Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Pemasok Utama, Stok Gaun Pengantin Diprediksi Terkena Imbas Wabah Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Musim pernikahan yang akan datang beberapa waktu ke depan dapat menyebabkan kepanikan di tengah virus corona yang masih terus mewabah.

Situasi ini diprediksi akan menimbulkan kepanikan karena sebagian orang mungkin tidak dapat memperoleh gaun untuk pernikahannya. 

Melansir CNN, Sabtu (22/2/2020), China adalah pemasok utama untuk gaun pengantin.

Menurut American Bridal and Prom Industry, sekitar 80 persen dari gaun bergaya barat diproduksi di sana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, akibat virus corona, banyak pabrik di China yang masih tutup tahun ini di tengah upaya negara untuk menekan penyebaran virus tersebut.

Baca juga: Update Korban Virus Corona: 2.364 Meninggal Dunia, 78.583 Terinfeksi, 20.863 Sembuh

Waktu produksi yang semakin lama

Meski perlahan pabrik-pabrik di China kembali beroperasi, tetapi isolasi yang diperpanjang mengakibatkan terjadinya penundaan produksi secara menyeluruh untuk semua jenis produk, termasuk gaun pengantin.

"Kami menghabiskan banyak waktu untuk memantau situasi di China dan saya percaya ada banyak gangguan yang terjadi," ujar CEO David's Bridal, James Marcum.

Perusahasnnya merupakan penjual gaun pengantin terbesar di Amerika Serikat.

"Tidak hanya berdampak pada gaun pengantin, tetapi juga pengiring pengantin," tambah dia.

Produksi gaun pengantin membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang sangat terampil.

Banyak gaun pengantin yang dibuat khusus sesuai permintaan pengantin wanita, dengan detail rumit seperti jahitan tangan, hingga menggunakan manik-manik.

Beberapa di antara pembuatan jenis gaun tersebut memakan waktu 100 jam kerja dengan menggunakan tangan.

Baca juga: Saat China Berencana Hentikan Perdagangan Satwa Liar akibat Virus Corona...

Jadi, penundaan produksi yang tidak diduga ini semakin memperlambat waktu pengerjaan yang memang memakan waktu panjang.

Efek domino yang terjadi dapat membuat penjual gaun pengantin tidak dapat mengirimkan pesanan dengan tepat waktu.

"Kami sudah mendengar bahwa beberapa pedagang besar memberi tahu pembeli tentang keterlambatan pengiriman akibat virus. Kami belum memiliki visibilitas penuh terkait dengan sampai kapan atau sejauh apa dampak keterlambatan itu," kata Marcum.

Penundaan setidaknya satu bulan

Pemilik Mon Cheri Bridals yang berbasis di Trenton, New Jersey, Stephen Lang, mengatakan, dengan keterlambatan produksi ini, para penjual mungkin tidak bisa menyetok gaun pengantin dan gaun pesta

Perusahaan miliknya merupakan produsen skala besar untuk gaun khusus, termasuk gaun pernikahan.

Ia memasok ke lebih dari 10.000 toko di dunia, termasuk 4.000 toko di Amerika Serikat.

Setidaknya, 80 persen dari gaun-gaun pernikahan tersebut dibuat di China.

"Mereka menyetok gaun-gaun itu karena semua orang benar-benar khawatirkan kekurangan gaun pengantin saat musim panas nanti," kata Lang.

Baca juga: Soal Penyebaran Virus Corona di Korea Selatan, Ini Imbauan Kemenlu

Menurut dia, setidaknya sudah terjadi satu bulan keterlambatan dalam rantai pasokan dari China.

"Ini akan menjadi lebih buruk jika semuanya tidak segera kembali normal," tambahnya.

Sementara, menurut Marcum, semua pabrik David's Bridal di China sekarang telah buka.

China menyumbang kurang dari setengah produksi gaun pengantinnya.

Pengecer juga memproduksi gaunnya di Sri Lanka, Burma, dan Vietnam.

Marcum mengatakan, perusahaannya memiliki persediaan yang cukup di gudang dan di 300 tokonya di seluruh negeri.

"Kami merasa percaya diri, tetapi jika situasi kembali memburuk, kami melakukan apa saja, bahkan pengiriman lewat udara, untuk memastikan pelanggan kami mendapatkan pesanannya," ujar Marcum.

Baca juga: Fakta Baru Virus Corona: Bisa Menular dari Pasien Tanpa Gejala

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mitos dan Fakta Soal Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi