Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema China antara Mengembalikan Ekonomi atau Membendung Penyebaran Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
ROMAN PILIPEY
Seorang pekerja kota mengenakan masker pelindung wajah mengendarai sepeda di Beijing, China, 22 Februari 2020. EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pihak berwenang China mencoba mengembalikan warga negaranya untuk bekerja setelah mengurangi aktivitas karena virus corona.

Pada 23 Februari ini genap sebulan setelah pemerintah mengumumkan karantina jutaan orang yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun mereka menghadapi dilema antara membendung penyebaran virus atau mengembalikan kondisi ekonomi yang goyah akibat wabah virus corona.

Di sisi lain, banyak perusahaan kecil dan menengah khawatir akan mengalami kebangkrutan apabila ekonomi China tidak segera pulih.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tahun ini perusahaan kami tidak berbicara tentang masalah laba. Tujuan utama kami adalah untuk bertahan hidup," kata CEO eksekutif Guangdong Meijie Group, Luo Xiaohua kepada China Business News.

Standar pengendalian virus

Di Shenzhen, kota perbatasan yang menyaingi Hong Kong, perusahaan telah diberitahu bahwa mereka dapat segera kembali bekerja jika mereka memiliki langkah-langkah pengendalian virus.

Yaitu mencakup disinfektan, memberi karyawan setidaknya dua masker sehari, melakukan pemeriksaan suhu, dan memiliki rencana yang disetujui oleh pejabat setempat.

Namun, kenyataanya tidak banyak perusahaan bisa melaksanakan regulasi itu.

"Kami mulai hari ini, tapi bos hanya memberi kami satu masker ketika kita semua tahu dia seharusnya memberi dua," kata Xiao perempuan 52 tahun yang bekerja di pabrik plastik di Shenzhen seperti dikutip dari Guardian.

"Suamiku, yang bekerja di sebuah restoran di dekat sini, juga hanya mendapatkan satu masker per hari," tambahnya.

Baca juga: Turun di China, Kasus Virus Corona Melonjak di Korea Selatan, Jepang dan Italia, Ini Datanya..

Pada praktiknya, membuat karyawan kembali bekerja adalah masalah lebih lanjut bagi perusahaan yang siap untuk dibuka kembali.

Xiao mengatakan hanya sekitar 20 dari 50 tenaga kerja pabrik telah kembali dari bagian lain China.

Beberapa khawatir tentang wabah virus corona, tetapi banyak yang berjuang untuk mendapatkan akses transportasi dengan pembatasan baru yang ketat.

Tiket kereta api di China masih terbatas dan banyak layanan bus telah dibatalkan.

Untuk mengatasi ini, provinsi Zhejiang telah menyediakan 100 juta yuan subsidi untuk membantu orang kembali bekerja.

Mereka bahkan telah menyewa mobil, bus, dan kereta api untuk mengangkut karyawan agar kembali bekerja.

Kehawatiran menyebarnya virus

Banyak ahli penyakit menular sekarang percaya itu kemungkinan akan menjadi pandemi, dan bahkan direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan.

Jika karantina dan penutupan bisnis tidak dapat menghentikan Covid-19 seperti cara menghentikan Sars pada tahun 2003 maka kerugian lebih besar dapat menimpa China dan negara lain.

"Ya, kami ingin menghentikan penyebaran, tetapi harus mulai lebih peduli pada sekitar 50 juta orang di Hubei," kata Lawrence Gostin, Profesor Kedokteran di Universitas Georgetown dan Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Johns Hopkins.

Menurut Lawrence, ancaman berkelanjutan terhadap kesehatan fisik dan mental di Hubei adalah orang-orang terperangkap bersama dan ketakutan.

Baca juga: 1 Kasus Virus Corona Ditemukan di Komplek Pabrik Samsung

Pusat manufaktur

Kota Wuhan dan provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah, menjadi fokus upaya pencegahan penyakit dalam empat minggu terakhir.

Korban meningkat menjadi lebih dari 2.000 di seluruh dunia, dan infeksi mencapai lebih dari 75.000, sebagian besar kasus masih di dalam zona karantina itu.

Tetapi penyakit itu telah menyebar jauh di seluruh negeri sebelum Hubei ditutup , dan beberapa tempat yang paling parah terkena dampak adalah pusat-pusat manufaktur dan ekonomi China.

Seperti Provinsi Guangdong selatan, tepat di seberang Hong Kong merupakan lokasi pabrik bagi perusahaan seperti Apple Foxconn.

Guangdong terkena dampak terburuk kedua setelah Hubei, dengan 1.339 kasus virus corona dikonfirmasi dan lima korban meninggal.

Sementara Zhejiang Timur, dekat Shanghai dengan 1.205 kasus infeksi dan 1 kematian merupakan basis bagi perusahaan seperti Alibaba.

Baca juga: Ahli Kesehatan China: Obat Anti-Malaria Efektif Mengobati Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi