski dalam waktu dekat akan melahirkan.

Perawat itu bernama Zhao Yu. Dia dijadwalkan melahirkan dalam 20 hari ketika laporan itu dibuat.

Meskipun rekan-rekannya mencoba menghentikannya, dia tetap menolak. Dia ingin tetap bekerja dan berbagi beban.

Media pemerintah China memuji tindakan heroik Zhao Yu. Meski begitu, netizen tidak sependapat.

Banyak pengguna media sosial mengemukakan kekhawatiran tentang perawat hamil yang bekerja di lingkungan sulit dan tidak sehat itu.

Di Twitter China, Weibo netizen berkomentar pedas.

"Saya tidak tersentuh sama sekali, sebaliknya, saya marah," tulis seseorang di Weibo.

 Ada juga yang mengatakan seharusnya seorang wanita yang hamil 9 bulan berada di rumah.

Namun perawat itu justru mengenakan pakaian pelindung yang tebal dan sulit baginya untuk bergerak. Hal itu tak baik untuk bayinya.

Setelah mendapat protes dari netizen, video itu kemudian ditarik oleh situs web CCTV.

Baca juga: Selesai Karantina, Berikut Kronologi Kasus Corona di Diamond Princess

2. Kembali bekerja tak lama setelah keguguran

Harian Wuhan Evening News, melalui SCMP, menceritakan seorang perawat yang telah kembali bekerja hanya 10 hari setelah ia menjalani operasi karena keguguran.

Salah satu pegawai Rumah Sakit Pusat Wuhan Huang Shan (27) mengatakan, seharusnya perawat itu beristirahat selama 28 hari sesuai prosedur.

Tapi dia kembali dari cuti jauh lebih awal karena wabah semakin memburuk dan rekan-rekannya berjuang untuk mengatasi krisis.

Perawat yang tidak disebutkan namanya itu, biasanya bekerja di bagian onkologi.

Tapi ketika dia kembali bertugas (akhir Januari) dia ditugaskan ke bangsal isolasi coronavirus.

Hal itu dirahasiakannya dari keluarga, karena dia tidak ingin membuat mereka khawatir.

Awalnya dia merasa lelah dengan pekerjaan itu, namun setelah beberapa hari dia bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang penuh tekanan.

Namun hal itu juga memicu ketidaksetujuan netizen.

Baca juga: Terulang, Dokter Senior di Wuhan, Liu Zhiming Meninggal Dunia akibat Virus Corona

3. Banyak perawat wanita digunduli

Sebuah video yang dimaksudkan sebagai penghargaan bagi pekerja medis wanita di Cina menjadi bumerang.

Itu karena orang-orang malah melampiaskan rasa frustrasi mereka pada pemerintah China yang menggunakan perempuan sebagai alat untuk propaganda.

Dilansir situs QZ, video tersebut diposting oleh Gansu Daily, sebuah surat kabar milik pemerintah Provinsi Gansu.

Di video itu tampak belasan perawat wanita yang mengenakan masker menangis ketika rambut mereka dicukur habis atau digunduli.

Ada yang dicukur dengan kasar, rambut panjangnya dijambak, lalu digunting dengan gunting elektronik.

Ada juga perawat yang tidak berani melihat ke arah rambutnya saat dipotong. Air matanya terus membasahi pipinya.

Mereka akan dikirim ke Hubei, provinsi China untuk membantu merawat pasien.

Video itu mencoba melukiskan para prajurit paling cantik yang berani memerangi epidemi.

Mereka dipuji karena keberanian mereka mengorbankan rambut mereka sehingga mereka bisa lebih baik mengenakan alat pelindung ketika merawat pasien.

Tapi sebaliknya, video itu disambut dengan kemarahan netizen di Weibo.

Video tersebut sekarang sudah dihapus karena serangan oleh para netizen.

Baca juga: Song Yingjie, Dokter di China Meninggal Diduga akibat Kelelahan Tangani Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi