KOMPAS.com - Penyebaran infeksi virus corona jenis baru yang kini dikenal dengan Covid-19 di Korea Selatan meningkat dengan cepat.
Korea Selatan (Korsel) melaporkan kasus kematian kedua akibat infeksi virus corona Jumat (21/2/2020).
Padahal kasus kematian pertama baru dilaporkan pada Rabu (19/2/2020) kemarin.
Dilansir CNN, Jumat (21/2/2020), korban kedua diidentifikasi sebagai seorang wanita kelahiran 1965.
Dia dikonfirmasi mengidap virus corona pada Jumat (19/2/2020).
Pasien pertama di Korea Selatan yang meninggal akibat virus corona, yakni seorang pria berusia 63 tahun yang didiagnosis memiliki penyakit paru-paru kronis dan telah dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang lama.
Baca juga: Mengenal Kota Daegu, Tempat Sebagian Besar Kasus Corona di Korea Selatan
Melonjak tajam
Kasus di Korea Selatan diketahui terus melonjak. Dilansir SCMP, kasus virus corona di Korsel masih 46 kasus pada Rabu (19/2/2020).
Namun pada Jumat (21/2/2020) pagi, kasusnya dilaporkan menjadi 204 kasus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengumumkan lagi angkanya melonjak menjadi 208 kasus pada Jumat (21/2/2020) malam.
Dilansir dari Korea Herald, dari 104 kasus baru itu 86 berada di Daegu, 300 kilometer tenggara Seoul, dan provinsi tetangga, Gyeongsang Utara.
Tujuh lainnya dilaporkan di Seoul, kata KCDC.
Sebelumnya di hari yang sama, KCDC menyebutkan infeksi virus corona di Korsel masih dalam tahap awal dari wabah besar dan masih dapat dikendalikan.
Namun, kini otoritas kesehatan bersumpah untuk melakukan lebih banyak upaya penahanan karena penyakit itu berpotensi fatal menyebar cepat ke seluruh negeri.
Baca juga: Mewabah di Puluhan Negara, Ini Mitos dan Fakta soal Virus Corona
Mencegah penularan
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel Park Neung-hoo mengatakan otoritas kesehatan akan mengizinkan rumah sakit memisahkan pasien pernapasan dari yang lain.
Hal itu dalam upaya untuk mencegah penularan dari manusia ke manusia di rumah sakit.
Otoritas kesehatan, dijelaskan Park juga akan memeriksa semua pasien pneumonia di rumah sakit Daegu.
Pihak berwenang telah menjaga peringatan virus di level tertinggi ketiga, atau "oranye," tetapi respons virus akan dilakukan dengan urgensi yang sesuai dengan tingkat "merah".
Dilansir dari Korea Herald, dari 100 kasus baru, 85 terkait dengan Gereja Shincheonji Yesus di Daegu.
Direktur KCDC Jung Eun-kyeong menyebut otoritas kesehatan sedang menyelidiki bagaimana gereja Daegu terinfeksi oleh virus.
Organisasi keagamaan itu memiliki cabang di China dan negara-negara lain.
Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah anggota gereja mengunjungi provinsi Hubei China, sebagai pusat penyebaran virus corona.
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.