Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun di China, Kasus Virus Corona Melonjak di Korea Selatan, Jepang dan Italia, Ini Datanya..

Baca di App
Lihat Foto
NICOLA FOSSELLA
Orang-orang dan petugas kesehatan memakai masker wajah pelindung di luar rumah sakit di Padua, wilayah Veneto, Italia utara EPA-EFE/NICOLA FOSSELLA
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jumlah infeksi virus corona di China disebut menurun. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah infeksi corona di Wuhan turun hingga 55 persen pada Sabtu (22/2/2020) jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Diketahui, jumlah infeksi pada hari Jumat (21/2/2020) terdapat 889 kasus, sementara keesokan harinya infeksi baru hanya ada di angka 397 kasus.

Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng memaparkan data yang ia miliki.
Jumlah kasus infeksi yang masih ditangani di Wuhan pada Jumat adalah 38.020 kasus, angka itu turun di hari Sabtu menjadi 36.680.

Di Hubei, angka infeksi juga menunjukkan penurunan di hari yang sama, dari 13.886 menjadi 10.967 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara secara nasional, penurunan juga terlihat dari semula 9.141 kasus menjadi 5.637.

"Perubahan itu mengindikasikan penguatan pencegahan dan kontrol secara nasional yang berkelanjutan berpengaruh. Progres positif juga telah ditemukan dalam pengobatan medis, dan angka infeksi yang ada terpantau mengalami penurunan," kata Mi Feng seperti dikutip dari South China Morning Post.

Dengan menurunnya angka infeksi, kota yang semula diisolasi dan ditutup secara total akibat menjadi pusat persebaran virus, kini perlahan sudah mulai dibuka dan berangsur normal.

Baca juga: 1 Kasus Virus Corona Ditemukan di Komplek Pabrik Samsung

Melonjak di luar China

Akan tetapi hal sebaliknya, peningkatan jumlah kasus infeksi virus Cofid-19 yang terkonfirmasi justru terjadi di negara lain, seperti Iran, Jepang, Korea Selatan dan Italia.

Di negara-negara tersebut, infeksi virus yang berasal dari Wuhan ini justru naik tingkat dari epidemik menjadi pandemik.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh seorang profesor dari Departemen Penyakit Menular dan Kesehatan Masyarakat, City University, Hong Kong, Dirk Pfeiffer.

Ia menyebut, penurunan kasus yang ada di China bukan berati virus ini sudah terkontrol. Oleh karena itu, bukan hal mustahil kemudian virus ini akan menjadi pandemi di banyak negara lainnya.

"Sayangnya, saya percaya bahwa kita tidak bisa menghentikan persebaran virus, tidak dapat dihindarkan dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. Kasus infeksi akan terlihat di banyak atau sebagian banyak negara di dunia. Ini akan menjadi pandemik," ujarnya.

Iran

Otoritas Kesehatan Iran melaporkan terdapat 28 kasus infeksi virus corona dengan korban meninggal sebanyak 6 jiwa.

Korea Selatan

Kemudian Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, menyebut jumlah infeksi meningkat lebih dari 2 kali lipat pada Jumat, dari 204 menjadi 433 kasus.

Angka infeksi kemudian melonjak menjadi 556 dari update terakhir. Sementara korban meninggal 4 orang. 

Sebagian besar kasus infeksi terjadi di sebuah rumah sakit di wilayah Cheongdo dan Kota Daegu di kawasan tenggara.

Baca juga: Fakta Baru Virus Corona: Bisa Menular dari Pasien Tanpa Gejala

Jepang

Selanjutnya, Jepang saat ini mencatat 751 orang di wilayahnya terinfeksi virus corona. Mayoritas dari mereka adalah petugas atau penumpang yang ada di Kapal Pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama.

Adapun korban meninggal karena virus corona di Jepang 3 orang. 

Italia

Di Italia, puluhan kota ditutup setelah dua orang meninggal dan 79 orang lainnya terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir.

Makin mengkhawatirkan, karena peningkatan di Italia ini dikatakan penderita tidak punya hubungan langsung dengan sumber wabah.

Hingga saat ini, dari seluruh dunia sudah terkonfirmasi terdapat 78.724 kasus infeksi virus corona sejak pertama kali ditemukan akhir Desember 2019.

Dari jumlah itu, 23.092 di antaranya berhasil disembuhkan, dan 2.462 lainnya meninggal dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi