Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

763 Orang Terinfeksi, Berikut Cerita WNI di Pusat Wabah Corona Korea Selatan

Baca di App
Lihat Foto
Jung Yeon-je / AFP
Pejalan kaki yang mengenakan masker di distrik perbelanjaan Dongseongro di kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Daegu menjadi salah satu kota selain Cheongdo yang dijadikan oleh Pemerintah Korea Selatan sebagai tempat karantina atau "zona perawatan khusus" untuk pasien yang terjangkit virus corona. 

Pekerja migran asal Indonesia di Daegu, kawasan selatan Korea Selatan menceritakan tentang aktivitas mereka di sana akibat wabah virus corona.

Melansir Antara (24/2/2020), dua pekerja migran asal Indonesia mengaku, masih harus bekerja meski kota tersebut telah menjadi pusat penyebaran utama virus corona.

Seorang pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di produsen plastik di Daegu, Erik Priana menceritakan, pada umumnya para pekerja di kota tersebut tinggal di asrama dekat pabrik yang disediakan oleh perusahaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sehingga kontak dengan penduduk kota yang meningkatkan risiko corona bisa diminimalkan," katanya kepada Antara pada Minggu (23/2/2020) malam. 

Baca juga: 80 Persen Kasus Virus Corona Terbaru di Korea Selatan dari Kota Daegu

Menurutnya, banyak pimpinan pabrik di Daegu yang meminta para pekerja untuk tidak keluar dari asrama dan mengunjungi pusat kota selama satu bulan terakhir.

Perusahaan tempat Erik bekerja bahkan menyediakan layanan titip belanja kepada para pekerja yang membutuhkan bahan makanan.

Namun, dia sempat "mencuri waktu" untuk mengunjungi pusat kota pada akhir pekan itu.

Dalam pantauannya, sudut-sudut yang biasa ramai kini sepi, toko-toko tutup sementara dan apotek tidak beroperasi.

"Restoran-restoran Indonesia di sini sangat berkurang pengunjungnya," kata dia.

Baca juga: Virus Corona di Daegu, Berikut Kontak dan Informasi Penting bagi Wisatawan Indonesia

Upah turun akibat virus corona

Selain masih harus bekerja, pekerja migran Indonesia harus kehilangan sebagian penghasilan mereka. Sebab, banyak produk pabrik dari Daegu tidak bisa diekspor karena kekhawatiran dunia internasional terhadap wabah corona.

"Karena pesanan berkurang, maka jam kerja juga berkurang. Upah pun turun tajam," kata dia.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Daffi Syahputra yang sudah bekerja selama hampir tiga tahun untuk produsen knalpot pemasok Hyundai di Daegu.

Daffi masih harus bekerja pada Senin.

"Selama ini saya hanya keluar kos untuk berangkat kerja dan keperluan mendesak," kata dia.

Baca juga: Korea Selatan Jadi Pusat Virus Corona Terbesar di Luar China

Pria berusia 23 tahun tersebut mengungkapkan, pabrik-pabrik di Daegu memang memberikan perhatian lebih terhadap virus corona lantaran menyangkut keselamatan bisnis mereka.

Jika ada satu saja buruh yang terindikasi terjangkit virus corona, maka pabrik tempat dia bekerja harus berhenti beroperasi selama satu pekan untuk disterilkan.

"Tentu saja pabrik rugi," ujar Daffi.

Selama tiga hari terakhir jumlah pasien virus corona di Daegu mengalami lonjakan signifikan. Dalam hitungan hari, ratusan pasien baru yang positif terjangkit virus corona bermunculan.

Hingga Senin (24/2/2020) pagi waktu setempat, pasien wabah corona di seluruh Korea Selatan bertambah 161 orang dari hari sebelumnya menjadi 763 kasus.

Semua tambahan kasus tersebut berasal dari Daegu.

Baca juga: Mengenal Kota Daegu, Tempat Sebagian Besar Kasus Corona di Korea Selatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi